Hoofdstuk 41 : Lanzo, broer?

57 7 2
                                    

"Aku sangat lelah satu harian ini." ucap Leo sambil menjatuhkan dirinya di kasur yang empuk. Anna menoleh kepadanya. "Apa urusan kerajaan belum selesai juga?" tanya Anna. "Kurang lebih begitu." jawab Leo.

"Kalau begitu kau bisa tidur duluan." ucap Anna. Leo melirik wanita itu. "Apa maksudmu? Tentu saja tidak boleh." balas Leo kemudian menarik tangan wanita itu sehingga tubuh Anna terhempas begitu saja di dalam pelukan Leo.

"Leo! Aku belum mandi!" omel Anna. "Untuk apa mandi? Kau masih sangat wangi." jawab Leo. "Tentu saja karena aku bukan orang yang jorok sepertimu!" jawab Anna sedikit kesal. "Lepaskan, Leo..." sambungnya.

"Ada syaratnya." ucap Leo sambil tersenyum kecil.

"Apa?"

"Kau harus mandi bersamaku." bisik Leo tepat di telinga wanita itu.

Anna terdiam seketika. Leo sudah tersenyum dibelakangnya. Satu detik kemudian Leo bangkit berdiri dan menggendong tubuh wanita itu. "Leo, turunkan aku!! Baiklah, aku akan mandi besok pagi saja. Aku masih wangi." ucap Anna meronta-ronta.

"Sshhh.... kita harus bersih, Anna. Kau harus mandi, aku akan memandikanmu." goda Leo kemudian membawanya ke dalam kamar mandi.

"Astaga Leo bukannya kita baru melakukannya 2 hari yang lalu kalau aku tidak hilang ingatan?" omel Anna karena Leo menggodanya dibawah sana.

Leo menghimpit wanita itu ke dinding kamar mandi dan berkata, "Dua hari sekali sangat tidak cukup bagiku...Anna. Dan bagaimana aku bisa menahannya lagi, aku tidak sanggup." ucap lelaki itu serak dengan kedua tangannya yang menelusuri dada wanita itu.

Leo melumat bibir Anna dan kemudian menggigit bibirnya. Detik selanjutnya ia menghentakkan dirinya ke dalam diri wanita itu. "Astaga, kau sudah sangat basah untukku sayang." ucap Leo dengan nafasnya yang tidak beraturan.

Anna semakin mendekatkan pelukannya terhadap lelaki itu dan mengerang, "Lebih dalam Leo, aku menginginkanmu sepenuhnya." ucap wanita itu geram.

Leo sempat tersenyum mendengar wanita itu mengaku menginginkan dirinya. "Aku tidak dapat mendengarmu, Anna." ucap Leo mengerjainya.

"Fuck me harder, please.." pinta Anna sambil melumat bibir Leo. "Oh yes, I will." balas Leo sambil tersenyum penuh kemenangan.

***

"Lanzo, kita perlu bicara." ajak Leo. Lanzo langsung menoleh kepadanya. Lanzo masih belum mengatakan apa-apa. "Aku sudah menemukan dia." ucap Leo yang membuat Lanzo semakin mendekat kepada Leo.

Lanzo masih tampak sedikit bingung tanpa mengatakan sepatah kata pun. "Dia?" tanya Lanzo. Leo mengangguk. "Adikmu." jawabnya.

Lanzo menatap Leo dengan tatapan seriusnya. "Apa aku tidak salah dengar?" tanya Lanzo.

"Kau bahkan sudah bertemu dengannya beberapa kali, Lanzo." jawab Leo. Lanzo mengerutkan kedua alisnya. "Siapa?" tanya lelaki itu.

"Gadis yang memecahkan gelas Lionelle, itu dia. Kenapa kau bodoh sekali?" tanya Leo. Lanzo berubah menjadi serius seketika. "Kau yakin? Apa kau sudah menyelidikinya dengan jelas?" tanya Lanzo. "Ya, itu memang dia." jawab Leo.

"Sebentar lagi aku akan menyambut dia bersama kita." ucap Leo. "Tidak. Tidak boleh." potong Lanzo cepat.

"Kenapa? Apa kau ingin adikmu menjadi pelayan, begitu? Lagipula dia adalah anak Ibumu." balas Leo. "Aku akan mengurusnya sendiri, Leo. Lagipula tidak ada alasan baginya untuk tinggal di kerajaan ini walaupun sekarang ia tinggal disini sebagai seorang pelayan." jawab Lanzo.

"Apa yang salah dengan itu? Toh juga dia adikmu." ucap Leo.

"Dia adikku, tetapi dia tidak memiliki hak disini. Tidak ada darah Ayah mengalir didalam tubuhnya." jawab Lanzo.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora