Hoofdstuk 17 : Goede Nacht

101 6 0
                                    

Anna menoleh kemudian mendekati lelaki itu. Wanita itu tersenyum aneh kemudian membuka mulutnya, "Ya kau adalah suamiku dan sebagai tambahan, aku hanya merasa aneh bila kau melihat ku telanjang atau pun melakukan hubungan suami istri." ucap wanita itu sambil tertawa rendah.

Leo mengerutkan keningnya. "Hubungan suami istri? Hubungan yang bagaimana?" tanya Leo.

"Ya kau tahu, seks." jawab Anna blak-blakan.

"Ada kata halusnya. Namanya bercinta, kalau kau tidak tahu." sambung Leo dengan aneh.

Anna mengangguk sekali. "Ya, tentu saja aku tahu." jawab wanita itu.

"Tetapi kembali pada titik awal, aku hanya merasa aneh dengan hal-hal yang berhubungan tentang seksual diantara kita berdua." ucap Anna.

Leo terheran. "Well, memang kita tidak pernah melakukan hal-hal itu sebelumnya, tetapi apa anehnya? Kukira kau sering pergi ke klub malam. Kau tahu, bukan bermaksud untuk menyindir, tetapi tidak mungkin orang sepertimu menganggap hal-hal seperti itu aneh, bukan? Kau bahkan adalah orang yang sangat sensual disaat pertama kali aku melihatmu." ucap Leo panjang lebar.

"Ya, biar aku memperbaikinya lagi. Walaupun aku orang yang sensual, bukan berarti aku adalah seorang ahli. Dan kesensualanku hanyalah candaan, kau tahu? Juga, um aku hanya merasa itu aneh karena kembali lagi pada titik awal, kita menikah bukan karena saling menyukai." jawab Anna sambil tersenyum sedikit aneh.

Leo terdiam sejenak kemudian ia mengangguk beberapa kali.

"Alasan yang lumayan logis. Kau benar juga, aku tidak ingat kalau pernikahan ini bukan niat kita berdua." sambung Leo.

"Jadi... sudah bisakah kau keluar sebentar saja?" tanya Anna.

"Tentu, tetapi ini lebih terasa seperti aku diusir didalam istanaku sendiri." canda Leo.

"Ugh, ayolah. Hanya sebentar. Setidaknya kita harus menjaga zona nyaman kita, bukan?" ucap Anna. Leo terdiam sejenak untuk berpikir. Kemudian lelaki itu membuka mulutnya dan berkata, "Well, aku merasa sangat nyaman jika kau tidak menyuruhku untuk keluar dari kamarku sendiri." canda lelaki itu.

Leo tertawa kemudian ia berkata, "Baiklah, tidak perlu seserius itu. Aku akan keluar. Waktumu hanya 15 menit, tidak kurang ataupun lebih. Setuju?" tanya Leo.

"Setuju." jawab Anna.

***

Ketika 15 menit telah berlalu dan Leo masuk kembali ke dalam kamar, ia sudah melihat Anna memakai baju tidurnya yang tak lain adalah sepasang piyama.

Leo tertawa melihat wanita itu dengan baju tidurnya yang aneh itu.

"Apa yang lucu sehingga kau tertawa?" tanya Anna aneh. Leo menoleh. "Tidak ada. Hanya saja baju tidurmu terlalu mencolok mata." jawab Leo.

Kemudian lelaki itu membuka lemari pakaian, dan ia membuka begitu saja kemeja hitamnya yang tadi ia pakai. Dan Anna dapat melihat dengan jelas punggungnya yang berotot, bahu lelaki itu yang lebar.

Leo mengganti kemeja yang sudah kotor itu dengan kemeja putih yang tampak lebih santai.  Kemudian lelaki itu berbalik sebelum siap mengancing semua kancing kemejanya sehingga Anna masih bisa melihat perutnya yang berotot.

Lalu Anna bertanya padanya, "Kenapa kau tidak mengganti celanamu? Bukankah itu celana yang tadi?" tanya Anna. Leo menoleh.

"Aku hanya masih menghormati kedua matamu. Atau apa kau tidak keberatan aku mengganti celana disini?" tanya Leo.

"Bukankah kau bisa menggantinya di dalam toilet?" sambung Anna.

"Tidak. Toilet terlalu pengap bagiku." jawab Leo singkat.

"Um, aku rasa tidak usah diganti." ucap Anna.

"Baik." jawab lelaki itu singkat kemudian menuju ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya yang kekar itu tepat disebelah Anna.

"Sudah lama rasanya kau tidak tidur disini." ucap Leo seketika. "Ya, bukankah waktu itu aku tidur sekamar dengan Nebula." jawab Anna.

"Ternyata tidur denganmu terasa lebih nyaman, walaupun pada awalnya aku tidak pernah suka tidur dengan orang lain." ucap Leo.

"Tidak pernah? Sekalipun?" tanya Anna tidak percaya.

"Hm, memangnya apa yang hebat tentang itu?" tanya Leo balik.

"Lalu bagaimana jika kau melakukan seks dengan para gadis? Apa kau tidak tidur dengan mereka?" tanya Anna dengan tampang freak out.

Leo tertawa. "Tidak. Untuk apa aku tidur dengan mereka? Tidak terasa nyaman sama sekali. Tujuanku membayar mereka untuk seks, bukan? Bukan untuk menemaniku tidur sepanjang malam." jawab Leo.

"Tak bisa disangka." komentar Anna.

"Kenapa? Memangnya bagaimana denganmu? Kalau kau melakukan seks kau tidur dengan mereka?" tanya Leo balik.

Anna sempat terdiam, kemudian dengan gugup ia menjawab, "Y-Ya! Tentu saja ya!" jawab wanita itu menggebu-gebu.

Leo mengerutkan keningnya. "Begitu rupanya." jawab lelaki itu.

Entah apa yang ada di pikiran Leo, tetapi tiba-tiba pemikiran itu melekat di dalam otaknya.

"Kau tahu? Untuk beberapa alasan aku lebih suka melakukan seks dengan mereka yang berpengalaman." ucap Leo seketika. Anna menoleh.

"Yang berpengalaman?" ucap Anna mengulangi.

"Ya. Maksudku yang sudah tidak perawan, dan yang sudah sering melakukannya. Dengan begitu keadaannya tidak akan terlalu menegangkan dan aneh." jawab Leo.

"Lalu bagaimana jika lawanmu yang perawan?" tanya Anna.

"Oh, tidak. Aku belum pernah melakukan seks dengan seorang gadis perawan. Tidak sekalipun." jawab Leo.

Anna terdiam sejenak kemudian ia menghembuskan nafasnya.

Tiba-tiba Leo menoleh padanya. "Bagaimana denganmu? Apa kau seorang perawan atau tidak?" tanya Leo. Anna menatapnya dengan ekspresi freak out.

Leo tertawa seketika. "Tentu saja kau bukan seorang perawan, kan?" ucap lelaki itu mengelabuhi pikiran wanita itu.

"Tidak. Sebenarnya, aku seorang perawan." jawab gadis itu jujur.

Leo mengetahuinya. Untunglah triknya berhasil mengelabuhi pemikiran wanita itu sehingga ia jujur padanya, batin Leo.

"Bagaimana bisa? Kau bahkan terlihat sangat liar ketika kita pertama kali bertemu." ucap Leo.

"Terlihat liar bukan berarti aku seorang perawan atau tidak." komentar Anna.

"Benar juga. Kau pintar." sambung Leo.

"Karena kau sudah tahu, aku akan mengatakannya sekarang juga, kurasa. Aku akan sangat menghormatimu dan pernikahan yang terpaksa ini jika kau menghormatiku juga. Maksudku, kau tahu, aku tidak akan melakukan hubungan seks denganmu." ucap Anna.

Leo menatap wanita itu. "Tentu. Aku bisa memaklumkan hal itu." jawab Leo.

"Well, itu akan sangat bagus. Dengan begitu aku bisa merasa nyaman dengan pernikahan ini, Leo." sambung Anna sambil menoleh.

"Tentu. Jangan khawatir. Aku akan menghormati keinginanmu." jawab Leo.

"Terima kasih. Sebagai gantinya, kau boleh memuaskan kebutuhanmu sebagai seorang pria dengan gadis manapun. Aku tidak akan melarangmu. Ini benar-benar tulus." ucap Anna.

Leo menoleh dengan tatapan heran pada wanita itu. "Tidak perlu. Aku tidak akan bercinta bersama siapapun. Aku sedang tidak ingin." jawab Leo aneh.

"Tetapi pasti pada suatu saat kau akan menginginkannya." balas Anna.

Leo tersenyum. "Well, kita bisa melihat tentang itu nanti. Selemat tidur, Anna." ucap Leo.

"Selamat tidur, Leo."

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now