Hoofdstuk 34 : Mijn Eigen Manier

112 7 9
                                    

Anna tidak tahu lagi apa yang harus ia perbuat sekarang. Ia sangat yakin wajahnya sudah semerah tomat sekarang juga ditengah semua orang ini! Astaga! Kenapa juga Leo tiba-tiba berlagak seperti orang sinting tak ada angin dan hujan yang melanda?? batin Anna heran.

Dengan wajah murung dan kesalnya bercampur aduk, Anna kembali duduk dan begitu juga dengan Leo yang segera menyusul duduk disebelahnya.

Leo menatapi wanita itu dan benar saja, ia tampak sangat-sangat kesal dengan ekspresi datarnya.

"Bukankah seharusnya kau memasang ekspresi senang atas jawabanku?" tanya Leo dengan suara rendahnya.

Wanita itu tampak tidak mau menoleh pada Leo, dan ia tidak menjawabnya.

"Seharusnya kau senang, bukankah itu yang kau mau?" sambung Leo dengan suaranya yang tak kalah dingin.

Detik kemudian, wanita itu menoleh pada Leo sambil memasang senyuman mautnya dan berkata dengan anggun, "Tentu saja, aku senang melihat betapa murkanya kekasihmu sekarang. Tetapi tetap saja, apa arti sebuah ciuman yang tak seberapa?" sindir Anna halus sambil tersenyum kepada lelaki itu.

Leo mengeraskan rahangnya, dan jawaban itu sukses membuat amarah Leo naik seketika. Detik selanjutnya Leo merampas pergelangan tangan wanita itu dengan kasar, dan itu membuat Anna tersenyum kepadanya.

"Kau sedang mencobaiku sekarang?" ucap Leo dengan suara seraknya sambil menatap wanita itu dengan tatapan dinginnya.

Anna melepaskan genggaman tangan Leo dari tangannya dengan perlahan, kemudian ia membelai pipi Leo dengan pelan dan ia berbisik, "Aku sangat menikmati ini, tetapi aku takut nanti kekasihmu akan cemburu, bukankah itu sangat menyedihkan?" bisik Anna tepat ditelinga Leo.

"Persetan dengan siapa kekasih siapa," potong Leo secepat kilat.

"Jika kau marah-marah begini, kesehatanmu akan terganggu, Yang Mulia." bisik Anna sambil tersenyum.

"Jangan bertindak seperti seolah-olah kau bahkan peduli dengan kesehatanku, Anna." balas Leo geram.

"Oh, tentu saja aku peduli, sayang." bisik Anna kemudian mengecup pelan bibir lelaki itu sambil tersenyum.

Setelah itu, Leo hanya duduk sambil menghembuskan nafasnya kasar. Sesekali ia melihat Lionelle yang sekarang tengah tertawa dengan wanita itu, Anna, dan ia mengeraskan rahangnya.

Wanita itu benar-benar menyukai Lionelle?? batinnya tak habis pikir.

Dasar wanita bodoh, rutuk Leo dalam hatinya.

Detik selanjutnya, Laila menghampiri Leo dan berkata, "Apa yang tengah dilakukan oleh Sang Ratu? Bergaul dengan Para Pangeran? Bukankah itu terkesan sedikit menyimpang?" ucap Laila yang membuat rahang Leo mengeras.

"Apa yang tengah kau lakukan juga?" balas Leo sambil menatap dingin wanita itu.

"Kenapa kau berusaha menggoda seorang Raja yang sudah beristri?" sambung Leo dingin. Laila tersenyum miring, kemudian berkata, "Tentu saja, karena dulunya aku yang seharusnya berada di posisi itu." jawab Laila.

"Sayangnya ini bukan dulu. Dan aku tidak memiliki niat untuk menyimpang seperti yang kau katakan." balas Leo tepat sasaran.

***

"Kau berusaha menyembunyikan sesuatu dariku, Lanzo." ucap Leo dengan tatapan dinginnya.

Lanzo tersenyum miring dan menjawab, "Kau salah paham. Tidak ada yang perlu kusembunyikan darimu, Kak." jawab Lanzo sambil tersenyum miring.

"Benarkah begitu?" balas Leo sambil menaikkan salah satu alisnya.

Lanzo masih menunjukkan seringainya.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now