Hoofdstuk 23 : Het Spel

91 6 0
                                    

Wanita itu dapat merasakan jantungnya yang seakan-akan berhenti bekerja selama beberapa saat ketika mendengar perkataan itu. Seakan-akan dunianya terbalik. Ia menatap lelaki itu yang tengah tertawa dan tersenyum.

Ini pertama kalinya ia melihat Leo tertawa dan tersenyum seperti itu. Jantungnya berdegup dengan sangat kencang, dan jika keadaan ini berlangsung lebih lama lagi ia rasa ia benar-benar berada dalam bahaya.

Tidak mungkin baginya untuk menyukai Leo. Karena ia tahu Laila adalah sesuatu bagi Leo. Walaupun lelaki itu mengatakan ia tidak menyukai Laila, tetapi lelaki itu bisa saja berbohong.

Sekarang, ia melihat Leo yang memperlakukannya dengan sangat baik, bagaimana ia akan menahan dirinya agar tidak jatuh cinta pada lelaki ini? batinnya.

Kemudian Anna tersenyum gugup dan berkata, "K-Kalau begitu aku akan ke kamar sebentar." ucap Anna gugup. Sebelum wanita itu hendak melangkah, Leo menarik tangannya kemudian berkata, "Ke kamar? Kenapa tidak sebentar lagi? Aku akan menemanimu juga." ucap Leo.

Anna yang merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh lelaki itu merasa terkejut. Leo yang sadar akan hal itu dengan canggung melepaskan genggamannya. "Maksudku pesta nya belum selesai. Bagaimana kalau sebentar lagi?" ucap Leo.

"Ah, tentu." jawab Anna.

"Ngomong-ngomong, apa tadi Lionelle menganggumu? Tidak, bukan? Katakan kepadaku jika ia membuatmu kesal, aku akan langsung menghajar anak itu." ucap Leo.

"Tidak, kok. Leon mengantarku kesini dengan baik." jawab Anna.

"Aku senang mendengarnya." komentar Leo. "Dan juga, aku minta maaf tadi karena meninggalkanmu. Sungguh. Untung Lionelle berada disana menjemputmu." ucap Leo.

"Tidak masalah. Jangan hiraukan." balas Anna.

"Aku akan menggantinya dengan kencan kedua kita. Kapan kau memiliki waktu?" tanya Leo sambil tersenyum.

Anna terdiam sejenak sambil menatapnya. "Sepertinya besok aku sibuk." jawab Anna sambil menatapnya. Leo menaikkan kedua alisnya. "Oh, benarkah? Apa yang akan kau lakukan besok?" tanya Leo.

"Hanya mengurus beberapa hal." jawab Anna.

"Beberapa hal? Um kalau begitu bagaimana dengan lusa?" tanya Leo.

"Lusa aku juga sibuk." jawab Anna.

"Mengurus beberapa hal?" sambung Leo.

"Kurang lebih seperti itu." jawab Anna.

Leo mengerutkan keningnya. "Lalu kapan kau memiliki waktu, Putri Anna?" tanya Leo sambil menggodanya.

Anna terdiam sejenak. "Aku tidak tahu pasti. Lagipula kencannya tidak terlalu penting. Tanpa kita kencan, kita juga bertemu setiap hari." ucap Anna sambil tersenyum kaku.

Leo menatapnya. "Ya sebenarnya tidak terlalu penting. Tetapi aku ingin lebih mengenalmu." ucap Leo lebih serius.

"Aku sudah menjadi istrimu. Kenapa kau ingin lebih mengenalku?" tanya Anna bercanda sambil tertawa.

"Kau memang istriku, tetapi aku belum mengenalmu. Dan kau belum mengenalku. Bukankah aku benar?" ucap Leo.

"Ya, tetapi tidak ada gunanya. Lagipula pernikahan ini bukan sungguhan, bukan?" balas Anna.

Leo menatapnya dan terdiam sejenak kemudian lelaki itu tersenyum dan berkata, "Benar juga." jawabnya singkat kemudian lelaki itu tersenyum lagi dan berkata, "Ayo kita pergi. Kau ingin ke kamar, bukan? Biar saja mereka yang menikmati pestanya." ajak Leo kemudian mereka berdua berlalu.

Sesampainya di kamar, Anna langsung menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur mereka yang empuk. "Kau tidak mandi dan berganti pakaian?" tanya Leo.

"Tidak. Hari ini adalah hari yang melelahkan." jawab wanita itu.

"Begitu rupanya. Langsung tidur?" tanya Leo.

"Lebih baik jika begitu. Tapi sayangnya kedua mataku tidak mau bekerja sama." jawab Anna.

Leo tertawa. "Ingin aku membantumu?" tanya Leo sambil tersenyum dan menghampirinya.

"Membantuku? Membuatku tidur?" balas Anna. Leo mengangguk.

"Memangnya bisa?" sambung Anna. Lelaki itu mengangguk sekali lagi kemudian naik ke tempat tidur.

Anna menatapnya dan kemudian detik selanjutnya lelaki itu mengelus-elus rambut panjangnya dengan perlahan dan lembut. Anna masih saja menatapnya. Kedua mata mereka saling bertatapan. "Tidak perlu dengan segininya juga." komentar Anna pelan.

Setelah beberapa detik, lelaki itu membuka mulutnya dan berkata, "Rambutmu sangat halus." ucap Leo dengan suara rendah. Kemudian lama kelamaan sentuhan lelaki itu turun pada keningnya, kemudian matanya. "Matamu sangat cantik." ucap Leo.

Setelah itu ia menyentuh hidung wanita itu dan turun kepada bibirnya. "Bibirmu... aku tidak tahu bagaimana rasanya." ucap lelaki itu sambil menatapnya.

Anna dapat merasakan jantungnya berpacu dengan sangat cepat jauh didalam sana.

"Biarkan aku merasakannya." ucap lelaki itu pelan dan rendah, sebelum akhirnya ia mendekatkan wajahnya pada Anna dan melumat bibir gadis itu dengan perlahan.

Hingga sampai 7 detik lamanya, ciuman itu terhenti dan Anna masih terdiam. Sementara Leo tampak bingung dengan nafasnya yang sudah tak beraturan.

"Ternyata rasanya sangat manis. Selamat malam, Anna." ucap lelaki itu sambil tersenyum kemudian berbalik memunggungi wanita itu.

***

"Kami semua sudah menunggu kalian, pengantin baru." ucap Lionelle sambil tersenyum kepada Leo dan Anna.

"Masih dengan gelas favoritmu, Lionelle? Sebentar lagi gelas itu akan hilang dari dunia ini." balas Leo.

Sementara Laila tiada hentinya memerhatikan Leo dan Anna. "Ayo Anna." ajak Leo. Anna tampak mengangguk. "Leo, kau akan duduk disebelahku kan?" ucap Laila seketika yang membuat semua orang menoleh pada Laila.

Kecuali Anna. Wanita itu menoleh pada Leo. Dan Leo menoleh padanya. Anna tampak tersenyum seketika kemudian ia berkata kepada Leo, "Itu hal yang bagus." katanya.

"Aku rasa tidak, Laila. Sekarang aku sudah memiliki Anna ku. Aku takut dia akan marah bila aku duduk disampingmu." tolak Leo sambil tertawa. Dan Anna dapat merasakan Lionelle yang tengah menatapnya.

"Sayang sekali ya, kukira kau bukanlah orang yang pencemburu, Anna." ucap Laila.

"Kak." panggil Nebula memperingati.

"Hentikan itu, Laila." ucap Lionelle sedikit kesal. Lanzo menoleh pada Lionelle yang duduk tepat disebelahnya kemudian tersenyum miring pada Lionelle.

Anna tersenyum kemudian berkata, "Benarkah? Terkadang kau tidak tahu bagaimana sifat seseorang. Aku tidak bermaksud untuk kasar tetapi kau sudah duduk di sebelah Lionelle. Dan Lanzo juga berada disebelah Lionelle. Tidakkah itu cukup? Apakah kau perlu Leo duduk disebelah kirimu juga?" ucap Anna sambil tersenyum mematikan.

Laila tertawa. "Bolehkah?" balas wanita itu yang membuat Anna sedikit jengkel. "Tentu saja boleh. Kau bisa duduk disebelahnya Leo. Aku rasa seleramu sedikit unik, Laila. Suka dengan banyak pria sekaligus. Bisa dikatakan sedikit egois." sindir Anna sambil tertawa rendah.

Kemudian detik selanjutnya Anna langsung menarik kursinya disebelah Nebula, yang berhadapan dengan Laila, Lionelle, dan Lanzo.

"Lebih baik jika aku duduk disini denganmu, Nebula." ucap Anna sambil tersenyum. "Tentu." jawab Nebula antusias.

Sementara Leo masih saja berdiri. "Leo dimana kau akan duduk?" tanya Lanzo sambil tersenyum. "Kau bisa duduk disini, Leo." ucap Laila sambil menunjuk kursi yang berada disebelahnya.

Leo masih terdiam. Kemudian Lionelle bangkit dari duduknya dan berkata, "Kau membuatku tidak berselera, Laila. Berhentilah berusaha terlalu keras. Kau terlihat sangat murahan sekarang." sindir Lionelle. Lanzo langsung menahan tangan Lionelle dan memberinya isyarat untuk duduk. Tetapi Lionelle membantahnya dan berlalu.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant