Hoofdstuk 3 : Jou Plagen

180 11 1
                                    

Memang sejak seorang Leonardo lahir ke bumi ini, ia tidak pernah sekalipun bangun lewat dari jam 7 pagi. Leo mulai membersihkan dirinya dan berpakaian formal, berhubungan dengan perjodohan sial yang akan dihadirinya jam 10 nanti.

Ia memakai jas yang tampak begitu pas dengan tubuhnya. Tetapi ia tidak memakai dasi. Entah kenapa, menurut pemikiran Leo memakai dasi hanyalah membuat penampilannya tampak jelek dan aneh. Seperti dasi tidak cocok saja untuknya. Tak lupa ia membuka dua kancing teratas kemeja putihnya. Itu sudah seperti kebiasaan bagi seorang Leonardo Silvijn Vladxeoun.

 Itu sudah seperti kebiasaan bagi seorang Leonardo Silvijn Vladxeoun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah ia tampak benar-benar siap, ia keluar dari kamarnya. Tetap dengan perawakan dinginnya, ia berjalan dengan tegap dan berkelas, sangat pas seperti layaknya seorang Pangeran.

Leo merasakan tangan yang akrab merangkulnya dengan sangat santai dari belakang, ia tidak perlu menoleh, ia tahu itu adalah Lionelle.

"Apa kau sesemangat itu untuk perjodohanmu?" tanya Lionelle yang tampaknya sangat senang melihat Leo menderita.

Leo menatapnya dengan sinis. "Bagaimana harimu dengan Nebula? Menyenangkan? Tidak mungkin kau kehilangan kendali kemudian memerkosa sepupumu sendiri, kan?" balas Leo tepat sasaran dengan suaranya yang tak kalah dingin.

Detik kemudian wajah adiknya itu berubah menjadi seperti jeruk nipis. Ia cemberut dan tampak kesal. Memang segala hal yang berkaitan dengan Nebula selalu sukses membuat emosi adiknya itu naik turun dalam sekejap. Nebula, terima kasih, batin Leo.

"Ck. Sudah berapa kali kukatakan aku tidak menyukai Nebula? Mendengar namanya saja membuat semua tubuhku risih. Aku benar-benar anti terhadap gadis yang satu itu." balas Lionelle dengan kesal.

"Bukan urusanku." komentar Leo dingin. "Leo, apa kau ingin kubantu melarikan diri dari perjodohan ini?" tawar Lionelle yang tampak tersenyum seperti iblis.

Leo menoleh dingin. "Apa aku tampak sepertimu yang pengecut dan selalu bersembunyi dibelakangku? Hentikan itu, Lionelle. Aku memiliki caraku sendiri dalam perjodohanku. Dan aku tidak perlu bantuanmu." jawab Leo kemudian berlalu.

***

10.00

Leo berjalan menuju ruang tamu mereka yang khusus untuk tamu-tamu Ayah. Ia rasa rekan bisnis Ayahnya itu sudah berada didalam ruangan itu beserta putrinya, yang akan dijodohkan dengan Leo secara percuma-cuma.

Leo berdiri tepat di depan pintu ini, kemudian kedua orang pengawal segera membuka pintu itu untuknya dan menunduk kepadanya sembari mengatakan, "Pangeran Leo, Yang Mulia sudah menunggu kedatangan anda didalam." ucap mereka yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Leo.

Dengan aura dingin dan angkuhnya, Leo memasuki ruangan itu dan melihat Ayahnya, serta seorang pria yang bisa dibilang seumuran dengan Ayahnya duduk hadap-hadapan. Leo melihat ke sekelilingnya, dan ia belum menemukan keberadaan putri pria tua itu. Ia merasa sedikit lega.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now