Hoofdstuk 22 : Lionelle's Gevoelens

99 6 0
                                    

Anna menatap Lionelle tanpa mengatakan apapun selama beberapa detik. Kemudian detik selanjutnya ia memukul kening lelaki itu pelan. "Apa kau sudah gila? Aku tidak mungkin melakukan itu." jawab Anna sambil tersenyum kemudian tertawa.

Tetapi Lionelle tampak tidak tersenyum. Lelaki itu terdiam beberapa saat. "Kenapa tidak mungkin?" tanya Lionelle.

"Karena itu tidak benar." jawab Anna sambil tersenyum. "Apa kau tidak melihatnya? Leo juga sudah melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan ketika ia sudah memiliki seorang istri." ucap Lionelle.

Anna tersenyum. "Leo melakukan itu hanya karena ia peduli terhadap Laila sebagai sepupunya. Sama dengan yang kau lakukan terhadap Nebula. Aku tahu itu. Aku percaya padanya." ucap Anna.

"Lalu bagaimana jika nyatanya tidak begitu? Aku mengenal Leo, Anna. Bahkan dia meninggalkanmu sendiri demi menjemput Laila. Tidakkah itu sudah sangat jelas? Jangan berusaha menyangkal kesalahan Leo lagi padaku." balas Lionelle.

"Kalaupun Leo melakukan itu, aku akan membiarkannya. Itu bukan urusanku, Lionelle. Berhentilah berusaha terlalu keras." jawab Anna.

"Aku hanya ingin memastikan kau tidak terganggu dengan mereka berdua. Bila aku melihat itu terjadi, aku akan menjadi penengah bagi kau dan Leo, tidak peduli apapun yang kau katakan kepadaku. Ingat itu baik-baik. Bila aku melihatmu terganggu dengan Leo dan Laila, itu artinya kau memperbolehkanku menjadi penengah. Jadi jangan tersakiti oleh mereka." ucap Lionelle.

Anna masih saja terdiam. Sedetik kemudian ia membuka mulutnya dan berkata, "Ayo kita pulang. Aku sangat lelah dan mungkin dengan begitu kau akan melihat Nebula dan kau akan kembali seperti dulu." ajak Anna.

Lionelle menoleh padanya. "Jangan bercanda. Sudah kubilang aku tidak menyukai Nebula." jawab Lionelle sedikit kesal.

***

Suasana sangat meriah di dalam istana akibat kedatangan Laila. Bahkan Lane juga menyambutnya dengan mengadakan pesta makan malam yang meriah.

"Semuanya berada disini kecuali Anastasia." ucap Lane terheran. Lanzo melihat ke sekelilingnya. "Dan Lionelle." sambung Lanzo. Lane mengangguk-angguk. "Kemana kedua orang itu?" tanya Lane.

Leo menoleh dan berkata, "Anna tadi bersamaku, sebentar lagi pasti dia akan segera pulang." ucap Leo.

"Oh, begitulah? Baguslah. Laila, ketika Anna datang kau harus menyapa anak itu. Dia anak yang baik." ucap Lane.

"Tentu saja paman. Aku tidak bersabar melihat istri Leo." jawab Laila sambil tersenyum.

Sedetik kemudian, tampak Anna yang melangkah mendekati mereka, dan dibelakangnya ia diikuti oleh Lionelle.

Semua orang yang berada disitu melihat mereka berdua. "Oh, kalian berdua pulang bersama?" tanya Lane.

Anna tersenyum. "Tentu saja, tadi Leo meninggalkan-"

"Ah iya, tentu saja. Tadi sewaktu aku ingin balik, aku tak sengaja bertemu dengan Lionelle dan ia dengan baiknya menawarkan tumpangan padaku." potong Anna secepat kilat.

"Begitu rupanya. Lionelle kau semakin dewasa, nak." balas Lane sambil tersenyum.

Sementara Anna, ia dapat melihat seorang wanita disebelah Leo yang merupakan Laila. Wanita itu menatapnya. Anna langsung menghampiri Laila dan berkata, "Senang bertemu denganmu, namaku Anna." ucap Anna sambil tersenyum.

"Tentu Anna." jawab Laila singkat.

Leo yang disebelah Laila tampak tengah memerhatikan Anna. "Kenapa kau pulang lama sekali?" tanya Leo sambil tersenyum. "Tadi aku pergi ke suatu tempat." jawab Anna berbohong.

"Oh, begitu rupanya." balas Leo.

Sementara di sisi lain, Lanzo yang tengah menatap Lionelle, langsung tersenyum miring kemudian berbisik kepada Lionelle, "Kurasa ada yang perlu kita bicarakan, Lionelle." bisiknya sambil tersenyum.

Setelah itu mereka berdua pergi sebentar ke dalam kamar Lanzo. Kemudian Lanzo mengunci pintunya. Sementara Lionelle yang tampak tidak tenang duduk di ujung tempat tidur.

Lanzo menghampirinya kemudian berkata, "Apa yang terjadi diantara kau dan Anna?" tanya Lanzo sambil tersenyum miring.

Lionelle terdiam sejenak. "Tidak ada." jawabnya singkat.

"Kau tahu jika kau ingin berbohong, aku bukanlah orang yang tepat untuk menjadi targetmu." balas Lanzo.

"Katakan kepadaku, Lionelle. Apa yang telah kau lakukan?" tanya Lanzo kedua kalinya.

"Aku tidak melakukan apapun." jawabnya.

Lanzo menatapnya. "Lanzo, aku ingin kau menjadi satu-satunya orang yang tahu. Aku harap aku bisa memercayaimu. Aku tidak menyukai Nebula. Aku tidak pernah menyukainya. Aku-"

Lanzo duduk di sebelah Lionelle. "Jangan Lionelle. Jangan membuat hal menjadi rumit." potong Lanzo cepat.

Lionelle tampak sedikit kesal. "Hal ini sudah rumit sejak mereka berdua berpura-pura menikah dihadapan dunia. Mereka seharusnya tidak menikah jika akan serumit ini. Dan Leo, kau pasti tahu Leo akan kembali lagi kepada Laila." balas Lionelle.

"Leo bisa saja memiliki perasaan itu kepada Laila. Tetapi tidak bisakah kau melihatnya? Leo berubah menjadi Leo yang dulu, karena wanita itu. Bukan Laila yang mengubahnya. Tetapi Anna. Leo hanya masih bingung saat ini. Jadi jangan memperumit semua ini, Lionelle." ucap Lanzo.

Lionelle terdiam sejenak. "Aku tidak bisa menjanjikannya padamu, Lanzo. Maafkan aku." balas Lionelle.

Lanzo menghembuskan nafasnya. "Sejak kapan itu terjadi?" tanya Lanzo.

"Sejak hari ia mengajakku pergi ke pergelaran busana itu, aku sudah semakin tertarik padanya." jawab Lionelle.

"Kau pasti sudah benar-benar gila. Jika kau melakukan ini, Nebula akan tersakiti. Kau tahu itu, kan?" ucap Lanzo.

"Aku tidak pernah menyukai Nebula. Aku memang peduli padanya, tetapi itu rasa sayang. Bukan suka." jawab Lionelle.

"Aku akan berpura-pura tidak mendengar pengakuanmu itu. Dan jangan ganggu Anna, Lionelle. Lain halnya jika mereka berdua sudah benar-benar bercerai." ucap Lanzo.

***

Anna dan Leo sedang asik berbicara dengan satu sama lain. Sementara Laila tiada hentinya menatap mereka berdua. Kemudian Lionelle menghampiri wanita itu dan berdiri tepat dibelakangnya kemudian berbisik kepada Laila, "Senang bertemu denganmu, Laila. Tidak usah menatap Leo segitunya. Dia sudah memiliki seorang istri." bisik Lionelle.

Laila menoleh kemudian tersenyum. "Leo bukan milikmu lagi. Berhentilah berusaha terlalu keras." bisik Lionelle kemudian menjauhi wanita itu.

Sementara di sisi lain Anna tersenyum kepada Leo. "Jadi, tadi kenapa kau tiba-tiba meninggalkanku? Kau tahu, aku ketakutan." canda Anna sambil tertawa. Leo ikut tertawa juga. "Laila. Tadi dia menyuruhku untuk menjemputnya dari bandara." jawab Leo jujur sambil tersenyum.

"Oh... apa jangan-jangan kau sudah menyukai Laila lagi?" tanya Anna dengan bersemangat sambil tersenyum. Leo terdiam sejenak kemudian membalas senyumannya.

"Um, tidak. Aku hanya senang ia kembali. Tetapi aku rasa aku sudah tidak menyukainya lagi." jawab Leo jujur.

"Benarkah? Kalau begitu aku berharap kalian berdua bisa semakin dekat." balas Anna sambil tersenyum.

"Harapan yang aneh." komentar Leo sambil tertawa.

"Beritahu aku harapanmu!" seru Anna tersenyum.

Leo terdiam sejenak. Kemudian ia berbisik. "Aku berharap nanti malam ketika kita tidur kau akan membiarkanku bernafas disaat kau memelukku seperti memeluk bantal guling." ucap Leo sambil tertawa.

Anna yang mendengar ucapan itu tidak tertawa, tetapi ia menatap lelaki itu sambil terdiam.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang