Hoofdstuk 60 : Laila's Misdaad

65 6 0
                                    

Setelah peristiwa malam itu, paginya Anna langsung memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan Leo. Dan betapa kesalnya Anna, ketika ternyata reaksi Leo berada di luar akal sehatnya.

"Itu urusan mereka, Anna. Aku tidak mau kau terlibat didalamnya." ucap Leo mendengar penjelasan wanita itu. Anna berdecak kesal. Ia masih berusaha lagi menguatkan argumennya. "Tapi Leo, bukankah Lanzo juga sudah sangat meminta bantuanmu untuk menjauhkan Lou dari semua ini?" balas Anna sedikit kesal.

"Ya, dan aku sudah membantunya sebagaimana bisaku. Bukankah begitu? Aku sudah mengizinkan gadis itu pergi dengan Nebula, dan jika ternyata seperti yang kau katakan Nebula akan melakukan rencana jahat itu demi cintanya kepada Lionelle, maka tidak ada yang bisa kulakukan." jawab Leo menjelaskan.

"Bukankah itu sama saja dengan membuat Lanzo kecewa? Lelaki itu sudah sangat meminta tolong," ucap Anna menambahkan.

"Anna, dengar." ucap Leo dengan melembutkan suaranya.

"Aku tahu Lanzo sangat peduli terhadap gadis itu. Tentu aku tahu. Lanzo meminta bantuanku, aku memberikan bantuanku kepadanya. Tetapi gadis ini, dia bukanlah adik asli Lanzo. Aku tahu Lanzo suka padanya. Tetapi seperti yang kau bilang tadi, jika Lionelle mengatakan hal tersebut, maka aku rasa gadis ini memang memiliki nasib yang buruk. Bukannya aku ingin membahayakan Lou ini, namun sayangnya untuk sekarang semua hal yang diucapkan oleh Lionelle sangat masuk akal. Dan hanya Lionelle pula yang pernah berinteraksi dengan adik Lanzo yang asli, untuk itu aku rasa kita harus mengikuti instruksi Lionelle untuk sementara ini. Aku juga peduli terhadap Lou, namun aku tidak bisa berbohong kalau adik asli Lanzo adalah tujuan kita yang sebenarnya." sambung Leo.

"Leo, tapi perasaan Lanzo terhadapnya tulus!" balas Anna.

Leo mengangguk. "Aku tahu, tetapi biarkanlah. Jangan mencampuri urusan mereka, termasuk Nebula dan Laila." ucap Leo menasehati wanita itu.

Anna tampak kesal, dan wanita itu menjawab, "Kenapa?" tanya wanita itu kesal.

Leo akhirnya menghembuskan nafasnya dengan kesal, "Anna, tolong dengarkanlah aku. Biarkan saja mereka mengurus semua itu, aku tidak ingin kau ikut campur dalam hal ini. Aku tidak ingin kau terlibat dengan mereka. Aku sudah memberimu spasi, tetapi kenapa kau malah ingin ikut campur juga?" ucap Leo akhirnya.

"Itu karena aku tidak bisa membiarkan mereka mengacaukan rencana Lanzo begitu saja! Pertama kali dalam seumur hidupku, aku melihat Lanzo begitu peduli terhadap seseorang. Aku tahu dia memang baik dan ramah, tetapi Lou beda! Ia membuat Lanzo merasakan bagaimana rasanya suka terhadap orang lain, dan jika Lanzo tahu ini, lihatlah betapa kecewanya dia." balas Anna.

"Bagaimana pun Lionelle benar!" bentak Leo akhirnya dengan suara yang lumayan kuat.

Wanita itu sempat terdiam seketika dengan terkejut akan reaksi Leo.

"Lou bukanlah adik Lanzo yang asli, ia tidak punya hak apapun untuk menjadi orang yang dilindungi disini. Sesuka apapun Lanzo terhadapnya, menemukan adik Lanzo yang asli jauh lebih masuk akal daripada urusan cinta belaka." sambung Leo.

"Dengan menyingkirkan orang yang dia cintai?" tanya Anna mengoreksi perkataan lelaki itu.

"Ya!" jawab Leo dengan lantang.

"Jadi kumohon, jangan ikut campur lagi." sambung Leo merendahkan suaranya.

Akhirnya wanita itu menatap Leo datar dan menjawab dengan singkat. "Baik," ujar wanita itu datar.

Namun nyatanya, usaha Anna untuk menghentikan hal itu terjadi tidak cukup sampai disitu saja. Wanita itu langsung berusaha mencari Lanzo tetapi Anna tidak tahu dimana lelaki itu berada.

Anna tidak ada melihat Lanzo pagi ini, batinnya heran. Hingga akhirnya Anna bertekad dan ia memutuskan untuk pergi ke tempat dimana Nebula dan Lou mengasingkan diri, yaitu apartement milik Nebula.

Tetapi tanpa sadar, ternyata Laila sudah membuntuti wanita itu. Laila tidak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Anna, sampai sebuah senyuman licik terukir di ujung bibirnya.

"Kau pikir aku tidak tahu kalau kau sedang hamil? Annastasia, aku tidak bisa melihatmu bahagia. Apalagi jika kau berdua dengan Leo ditambah anak yang kau kandung itu." batin Laila dalam hati.

Detik selanjutnya Laila menoleh ke sebuah mobil hitam yang berada di pinggir jalan, kemudian Laila mengangguk pelan pada seseorang yang mengendarai mobil tersebut.

Tidak sampai satu menit kemudian, mobil itu melaju dengan sangat cepat tanpa menunjukkan rasa simpati sedikitpun dan menabrak Anna yang tengah menyebrang dengan hantaman yang kuat.

Di sisi lain, Anna yang hendak menyebrang tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah mobil hitam yang melaju secepat kilat dan kemudian mobil itu menabraknya begitu saja sehingga ia tergeletak tak berdaya di jalanan yang dingin itu.

Kedua matanya tampak sayu, wajahnya tampak pucat, air mata mengalir deras dari kedua matanya namun ia tidak dapat bersuara lagi. Kedua tangannya berusaha mengelus perutnya dengan sekuat tenaganya sambil berkata dalam hati, "Niccolo...." ucapnya dengan sangat pelan.

Jalanan yang dingin itu dipenuhi dengan darah merah segar yang mengalir. Semua orang yang berada disitu langsung menghampiri wanita itu, sampai hal terakhir yang dapat dilihat wanita itu adalah kegelapan yang tidak berujung.

***

Lelaki itu terus mengenggam tangan kanan wanita itu dengan kedua tangannya se-erat mungkin. Sedetikpun, ia tidak pernah melepaskan tangan wanita itu. Air mata lelaki itu mengalir deras dari kedua matanya. Ia mengecup tangan wanita itu berkali-kali, sambil berkata dalam hatinya, "Kumohon, bangun.... Kumohon... Sekali saja, tolong kabulkan doaku ini." ucap lelaki itu dalam hatinya sambil terisak.

Ia merasa rasa sakit yang luar biasa menghantam dadanya, rasa kesal, rasa marah, rasa khawatir, semuanya bercampur aduk. Ia sangat murka, tetapi ia tidak tahu kepada siapa ia harus melampiaskan amarahnya ini.

Pikirannya kacau. Satu-satunya hal yang ia pikirkan sekarang hanyalah wanita ini yang terbaring tak berdaya di kasur rumah sakit ini.

Ia bahkan mengancam dokter yang tadi melakukan operasi. Jika mereka tidak berhasil menyelamatkan wanitanya, Leo langsung akan membunuh mereka beserta keluarga-keluarga mereka. Tidak peduli siapa mereka dan jika itu melanggar aturan negara ini yang ia buat sendiri.

Betapa hancurnya hati Leo ketika dokter itu mengatakan maaf bahwa buah hati mereka tidak bisa diselamatkan. Niccolo kecil mereka.... hilang begitu saja. Ia juga mengatakan bahwa mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan bagi Anna agar ia bisa bangun.

Wanita ini baru saja mengalami kecelakaan yang begitu hebat, sampai-sampai dokter itu takjub melihat bagaimana wanita itu masih bisa diselamatkan. Seperti layaknya sebuah mukjizat. Namun, Leo harus menunggu agar ia benar-benar pulih dan bangun.

Kenapa semuanya bisa berakhir seperti ini? Seketika Leo merasa sangat bersalah karena ia membentak wanita ini tadi pagi. Jika saja ia tahu hal ini akan terjadi, ia tidak akan pernah bertengkar dengan wanita ini. Alhasil sekarang, ia menatapi wanita ini terbaring lemah dengan kedua mata indahnya yang tertutup. Ia merasa sangat bersalah, dan itu membuatnya marah.

Lebih parah dari itu, siapa yang melakukan ini kepadanya? Jika saja ia sudah menemukannya, Leo akan membunuh orang itu dengan tangannya sendiri, tidak peduli siapa orang itu.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O



Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें