Hoofdstuk 24 : Het Plan van Lanzo

101 7 0
                                    

"Anna, tunggu aku! Kenapa kau berjalan sangat cepat? Apa kau kesal?" ucap Leo yang tengah mengejarnya dari belakang.

Tetapi tampaknya wanita itu tidak mentolerir keberadaan Leo sedikitpun sehingga Leo berlari menghampirinya kemudian menghentikan langkah wanita itu.

"Apa kau sedang kesal?" tanya Leo. "Tidak. Untuk apa aku kesal?" jawab wanita itu. "Lalu kenapa sepertinya kau tidak menanggapiku?" tanya Leo.

Anna menghembuskan nafasnya. Kemudian wanita itu menoleh pada Leo dan membuka mulutnya, "Bisakah kau jangan melakukan itu lagi?" tanya wanita itu dengan tampak sedikit kesal.

"Melakukan apa?" jawab Leo.

"Aku sama sekali tidak masalah jika kau duduk disamping Laila. Kenapa kau membuat alasan yang sama sekali tidak masuk akal dengan mengatakan aku akan marah?" tanya wanita itu.

"Karena aku tidak mau duduk disamping Laila. Lagipula kau kan istriku." jawab Leo dengan tenang.

"Laila akan beranggapan bahwa aku benar-benar marah." ucap Anna.

"Dan aku tidak mau masuk kedalam hubunganmu dengan Laila. Jadi jangan melakukan hal itu lagi." sambung Anna.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Laila." balas Leo. Anna menoleh padanya. "Lupakan saja jika itu Laila atau orang lain pun, jangan bawa namaku masuk." jawab Anna.

Leo hanya menatap wanita itu tanpa mengatakan sepatah kata pun selama beberapa detik, kemudian ia membuka mulutnya, "Baik jika itu yang kau inginkan." jawabnya.

"Dan aku ingin meminta sesuatu darimu." ucap wanita itu. "Apa itu?" tanya Leo sambil menoleh padanya. Anna menghembuskan nafasnya kemudian berkata, "Sebaiknya kita menjaga jarak satu sama lain." ucap wanita itu.

Leo benar-benar tidak dapat mengatakan sepatah kata pun. "Maksudku, aku tidak ingin pernikahan ini akan menjadi beban. Jadi kau bisa berada di duniamu sendiri, dan begitu juga denganku. Mari kita melakukannya seperti itu." jelas wanita itu.

"Tentu. Aku rasa begitu lebih baik." jawab Leo.

***

Anna sadar akan hal itu. Sejak ia mengatakan permintaannya itu kepada Leo, lelaki itu benar-benar tidak menganggunya ataupun mengusiknya. Memang ia masih berbicara dengan Leo, tetapi itu hanyalah sebuah kata sapaan seperti 'pagi' ataupun 'malam'.

Laila semakin memiliki banyak waktu untuk bersama dengan Leo. Dan Lionelle, Anna sering melihat lelaki itu, tetapi ia selalu berusaha menghindari Lionelle. Untung ada Lanzo, yang bisa ia jadikan sebagai kakaknya, batin Anna.

Suatu saat, Anna mengetuk kamar Lanzo. Tetapi Lanzo tidak kunjung menjawabnya jadi Anna memutuskan untuk masuk begitu saja. Ketika ia memasuki kamar itu, ia melihat Lionelle yang tengah berbaring di atas tempat tidur Lanzo dengan santai sambil menatapnya.

"Aku mencari Lanzo." ucapnya sambil tersenyum. Lionelle masih hanya menatapnya dan kemudian lelaki itu bangkit dan menghampiri Anna.

"Leo tampak sibuk dengan Laila." ucap Lionelle.

"Ya. Kurang lebih seperti itu." jawab Anna. "Kau belakangan ini tampak jauh lebih santai. Apa kau tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan?" sambung Anna.

Lionelle tertawa. "Tentu saja ada. Menganggumu." jawab Lionelle.

Anna masih menatap lelaki itu kemudian ia tersenyum dan berkata, "Aku menganggapmu sebagai sahabatku yang paling konyol. Dan kau memang konyol dengan selera susumu itu." ledek Anna sambil tertawa.

Lionelle ikut tertawa. Seketika pintu kamar terbuka dan Lanzo memasuki kamar ini sambil tersenyum miring. "Berhentilah menganggu adikku, Lionelle. Kau akan membuatnya takut." goda Lanzo.

"Tidak. Aku tidak takut pada Lionelle. Dia hanyalah seorang bocah kecil yang menyukai susu." jawab Anna sambil tertawa.

"Kau tidak tahu apa yang bisa dilakukan seorang bocah kecil yang menyukai susu, Anastasia. Aku akan menunjukkannya mulai saat ini." ucap Lionelle sambil tersenyum kemudian berlalu dan keluar dari kamar itu.

Sementara Anna dan Lanzo masih berada didalam. Dan Anna akhirnya mengatakannya pada Lanzo. "Lionelle terlihat aneh belakangan ini." ucap Anna memulai topik. Lanzo menoleh.

Kemudian lelaki itu tersenyum miring. "Aku rasa dia sudah langsung mengungkapkannya padamu, ya?" ucap Lanzo yang membuat Anna merasa tidak tahu harus menjawab apa.

"Ya kurang lebih seperti itu." jawab Anna akhirnya.

Anna menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur kemudian ia menghembuskan nafasnya. "Kau tahu? Aku menyuruh Leo untuk  menjaga jarak dariku." ucap wanita itu dengan tampak sedikit kesal.

Lanzo duduk di ujung tempat tidur dan berkata, "Kenapa kau melakukan itu?" tanya Lanzo.

"Belakangan ini dia sangat baik padaku, dan aku sadar aku mulai nyaman akan hal itu. Aku takut-"

"Kau takut kau akan jatuh cinta padanya cepat atau lambat." potong Lanzo.

"Kau benar." jawab wanita itu.

Lanzo tersenyum kemudian berkata, "Kalau begitu katakan kepadanya bahwa kau menyukainya." ucap Lanzo. Anna menggeleng-geleng.

"Tidak. Dia tidak boleh tahu. Dari awal kami berdua tidak menyukai satu sama lain. Bila dia tahu dia akan merasa terbebani." jawab Anna.

Lanzo menoleh. "Dia mungkin saja merasa terbebani, tetapi dia mungkin saja tidak merasa terbebani jika ia merasakan hal yang sama. Kau punya dua peluang." ucap Lanzo.

"Aku tahu, tetapi aku terlalu takut untuk mengatakannya kepadanya. Aku takut pada akhirnya dia tidak merasakan hal yang sama dan dia akan menganggapku orang yang menahannya." jawab Anna.

Lanzo tersenyum dan berkata, "Kalau begitu masalahnya ayo kita melakukan rencanaku, untuk melihat apa reaksi Leo. Kau tertarik?" ucap Lanzo sambil tersenyum.

"Bagaimana caranya?" jawab Anna terheran kemudian bangkit dari tempat tidur dan duduk disebelah Lanzo.

"Untuk cara yang satu ini kita akan memerlukan bantuan Lionelle." ucap Lanzo. "Jika Leo menyukaimu sama seperti kau menyukai dia, ia pasti akan cemburu bila kau bersama dengan Lionelle, terlebih lagi jika kau berdansa dengan lelaki itu." sambung Lanzo.

"Maksudmu aku harus berdansa dengan Lionelle? Tetapi itu tidak mungkin! Tidak ada pesta atau acara khusus, kenapa aku tiba-tiba berdansa dengannya? Mereka akan menganggap aku dan Lionelle gila." balas Anna.

"Pesta ulang tahun Lionelle sudah dekat. Kita akan memanfaatkan waktu kita pada saat itu." ucap Lanzo.

"Tetapi, bagaimana caraku bisa berdansa dengan Lionelle? Tidak mungkin tiba-tiba aku mengajaknya berdansa begitu saja, bukan? Itu terasa aneh." jawab Anna.

"Tentu itu aneh. Lionelle yang akan mengajakmu di dansa pertama. Itu adalah pestanya. Ia pasti memiliki hak untuk memilih pasangan dansanya. Percayalah padaku." ucap Lanzo.

"Lalu, bagaimana dengan Nebula? Aku kurang yakin dengan hal ini." balas Anna.

"Serahkan Nebula kepadaku. Aku akan mengalihkan perhatian Nebula menggunakan kekagumannya padaku." jawab Lanzo.

"Kalau begitu apa kau ikut serta dalam rencana ini?" tanya Lanzo sambil tersenyum.

"Aku ikut." jawab wanita itu meyakinkan dirinya.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن