Hoofdstuk 45 : Verkeerd Begrepen

52 6 0
                                    

Setelah mereka sampai di kamar Lou, Lanzo membaringkan gadis itu di kasurnya kemudian ia tidak melakukan apa-apa lagi terhadap Lou dan hendak melangkah keluar.

Lou sedikit heran melihat tingkah lelaki itu. Tadi dia terlihat seperti cacing kepanasan dan sekarang dia bisa diam saja tanpa mengatakan apapun?

Lou juga tidak berani mengatakan apapun hingga akhirnya lelaki itu keluar dari kamarnya begitu saja.

Saat Lanzo berjalan keluar ia dapat merasakan sesuatu menubruk hatinya dengan kuat. Ternyata aku belum sembuh, batin lelaki itu sambil mengeraskan rahangnya. Detik kemudian ia mengantukkan kepalanya ke dinding dan menghantam dinding tersebut dengan tangan kanannya. Seketika air mata mengalir ke pipinya.

"Ibu, aku merindukanmu.." ucap lelaki itu serak dan ia terduduk di lantai. Ia tampak frustasi dengan rambutnya yang berantakan dan ia meringis kesakitan. "Aku sangat merindukanmu," ucapnya terisak sambil meremas dada kirinya yang terasa sakit.

***

Sekarang pukul 10.00 malam. Lou baru saja keluar dari kamarnya karena ia ingin mengambil segelas air ke dapur. Namun, sewaktu ia berjalan melewati lorong, ia melihat Lanzo tertidur disitu. Lelaki itu terlihat sangat berantakan. Ia juga masih memakai kemeja putihnya yang dipakainya tadi siang.

Lou menghampirinya. "Kau baik-baik saja?" tanya Lou. Pria itu membuka matanya sedikit. "Bangun. Ini sudah hampir tengah malam." ucap Lou lagi.

Lelaki itu masih setengah sadar. "Dadaku.. dadaku terasa sakit." ucap lelaki itu serak. Lou berusaha membantu lelaki itu berdiri dengan sekuat tenaganya. Dan Lou berusaha membawanya ke dapur, dimana ada kotak P3K.

"Mau kemana kau bawa aku?" tanya Lanzo lemas. "Dapur. Biar aku melihat siapa tahu ada luka." jawab Lou sambil membantu lelaki itu berjalan.

Lanzo langsung melepaskan tumpuannya pada gadis itu. "Tidak perlu," jawab Lanzo lalu berusaha melangkah. Namun dia tidak dapat menahan tubuhnya lagi, yang membuatnya hampir jatuh. Namun Lou langsung menangkap lelaki itu.

"Bila sudah tahu kalau kau sedang dalam kondisi lemah, tidak usah berpura-pura kuat dan dengarkan orang lain. Jangan keras kepala." ucap Lou kesal melihat tingkah lelaki yang satu ini.

"Kau tidak bisa mengobatinya. Untuk apa aku mendengarkanmu?" jawab Lanzo acuh tak acuh.

"Bisakah kau tidak usah keras kepala di saat-saat seperti ini? Aku akan menendangmu jika sekarang kau tidak lemah begini." balas Lou super kesal. Dan akhirnya mereka sampai di dapur dan Lou mengambil kotak P3K.

Lou mendudukkan Lanzo di kursi, kemudian Lou berusaha membuka kancing kemeja lelaki itu. Tapi Lanzo langsung mencegah tangannya.

Lou kesal. "Sini biar kulihat." ucap Lou. Namun dengan sekuat tenaga lelaki itu menahan tangan Lou, membalikkan badan gadis itu sehingga ia membelakangi Lanzo kemudian menariknya ke pangkuan Lanzo dan menahan tangannya erat.

"Kau tidak bisa melihatnya. Ia tertanam di dalam diriku." ucap lelaki itu lemah. Lou sempat terdiam melihat perubahan sikap lelaki ini yang biasanya kasar kepadanya.

"Jangan bergerak lagi, aku sangat lelah," ucap lelaki itu dengan lemah kemudian menanamkan hidungnya ke leher Lou.

***

Betapa terkejutnya Anna ketika ia mengetahui bahwa ia mengandung anaknya yang pertama. Mula-mulanya ia sadar bahwa belakangan ini ia sering merasa mual yang berlebihan, dan akhirnya ia memutuskan untuk memeriksanya.

Dan ternyata ia benar.

Ia hamil.

Ia merasa sangat jantungan. Ia tidak tahu apakah Leo suka dengan anak-anak atau tidak. Ia belum siap untuk memberitahu Leo. Anna pikir akan lebih baik untuk memberitahu Leo suatu hari nanti. Ia masih belum siap. Ia tidak tahu Leo akan bereaksi bagaimana. Sejauh ini hubungan mereka sudah sangat nyaman, dan entah kenapa Anna tidak mau merusaknya. Walaupun mereka sudah menjadi suami istri, Anna juga masih ragu dengan anak.

Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang