Hoofdstuk 57 : Vladexeoun

39 5 0
                                    

Lanzo tidak habis pikir apa yang disembunyikan oleh gadis ini sampai ia harus berbohong pada Lanzo disaat Lanzo sudah memberi kesempatan padanya. Tetapi lelaki itu pura-pura tidak tahu, dan berkata, "Baiklah kalau begitu. Mimpi yang indah," ucap Lanzo dan hendak berbalik.

Namun gadis itu menahan Lanzo dengan memeluknya dari belakang. "Jangan pergi," ucap gadis itu. Lanzo mengeraskan rahangnya dan menguatkan diri untuk berbicara. "Apa masih ada yang ingin kau katakan?" tanya Lanzo berharap gadis itu jujur padanya. Lou sempat terdiam. Kemudian detik selanjutnya gadis itu melepaskan pelukannya dan berkata, "Tidak," ucap gadis itu pelan yang kemudian membuat Lanzo akhirnya berlalu tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Lanzo menyukai gadis itu. Namun ia tidak suka dibohongi. Dan saat gadis itu berbohong padanya itu membuatnya merasa sangat kecewa. Kenapa gadis itu masih saja tidak bisa percaya padanya? batin Lanzo kesal.

Dan lelaki tadi, siapa dia? Saat Lanzo masuk ke kamar Lou ia sadar gorden jendela gadis itu terbuka. Bagaimana bisa lelaki itu dengan mudahnya menyelundup ke dalam istana? Pasti orang yang ada dibalik ini tidak mudah untuk ditaklukkan, batin Lanzo berpikir keras.

Sebuah ide pun terbesit di dalam pikiran Lanzo. Lionelle harusnya mengetahui sesuatu, mengingat Lionelle tahu kalau Lou adalah adiknya yang palsu.

Lelaki itu pun memutuskan untuk mencari Lionelle. Dan tidak lama setelah itu, ia melihat Lionelle yang tengah minum sendiri. Lanzo langsung menghampirinya.

"Lionelle," panggil Lanzo.

"Kutebak pasti Leo sudah memberitahunya padamu, kan?" ucap Lionelle bertanya. "Dengar, Lionelle. Berhentilah bermain-main denganku dan jelaskan padaku apa yang sedang terjadi sekarang." balas Lanzo kemudian duduk disamping Lionelle.

Lionelle tertawa kecil. "Lionelle, aku serius." ucap Lanzo melanjutkan namun Lionelle langsung memotongnya. "Sshhh... sudah. Aku tidak akan menganggu Lou-mu lagi, aku jauh lebih menginginkan yang asli daripada yang palsu itu." potong Lionelle.

"Dan mana yang asli itu?" tanya Lanzo.

"Aku tidak tahu, Lanzo. Dia datang dan menghilang, bahkan aku belum pernah bertemu langsung dengannya. Adikmu yang asli mampu membuat jantungku berdegup kencang menantinya." jawab Lionelle sambil tertawa.

Lanzo menghembuskan nafasnya kasar.

"Aku mendengar suara seorang lelaki tadi di kamar Lou, apa mungkin kau tahu siapa itu?" tanya Lanzo kemudian. "Lelaki itu? Aku pernah melihatnya sekali. Ia selalu memakai setelan hitam." jawab Lionelle jujur.

"Siapa dia?" tanya Lanzo.

"Mungkin orang adikmu," jawab Leon mudah. "Apa kau bercanda denganku sekarang? Memangnya sehebat apa adikku sampai ia memiliki seorang bawahan?" balas Lanzo tak percaya.

"Kau bertanya padaku? Lalu coba kau bertanya pada dirimu sendiri sehebat apa adikmu sampai ia membuat skenario yang sungguh memusingkan kepala ini," jawab Lionelle menatap Lanzo.

"Sial. Jika aku benar-benar mendapatkan gadis 18 tahun itu yang sedang mengacau padaku-"

"Kau tak bisa mendapatkan dia, Lanzo. Pilihannya ada 2. Dia yang mendapatkanmu, atau kau yang menyerahkan diri padanya." potong Lionelle.

"Aku perlu bantuanmu untuk menemukannya," ucap Lanzo akhirnya.

Lionelle menoleh tak percaya pada Lanzo. "Bukankah kita sedang bersaing? Untuk apa aku membantu sainganku?" balas Lionelle.

"Sial, tentu saja aku tidak akan mendapatkannya secara cuma-cuma." ucap Lanzo memperjelas.

"Kau mau apa?" sambung Lanzo bertanya.

"Jika kita mendapatkan adikmu, kau akan menyerahkan dia padaku." jawab Lionelle tanpa ragu sedikitpun. Sebuah senyuman terukir dengan sempurna di ujung bibir Lanzo. Lionelle seperti biasanya, kau adalah seorang bajingan terbodoh yang ada di muka bumi ini, batin Lanzo.

"Baik, aku setuju." jawab Lanzo disaat yang bersamaan. Kau mau tawar menawar denganku? Aku akan menanggapimu, tapi jangan pernah sangka kalau aku akan membiarkanmu lewat dengan begitu mudah, batin Lanzo.

Walaupun ia harus setuju dengan Lionelle, Lanzo tidak merasa ia dirugikan sekalipun. Bukankah kalimat itu tadi keluar sendiri dari mulut Lionelle?

'Kau tak bisa mendapatkan dia.'

Dasar Lionelle dungu, batin Lanzo. Jika adik aslinya memang sesusah itu untuk didapatkan, lalu bagaimana pula adiknya itu bisa diserahkan kepada Lionelle secara cuma-cuma? Biarkan saja Lionelle nanti yang merasakan akibatnya.

"Jadi, apa rencanamu?" sambung Lanzo bertanya.

"Cepat atau lama kita akan berakting disini. Kau, harus menjadi orang yang bersalah. Aku akan membawa semua kasus yang kau lakukan. Dan disaat itu juga, ia pasti akan muncul." balas Lionelle.

Lanzo tampak sedikit heran. "Aku bisa menerima itu, tapi darimana kau yakin kalau dia akan muncul jika kau menjatuhkan aku?" tanya Lanzo tidak yakin dengan ucapan Lionelle.

"Karena dia mengejarmu," jawab Lionelle.

"Apa dasar ucapanmu itu?" tanya Lanzo lagi.

Lionelle tertawa kecil. "Aku belum bertemu dengan adikmu, tapi itu tidak berarti aku tidak pernah berhubungan dengannya." jawab Lionelle.

"Aku pernah berbicara dengannya sekali," sambung Lionelle. Lanzo menoleh pada Lionelle dengan tatapan tidak percaya.

"Apa yang dikatakannya?" tanya Lanzo penasaran.

"Tampaknya ia sedikit benci melihatmu," canda Lionelle. Lanzo tampak kesal. "Apa yang dikatakannya, Lionelle?" tanya Lanzo lagi.

"Aku menginginkan semuanya. Semua yang dimiliki olehnya, sampai dirinya sendiri." ucap Lionelle dengan pas menirukan suara adik Lanzo yang tidak diketahui identitasnya itu.

"Kau serius denganku sekarang? Adikku, yang berumur 18 tahun, mengatakan itu?" tanya Lanzo.

"Tentu saja aku serius. Aku masih mengingat suaranya dengan jelas," balas Lionelle. "Memangnya apa yang kulakukan sampai adikku sendiri sedendam itu padaku?" tanya Lanzo heran.

"Entahlah, bukannya kau termasuk orang sinting? Mungkin adikmu yang satu ini juga sama sintingnya denganmu." komentar Lionelle meledek Lanzo.

Lanzo hanya menatap Lionelle datar. Kemudian lelaki itu mengerutkan alisnya, "Siapa nama anak itu? Apa mungkin sama dengan nama Lou?" tanya Lanzo.

"Aku tidak tahu, aku tidak tahu apapun mengenai dia. Hanya suaranya," jawab Lionelle.

"Kau membuatku semakin penasaran," komentar Lanzo.

Lionelle tersenyum kecil. "Sebaiknya kau sembunyikan pembicaraan ini dari Lou palsumu itu." ujar Lionelle. Lanzo menoleh. Kemudian sebuah senyuman iblis terukir di bibir Lionelle. "Bukankah itu sama saja dengan hendak berselingkuh, Lanzo sayang? Hm? Sembunyikan baik-baik rencana kita ya," ujar Lionelle sambil tertawa kecil. Lanzo tersenyum miring. "Aku tidak berselingkuh, Lionelle. Ini hanya terdengar menarik, membuat otakku bekerja." balas Lanzo.

Lionelle tertawa. "Tidak perlu omong kosong diantara kita, Lanzo. Aku seorang bajingan, dan begitu juga dengan kau. Wanita manapun, bukankah biasanya kita akan melepaskannya dengan mudah? Begitulah cara seorang Vladexeoun." ucap Lionelle kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah.

Kemudian Lionelle berseru dari kejauhan, "Percayalah padaku, kau akan membuang yang palsu demi mendapatkan yang asli ini. Tetapi ingat perjanjian kita tadi, kau harus menyerahkan dia padaku. Aku mau yang asli." seru Lionelle.

TO BE CONTINUED
VOTE N COMMENT NEEDED
THANKS
-L Y C A N O



Vladexeoun : Sacred ✅ [COMPLETED]Where stories live. Discover now