Chap 01

7.3K 324 9
                                    

Namaku Yuuto Takaba usiaku 17 tahun dan aku masih sekolah kelas dua sekolah menengah atas, aku memiliki seorang kakak laki laki yang usianya berbeda lumayan jauh denganku. Naoki Takaba, 29 tahun. Ia bekerja pada Yakuza sejak lulus sekolah, dan kini kakak ku memiliki wilayah kekuasaannya sendiri.
Entah aku harus kagum atau takut padanya.

Saat aku masih kecil hubungan aku dengan kakakku sangatlah dekat, tapi setelah ia menjadi yakuza, kita tidak lagi dekat. Ia pergi meninggalkan rumah karena pekerjaannya itu, kedua orang tua ku tidak mempermasalahkannya. Mungkin alasannya karena kak Naoki selalu mengirimi uang kepada kami, karena keluarga kami bukanlah orang kaya. Dulu keluarga kami hanyalah keluarga sederhana yang berkecukupan, tapi sekarang bisa dikatakan kita lebih dari cukup. Aku dan kakak ku memiliki wajah yang tidak sama, namun warna mata dan rambut kami sama yaitu hitam.

Kira kira sudah empat bulan lamanya aku tidak lagi bertemu dengan kak Naoki. Biasanya setiap sebulan sekali kita bertemu. Bahkan aku juga susah untuk menghubunginya.

"Kira kira apa yang sedang dia lakukan? Tidakkah dia merindukan adiknya yang lucu ini?" Gumam ku yang sedang menopang dagu di dalam kelas.

Aku menatap langit biru yang sangat cerah dan luas, mengabaikan pelajaran yang sedang berlangsung. Jam istirahat berbunyi, dan seperti biasa anak perempuan dan teman laki laki ku datang menghampiri.

Yaaa itulah yang dulu terjadi, disaat mereka semua tidak tau bahwa kakakku seorang yakuza. Entah siapa yang menyebarkan informasi itu, mereka satu persatu pergi meninggalkanku. Mereka yang slalu dekat denganku menjadi takut dan menjauh.
Dan sekarang aku benar benar sendiri. Awalnya aku ingin marah dan memaki kakakku karena ia seorang yakuza, tapi aku menahannya dan kembali berfikir. Kalau kakak terluka dengan ucapanku, maka aku tidak lagi memiliki seseorang dan aku benar benar sendiri. Jadi aku putuskan untuk tetap menjalani hari hariku seperti ini.

"Hei kau, apa kau mendengarku!" Seru ketua osis yang bernama Osamu Mori.

"Maafkan aku, ada apa?" Tanya ku.

"Bolehkah aku bergabung dimejamu?"

Aku melihat sekeliling kantin, tapi di kantin tidaklah ramai. Lalu kenapa ketua osis ini ingin makan bersama ku?

"Terserah saja."

"Terima kasih. Oh ya siapa nama mu? Kita seangkatan tapi maaf kalau aku tidak tau dengan nama mu."

"Yuuto Takaba."

"Aku panggil Yuuto tidak apa kan?"

"Tidak masalah."

"Apa kau tau, kau itu slalu menjadi pusat perhatian ku. Kau slalu dikelilingi oleh banyak teman, baik itu perempuan atau pun laki laki. Tapi akhir akhir ini aku perhatikan, kau selalu saja sendirian. Kemana perginya teman teman mu itu?"

Aku menghentikan makanku, dan menaruh sumpit di samping mangkuk. "Mereka semua pergi." Ucapku dengan menundukkan wajah.

"Apa maksudmu mereka tidak mau berteman lagi denganmu? Kenapa? Ada masalah apa?"

Aku mengepalkan kedua tanganku di atas lutut karena masih merasa kesal di jauhi oleh semua temanku. Bahkan terkadang di saat kita berpapasan, mereka sangat jelas menghindar dan mulai berbisik bisik.

"Mungkin mereka semua takut. Semuanya pergi menjauh setelah mengetahui kenyataan bahwa kakak ku seorang yakuza. Kalau kau juga takut dengan itu, kau bisa pergi sekarang dari meja ini."

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, aku pun menjadi penasaran dan ku coba untuk melihat dirinya.
Pantas saja dia diam saja, dari sorot matanya dia nampak berantusias.

"ITU KEREEENNN!!!!!" Soraknya dengan memukul meja.

"Hoiii hentikan, semua orang melihat ke arah kita. Bisa saja mereka berfikir aku mengancam mu." Bisik ku dengan mata yang melihat ke kanan dan kiri.

"Yuuto, ayo kita berteman!"

"Hah...?"

"Kau mau kan?"

"Apa kau tidak merasa takut? Semua orang saja menjadi takut dan menjauhi ku."

"Aku tidak takut sama sekali, aku pandai karate. Selain itu, yakuza sangatlah keren!"

"Ke-keren?"

"Iya keren! Sejak kecil aku slalu menonton film tentang yakuza, dan aku kagum dengan mereka. Aku berharap aku bisa punya teman seorang yakuza, atau aku bisa masuk ke rumahnya yakuza. Bahkan impian ku waktu kecil, aku ingin menjadi seorang yakuza yang hebat. Itu sebabnya aku belajar karate dan berbagai bela diri sejak kecil."

"Tapi kakakku yang seorang yakuza, dan dia juga tidak tinggal serumah dengan ku. Jadi rumahku hanyalah rumah biasa."

"TIDAK APA! Bisa berteman dengan adik seorang yakuza, itu juga keren. Kalau kau pergi ke rumahnya, tolong ajak aku pergi juga. Jadi Yuuto, ayo kita berteman dan bertukar nomer ponsel. Ya ya yaaa...."

Lalu kami pun bertuker nomer ponsel, dan menjadi teman.

Malam pun tlah tiba, aku memandangi ponselku dan aku lihat kontak yang ada disana. Hanya ada nomer kedua orang tua ku, kak Naoki dan Osamu.

Aku tersenyum sendiri melihatnya, setelah semua nomer teman teman aku hapus karena mereka tidak mau berteman lagi denganku. Aku tidak pernah menduga bisa memiliki teman lagi.

Destiny (18+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang