Chap 31

1.4K 121 5
                                    

Hari ini saat pulang sekolah, Yuuto ditahan oleh Osamu di ruangan osis. Apa yang sebenarnya Yuuto pikirkan sehingga ia bisa berada disini bersama dengannya dan hanya berdua. Yuuto merasa dejavu dengan kejadian ini.

"Yuuto, aku tau kau pasti masih marah denganku soal tempo hari. Aku sungguh minta maaf, aku tidak menyadari dengan perasaanmu itu. Aku pasti sudah melukaimu begitu dalam. Aku tidak tau apakah kau mau memaafkan ku atau tidak. Yuuto kalau kau mau memberiku kesempatan dan memaafkan ku, apakah kau mau menerimaku? Emm.. Maksudku, apakah kau mau menjadi pacarku?" Tanya Osamu yang tidak pernah Yuuto sangka hal ini akan terjadi, ini seperti mimpi baginya.

"Jangan bercanda! Kau menyukai kakak ku dan bukan aku, jadi untuk apa kau menjadi pacarku? Ingin melukai perasaanku lagi, hah?!" Bentak Yuuto.

"Tidak bukan begitu, tapi aku tau seperti apa rasanya di posisimu karena aku juga merasakannya."

"Jadi kau merasa kasian padaku?"

"Tidak tidak... Aku hanya ingin mencoba untuk mencintaimu, karena untuk apa aku terus mencintai kak Naoki yang sudah menolakku. Bukan berarti aku ingin menyerah dengan mudah, tapi... Memperjuangkan seseorang yang normal itu sangatlah sulit. Jadi... Yuuto, apa kau mau menerimaku? Aku akan berusaha untuk mencintaimu dan membalas perasaanmu itu." Jelas Osamu meyakinkan.

"Apa kau sedang bercanda?"

"Aku bicara dengan serius!"

"Aku tidak perduli kau serius atau tidak, tapi kalau kau ingin lakukan itu maka lakukan saja. Aku sama sekali tidak perduli."

Osamu tersenyum lebar dan memeluk Yuuto. "Terima kasih, terima kasih banyak Yuuto karena sudah menerimaku. Aku janji tidak akan mengecewakanmu. Bagaimana kalau hari ini kita rayakan hari jadi kita, apa kau mau makan atau karaoke?" Seru Osamu dengan penuh kebahagiaan.

"Mungkin makan, aku ingin makan ramen."

"Baiklah kalau begitu ayo kita pergi makan ramen."

Saat mereka berdua berjalan keluar gedung sekolah, ada mobil yang sedang menanti disana. Dan si pemilik sedang dikerumuni oleh para gadis dari sekolahan. Yuuto berpura pura tidak melihatnya dan menarik tangan Osamu untuk mempercepat langkah kaki mereka. Tapi orang tersebut melihatnya dan segera menghampiri mereka berdua. Orang itu memegang tangan Yuuto untuk menghentikannya. Para gadis yang melihat ini segera bubar. Entah karena apa, tetapi mereka kabur dengan berbisik bisik. Dan sepertinya Yuuto jadi tau alasannya apa.

"Lepasin tanganku." Seru Yuuto.

"Kau mau pergi kemana? Aku sudah jauh jauh datang untuk menjemputmu, kau malah ingin pergi begitu saja." Ujar orang tersebut.

"Aku tidak pernah memintamu untuk menjemput ku, kak Zen!" Tegas Yuuto kepada orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah Zen.

Tidak perduli apa yang Yuuto katakan, Zen tidak melepaskan tangannya dari tangan Yuuto. Bahkan ia menyeret Yuuto untuk masuk kedalam mobilnya. Karena Yuuto menggenggam tangan Osamu, jadi Osamu ikut bersama dirinya masuk ke dalam mobilnya Zen. Mereka duduk bersama di bangku belakang.

"Siapa dia? Dan kenapa kau tidak duduk di depan bersama ku?" Keluh Zen.

"Namanya Osamu, dia pacarku. Jadi sudah pasti kalau aku akan duduk di sebelahnya. Selain itu aku tidak ingin duduk di dekatmu, karena aku tidak tau hal mesum apa yang akan kau lakukan." Ketus Yuuto.

"Oh pacar ya? Beneran pacar?" Ujar Zen dengan nada tidak menyenangkan.

"Hal mesum apa yang kau maksudkan tadi?" Bisik Osamu kepada Yuuto.

"Maafkan aku, seharusnya aku tidak berkata seperti itu di depanmu." Ujar Yuuto berbisik.

"Tidak apa katakan padaku, sekarang aku adalah pacarmu. Aku ingin tau itu, kalau orang ini benar benar bajingan jadi aku bisa melindungi mu." Ucapan Osamu membuat Yuuto senang hingga wajahnya memerah bagaikan tomat.

"Orang ini suka melecehkanku."

"A-apa...!?" Teriak Osamu dan ia menatap Zen dari belakang dengan penuh amarah. Yuuto memegang tangan Osamu untuk menahan amarah kekasihnya ini.

"Yuuto, dia ini sebenarnya siapa sih?" Ucap Osamu kembali.

"Dia kak Zen, teman kak Naoki. Dia juga seorang yakuza tapi dia punya wilayahnya sendiri, tidak berkerja pada kakak."

"Jadi lawanku seorang yakuza."

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku, kau hanyalah anak kemarin sore." Saut Zen yang rupanya mendengarkan percakapan kedua remaja di belakangnya itu.

"Oh begitukah, apa perlu kita buktikan ucapanmu itu!" Tantang Osamu dengan sombongnya.

"Tolong hentikan ini, dan cepat kita pergi ke kedai ramen, aku sudah sangat lapar." Saut Yuuto yang sangat tidak suka melihat hal hal seperti itu.

Sesampainya di kedai ramen.
Yuuto duduk di antara mereka berdua, dan mereka sangat berisik sekali membuat selera makan Yuuto hilang. Ia berdiri dan menarik Osamu keluar dari kedai itu, lalu mengambil kesempatan untuk melarikan diri. Saat Zen ingin mengejar, si pemilik kedai menahannya untuk membayar semua ramen yang mereka makan.

"Hah... Hah... Hah..."
Nafas keduanya tersengal sengal ketika mereka berhenti dari lari dan bersembunyi di lorong di antara toko toko.

"Ku rasa kita sudah berlari cukup jauh, kak Zen tidak mungkin tau keberadaan kita." Seru Yuuto.

"Hahaha... Hahhaha..." Mata mereka saling memandang dan mereka pun tertawa puas karena merasa lucu akan hal sekecil ini.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now