Chap 56

1.2K 103 0
                                    

"Yuuto, jawab pertanyaan ku. Siapa yang melakukan ini padamu? Apa kau mengenali orangnya?" Tanya kembali Naoki.

"Juan. Dia juga bicara soal balas dendamnya terhadap kak Zen." Jawab Yuuto.

"Zen apa ini ada hubungannya dengan kematian Minami?" Tanya Naoki pada Zen.

"Sepertinya dia masih dibutakan oleh cinta, aku akan segera menemuinya dan membahas hal ini." Seru Zen.

"Ku serahkan padamu."

Zen memgeluarkan ponselnya dan menghubungi anak buahnya.

"Kak... Apa kau tau orang yang bernama Shuichi Saiki?" Tanya Yuuto pada Naoki.
Sang kakak nampak terkejut saat adiknya menyebutkan nama itu.
"Raku mengatakan kalau itu ayahku, apa maksudnya itu kak?" Lanjutnya.

Pada saat bersamaan orang yang menolong Yuuto masuk ke dalam ruangan.

"Bos kau sudah sampai?" Tanya orang tersebut.

"Baru saja. Mitsuki terima kasih karena sudah menolong adikku." Seru Naoki.

"Jadi ini adik mu bos, aku baru tau. Kau tidak perlu berterima kasih padaku." Seru Mitsuki.

"Dia anak buahmu kak?" Tanya Yuuto.

"Iya, dia juga orang kepercayaanku. Mitsuki, aku harus pergi dulu. Aku titipkan Yuuto padamu." Seru Naoki.

"Baik bos."

"Kak tunggu, kau belum menjawab pertanyaan ku." Seru Yuuto menahan langkah kaki Naoki.

"Maaf Yuuto tapi aku terburu buru saat ini. Satu hal lagi, kau harus hubungi mama dan papa. Mereka sangat merindukanmu, mereka bilang kau tidak pernah menghubunginya, bahkan panggilannya tidak pernah kau jawab." Naoki pun pergi begitu saja...

"Mistuki kau bisa pergi tinggalkan kita berdua? Aku ingin bicara dengan bocah ini." Ujar Zen dan Mitsuki pun ikut keluar meninggalkan ruangan. Yuuto kembali membuang pandangannya dari Zen.

"Kau tidak mau melihatku? Baiklah lakukan sesuka mu. Dan aku akan tetap bicara padamu. Yuuto, maafkan aku..." Seru Zen.

"Minta maaf untuk apa?"

"Kalau saja aku tidak meninggalkan mu, kau pasti tidak akan mengalami ini. Ini salahku, tolong maafkan aku."

"Hanya itu saja?"

"Iya hanya itu saja."

Yuuto tidak menjawab apa pun dan hanya diam saja.

"Jawab aku, apa kau sangat marah padaku sampai tidak menjawab pernyataan maafku ini?"

"Apa kau tidak tau kalau sebelum ini aku sudah marah padamu?"

"Kau marah padaku karena aku memanggil mu cebol?"

"Jadi kau sudah tau itu dan hanya diam saja seakan kau tidak tau?"

"Ayolaah kenapa kau harus marah karena hal itu?"

"Karena aku tidak suka kau memanggilku cebol, dan aku juga tidak suka dengan ucapan mu kemarin. Apa apaan itu, untungnya aku imut maka kau menyukai ku. Jadi kau menyukai ku karena aku imut, begitu? Dan kau terpaksa menerima kekurangan ku yang tidak tinggi. Aku benci kau kak Zen, aku tidak mau lagi melihatmu."

"Yuuto... Apa kau mulai menyukai ku?"

"Kenapa tiba tiba kau tanyakan itu?" Seru Yuuto dengan wajah yang memerah.

"Soalnya... Sebelum ini kau tidak pernah marah padaku dengan hal seperti ini, lalu sekarang kau merasa terganggu. Jadi apa aku benar? Saat ini kau menyukai ku bukan? Jawab dengan jujur, aku butuh jawabanmu."

"Mungkin... Aku sedikit menyukai mu."

"Itu bagus, aku sangat senang mendengarnya. Kalau begitu aku akan menarik kembali kata kata ku itu. Aku menyukai mu seperti apa dirimu itu. Aku benar benar menyukai mu, karena itu kamu. Aku minta maaf dengan ucapan ku yang menyakitimu. Apa kau mau memaafkan ku dan menerima ku sebagai kekasihmu?"

"Apa itu benar?"

"Untuk apa aku berbohong."

"Hmm baiklah, aku mau. Tapi....! Kalau sampai kau memanggilku cebol lagi, aku tidak akan memaafkan mu."

"Aku berani jamin."

Zen mencium bibir Yuuto dengan lembut, ia memainkan lidahnya dengan lidah Yuuto. Dan itu terasa begitu nikmat, rasanya tidak ingin di sudahi.

"Hmmp... Eummp... Nghk..."

Lalu Zen menciumi leher Yuuto dan menggigitnya, ia meninggalkan tanda dileher putih Yuuto.

"Kak Zen, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Yuuto.

"Apa itu, tanyakan saja."

"Siapa itu Minami? Kenapa Juan ingin membunuhku untuk membalaskan dendamnya padamu."

"Minami itu seorang gadis yang sangat cantik, dia merupakan anak buah ayahku. Bisa dikatakan dia orang kepercayaannya. Minami sudah bekerja bertahun tahun pada keluarga ku, dan Juan jatuh cinta padanya. Orang tua ku setuju untuk menikahi mereka, Minami juga sudah di anggap anak oleh orang tua ku. Tepat satu hari sebelum pernikahannya, akhirnya ayah mengetahui kalau Minami berkhianat. Dia juga bekerja pada musuh dan menjual informasi tentang keluarga ku kepada musuh. Ayahku seorang yang tegas, sekali ada yang berkhianat maka orang tersebut harus di bunuh.

Juan seakan di butakan oleh cintanya, dia terus membela Minami. Juan bilang semua bukti tersebut tidaklah benar. Juan tidak bisa menerima kenyataan bahwa Minami seorang pengkhianat. Lalu terjadilah pertikaian di antara Juan dengan ayah. Pada saat itu, aku lah yang membunuh Minami dengan menembaknya tepat di kepala. Juan yang menyaksikan itu, ia naik darah dan terus ingin membalaskan dendamnya padaku. Lalu dia tau kalau aku menyukai mu, jadi dia berusaha untuk membunuhmu untuk membalaskan dendamnya. Meski pun dia tau kalau hubungan keluarga mu dengan keluarga ku sangatlah baik. Dia mengabaikan itu dan tetap ingin membunuhmu. Kalau Juan tidak di peringati, hubungan antara keluarga kita yang sudah terjalin baik selama puluhan tahun akan hancur dalam sekejab."

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now