Chap 02

2.9K 241 2
                                    

Aku berangkat sekolah lebih awal, karena Osamu mengirimi ku pesan yang mengatakan ingin berangkat bersama. Aku pun sampai lebih cepat dan menunggu di depan halte bus yang tidak jauh dari sekolah. Karena arah rumah kami berbeda, jadi kami hanya bisa menunggu disini. Dan saat itu aku melihat kak Naoki bersama dengan seseorang yang tidak ku kenal. Lalu aku pun menghampirinya tanpa berpikir panjang.

"Kak Naoki..." Seru ku dengan berlari ke arahnya dan memeluknya dengan begitu erat.

"Kemana saja kau kak? Ku kira kau sudah mati, aku merindukan mu." Ujarku tanpa melepaskan pelukan.

"Yuuto, apa yang kau lakukan disini?" Tanya kak Naoki dan melepaskan pelukanku.

Aku melihat wajah kak Naoki yang nampak begitu gusar disaat aku menghampirinya. Lalu aku melihat orang yang ada di hadapannya, wajahnya sangat menakutkan meskipun ia mencoba tersenyum padaku. Kak Naoki memalingkan kepalaku dengan kedua tangannya dan di hadapkan ke wajahnya.

"Dengarkan aku! Pergi kau sekarang juga!" Tegas kak Naoki.

"Kenapa? Kita sudah tidak bertemu selama empat bulan, kau bahkan tidak pernah mengangkat panggilanku. Kenapa sekarang kau menyuruhku pergi? Apa kau tidak merindukan adikmu ini? Aku sangat kesepian kak." Aku mencoba menahan rasa sedihku ini, dan menatap mata kak Naoki. Tapi kak Naoki menampilkan wajah yang kesal dan penuh amarah.

"Cepat pergi sekarang!" Bentak kak Naoki.

"Gak mau! Aku masih mau bersama denganmu kak Nao...."

"Plaaak...."
Kak Naoki menamparku disaat aku sedang merengek untuk tetap bersamanya.

"Dengarkan perkataanku!"

"Hoii hoiii bukan kah kau terlalu kasar dengan adikmu itu." Ucap orang tersebut dengan senyuman licik yang tidak lepas dari wajahnya.

"DIAM KAU!" Bentak kak Naoki kepada orang tersebut.

Kak Naoki menatapku kembali dan berkata, "Tunggu apa lagi, cepat pergi!"

"Kau tidak pernah tau aku merasa kesepian, disaat aku butuh kau tapi kau tidak ada. KAU TIDAK TAU PENDERITAANKU, DAN SEKARANG KAU MENYURUHKU PERGI...
AKU MEMBENCIMU KAK...!"

Usai aku berteriak pada kak Naoki aku pun pergi berlari, saat itu Osamu baru tiba. Ia yang melihatku berlari kearah berlawanan dari sekolah, dengan sergapnya ia mengikutiku.


Author pov

"Tidak ku sangka kau memiliki adik yang sangat manis." Ujar orang yang bersama dengan Naoki.

"Diam kau! Dia tidak ada hubungannya dengan masalah kita, Zen." Tegas Naoki.

"Siapa namanya tadi? Yuuto? Nama yang cocok sekali dengan dirinya."

"ZEN!"

"Iya iyaaa... Aku hanya tidak tau kalau kau punya adik, itu saja."

Sementara itu Yuuto yang masih berlari berhasil di tangkap oleh Osamu.

"Hei Yuuto, ada apa? Kenapa kau berlari? Dan juga... Kau menangis?" Tanya Osamu.

Kemudian Osamu mengajak Yuuto pergi dan mencari sebuah tempat yang bisa mereka pakai untuk bolos sekolah.

"Apa tak apa kau bolos sekolah?" Tanya Yuuto.

"Tidak apa kalau hanya satu hari ini saja." Ujar Osamu sambil memberikan Yuuto minuman kaleng.

"Terima kasih." Seru Yuuto.

"Jadi ada apa, kenapa kau berlari sambil menangis seperti itu?"

"Tadi ada kakak ku." Jawab Yuuto dengan nada pelan.

"Benarkah? Andai aku datang lebih awal, jadi aku bisa melihat yakuza secara langsung." Seru Osamu antusias.

"Kau benar benar suka yakuza ya?"

"Tentu saja! Ah maafkan aku, lanjutkan cerita mu."

"Sudah empat bulan aku tidak bertemu dengannya, bahkan setiap panggilanku pun tidak di angkat olehnya. Melihat dia ada disana tentu membuatku merasa bahagia, dan aku segera menghampirinya. Kau juga tau kan kenapa aku slalu sendiri disekolah, alasannya adalah kakak ku. Saat itu aku ingin memakinya, karena dia... semua teman temanku pergi. Tapi aku takut menyakitinya, jadi aku memilih untuk tidak menyalahkannya. Namun aku sangat membutuhkannya, tapi dia tidak ada. Begitu aku menghampirinya, dia menyuruhku pergi tanpa sebab. Aku tidak mau dan memaksa untuk tetap bersamanya, hingga akhirnya dia menamparku."

"Tadi aku lihat ada orang lain disana, apa kau mengenalnya?"

"Tidak. Lagi pula kakak tidak pernah mengenalkan ku pada teman temannya atau pun anak buahnya. Aku juga tidak pernah di ajak ke rumahnya."

"Kau tau kenapa kakakmu tidak melakukan itu semua?"

"Dia hanya ingin menjagaku dan menjauhi ku dari urusan yakuza."

"Itu benar. Menjadi yakuza itu tidaklah mudah, kakakmu mungkin memiliki musuh. Dia tidak mau kau terlibat, karena kau pasti menjadi titik lemah baginya. Jadi alasan kenapa tadi kakakmu mengusirmu, mungkin orang yang bersamanya merupakan seorang yakuza juga. Itu sebabnya kakakmu marah dan menginginkan kau cepat pergi, agar dia tidak tau bahwa dia memiliki seorang adik." Tutur Osamu menjelaskan.

"Kau benar... Sebenarnya aku juga tau itu, tapi karena aku sudah tidak punya siapa siapa lagi, dan aku butuh kak Naoki. Jadi aku bersikap seperti anak kecil."

"Tidak apa untuk bersikap seperti anak kecil, kau itu kan adik satu satunya. Jadi itu wajar, dan kakakmu pasti akan slalu memanjakanmu. Setelah ini berbaikanlah dengan kakakmu, dan minta maaf padanya. Aah satu hal lagi, kau tidak lagi sendirian Yuuto. Disini ada aku yang merupakan temanmu." Ucap Osamu dengan tersenyum yang nampak sangat tulus.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now