Chap 57

1.2K 109 0
                                    

"Kak Zen apa maksudmu dengan bertahun tahun? Kak Naoki kan baru beberapa tahun menjadi yakuza?" Seru Yuuto.

"Aah itu... Kau dengarkan dari Raku kalau aku dan Naoki sudah berteman sejak kecil, keluarga mu dan keluarga ku sudah kenal sejak lama."

"Kalau begitu apa kau...."

"Drrr... Drrrr... Drrrr...."
Getar ponsel Zen yang membuat Yuuto berhenti bicara.

"Bagaimana? Hmm baiklah." Ucap Zen yang sedang menjawab panggilan.

"Maaf Yuuto aku harus pergi sekarang, istirahatlah." Seru Zen pada Yuuto. Ia bahkan mengecup dahi Yuuto dengan sangat lama, membuat Yuuto merasa di cintai dan wajahnya jadi memerah. Zen pergi dengan tergesa gesa dan ia pergi untuk menemui Juan.

Sesampainya di rumah....

"Juan kau bajingan, berani beraninya kau melukai Yuuto!" Seru Zen.

"Anak itu masih hidup?"

"Dimana pikiranmu? Yuuto itu anaknya paman Shu, keluarga Saiki sudah menjalin hubungan baik dengan kita. Apa kau menginginkan perang? Apa kau sudah gila?"

"Aku tidak perduli dia anak siapa, selama orang itu merupakan orang yang kau sukai, aku akan terus mencoba untuk membunuhnya. Aku tidak akan berhenti untuk membalaskan dendam ku padamu! Aku akan membalaskan kematian Minami!"

"Mau sampai kapan kau terus seperti ini? Kau sudah sangat tau kalau ayah akan membunuh siapa pun yang berani berkhianat. Karena kau terus bertikai dengan ayah, jadi aku yang mengambil alih untuk membunuhnya."

"Minami tidak bersalah, dia pasti sudah di jebak oleh seseorang! Kalau saja ayah mau memberikan waktu untukku, aku pasti akan membuktikannya!"

"Mau sampai kapan kau terus seperti ini!? Semua sudah terkuak bahwa Minami bersalah, dia juga mengakuinya. Kau harus bisa melupakan Minami dan terima kenyataan ini! Jangan libatkan Yuuto dalam masalahmu!"

"Ada apa ini? Kenapa berisik sekali?" Ujar ayahnya Zen yang baru saja pulang.

"Ayah harus tau, Juan berusaha untuk membunuh Yuuto. Dan dia masih saja mempersoalkan Minami." Seru Zen.

"Yuuto? Kalau tidak salah dia pacar baru mu ya? Dan dia masih anak sekolah."

"Iya itu benar, dan Yuuto merupakan anak bungsu paman Shu, adiknya Naoki. Kalau dibiarkan saja Naoki pasti akan membalaskan dendamnya pada keluarga kita. Hubungan keluarga kita dengan keluarga Saiki sudah terjalin baik selama puluhan tahun. Kalau kita sampai berperang, sudah pasti keluarga kita akan kalah."

"Ooh dia anak Shu. Aku ingin melihatnya, seperti apa rupanya. Selama ini Shu selalu menyembunyikan keberadaan anaknya yang terakhir."

"Ayah...." Seru Zen.

"Juan... Apa kau masih meributkan soal Minami?" Ucap ayahnya Zen ke pada Juan dengan nada bicaranya yang berubah menjadi tegas.

"Tentu saja! Sampai kapan pun aku akan membalaskan dendamku pada Zen. Aku akan membunuh siapa pun pacarnya." Ujar Juan.

"Ada masalah apa dengan otakmu? Kau sudah tau dan mencari bukti selama ini kalau Minami memang bersalah. Selama ini kau terus mencari bukti untuk membenarkan ucapanmu, tapi semakin kau mencari tau, semua jawaban menunjukkan bahwa Minami bersalah."

"Tapi yah, Minami sudah seperti keluarga kita sendiri. Kenapa ayah tidak bisa memberikannya kesempatan kedua?"

"Untuk apa ayah memberikan kesempatan kedua untuk seorang pengkhianat? Untuk memberinya peluang untuk kembali berkhianat?!"

"Kalau ayah memberikannya kesempatan, Juan yakin kalau Minami tidak akan berkhianat lagi!"

"Sekali berkhianat maka selamanya akan berkhianat! Ayah sudah sangat mempercayainya, namun balasannya apa? Minami membalas kepercayaan ayah dengan sebuah pengkhianatan! Ayah sangat benci akan hal itu! Ayah tidak perduli siapa pun orangnya itu, sekali pun itu anak ayah sendiri, kalau dia berkhianat maka dia harus dibunuh."

"Tapi aku tidak bisa menerima itu! Aku harus membalaskan semuanya pada Zen! Agar dia tau seperti apa perasaan ku saat itu!"

"JUAN! Kemasi semua barangmu dan kau harus pergi keluar negeri, SEKARANG JUGA! Ayah tidak mengizinkan mu pulang sampai kau bisa kendalikam emosi mu dan menerima kenyataan ini! Ayah yang menyuruh Zen untuk membunuh Minami, kau tidak berhak untuk memiliki dendam kepada Zen. Dan juga ayah sangat tidak terima kalau kau berani menyentuh anak anaknya Shuichi. Ku dengar sekali lagi kau melukai Yuuto, maka kau akan berhadapan langsung dengan ayah!"

"Tapi ayah..."

"Tidak ada tapi tapian! Semua perintah ayah merupakan mutlak, kau tidak berhak melakukan negosiasi padaku! Sekarang kemasi barang barangmu dan pergi ke luar negeri, tinggalah di rumah paman mu dan belajarlah dengannya."

Dengan kesal Juan segera mengemasi semua barang barangnya, dan ia pergi menuju bandara dengan di dampingi anak buah ayahnya.

"Bagaimana keadaan Yuuto?" Tanya ayahnya Zen.

"Kondisinya baik, sore ini dia bisa pulang ke rumah." Jawab Zen.

"Lain kali ajak Yuuto dan Naoki makan malam bersama di rumah, ayah ingin melihat mereka. Sudah lama sekali ayah tidak melihat Naoki, terakhir kali saat pemakaman Shuichi dan istrinya. Di pemakaman itu, ayah pun tidak melihat adiknya Naoki. Tapi ayah tau kalau mereka memiliki anak yang masih bayi. Shuichi benar benar sangat baik dalam menyembunyikan anak bungsunya. Kalau saja tidak ada pertikaian saat itu, Yuuto tidak akan disembunyikan seperti ini."

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now