Chap 50

1.3K 114 0
                                    

Yuuto pov

Aku hanya berbaring di kasur, meski aku ingin tidur tetap saja aku tidak bisa tidur. "Yuuto aku datang membawakan kripik dan minuman yang kau suka." Seru kak Zen yang tiba tiba masuk ke kamarku. Aku pun segera duduk di lantai dan kak Zen duduk di samping ku. "Aku juga membeli film terbaru, ayo kita nonton bersama." Lanjut kak Zen.

Ia segera mematikan lampu kamar dan menyetel dvd untuk menonton film bersama, kripik singkong dengan rasa asin kesukaan ku pun di buka olehnya.

"Nih ice matcha kesukaanmu." Ujar kak Zen yang menyerahkan padaku segelas ice matcha.

"Terima kasih banyak. Dan ngomong ngomong, kenapa kau harus membeli film horor hah? Tidak adakah film yang lainnya yang lebih bagus dari ini?" Seruku.

"Film ini bagus kok, aku sudah pernah lihat sebelumnya."

"Kalau kau sudah pernah melihatnya, lalu kenapa kau membeli ini dan menontonnya lagi?!" Ujar ku mulai geram.

"Itu karena kau belum menontonnya, jadi aku beli film ini khusus untukmu. Dan aku akan menemani mu untuk menontonnya. Kau bisa memelukku saat kau merasa takut, jangan ragu untuk melakukannya, ok?!" Ucap kak Zen dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Kau kira aku takut?! Aku tidak pernah takut menonton film ho... Huwaaa...." Aku berteriak ketika setan dalam film itu mendadak memunculkan wajahnya, aku sangat terkejut hingga memeluk tangannya kak Zen. Aku memeluknya dengan erat, dan ku sembunyikan wajahku disana. Padahal ini masih awal dari film itu, tapi ini setannya sudah muncul aja.

"Hahaha kau benar benar takut, baru seperti itu saja kau sudah ketakutan." Ledek kak Zen.

Aku kembali duduk dengan benar dan melepaskan tanganku dari tangannya, lalu aku berkata, "Aku tidak takut, aku hanya kaget dengan setan yang tiba tiba menampakkan dirinya."

"Alasan klasik, bilang saja kalau kau takut."

Keadaan menjadi hening untuk sesaat, kita sangat fokus untuk menonton. Meski sesekali aku memejamkan mata karena sebenarnya aku merasa takut, dan kak Zen yang memperhatikan itu ia tertawa kecil. Entah kenapa film horor ini ada adegan romantisnya, membuatku teringat dengan Osamu. Aku menyenderkan kepalaku di bahu kak Zen dan berkata, "Biarkan aku seperti ini untuk sesaat."

Tangan kak Zen yang begitu besar membelai lembut kepalaku, membuatku merasa nyaman. "Tidak apa kalau kau ingin menangis, aku tau itu menyakitkan. Orang seperti Osamu tidak pantas untuk bersama mu. Kau sudah melakukan hal yang benar Yuuto, tidak ada gunanya kau terus mencintai bajingan kecil itu."

"Tapi karena aku yang meminta putus dengannya dan menyuruhnya untuk mengejar kak Naoki. Setelah dia tau kak Naoki memilih kak Yaze, dia jadi terluka. Itu semua salah ku kan? Kalau aku biarkan saja dia bersama denganku, Osamu pasti tidak akan terluka. Ini semua salahku, Osamu jadi sangat membenciku sekarang. Karena aku dia jadi terluka." Aku mulai menjatuhkan air mata.

"Kau tidak salah Yuuto. Kalau kau tidak segera memutuskannya kau yang akan semakin terluka. Selain itu, Osamu memilih menjadi pacarmu hanya karena ingin tetap dekat dengan Naoki. Apa kau tau itu?" Tanya Zen.

"Tidak, aku tidak berpikir seperti itu."

"Aku memiliki pengalaman yang lebih banyak darimu, jadi aku sangat tau dengan tujuannya. Aku sengaja tidak memberitaukannya padamu, agar kau bisa mendapatkan pengalaman di masa muda mu. Jadi dengarkan aku, kau sama sekali tidak bersalah, kau tidak melakukan kesalahan yang membuatnya terluka. Justru disini kau lah korbannya, Osamu memanfaatkan mu. Dia tau kalau kau menyukainya, dan menjadikan mu pelarian.

Dia melakukan itu demi tujuannya sendiri. Aku tau itu menyakitkan bagimu, jadi tidak masalah kalau kau ingin menangis. Aku akan selalu ada untukmu, dan aku tidak seperti Osamu. Aku sangat serius denganmu. Aku benar benar menyukai mu Yuuto. Aku tidak akan pernah berhenti untuk membuatmu suka padaku, aku tidak akan bosan menunggu mu datang."

Semua perkataan kak Zen seakan meluluhkan hatiku. Rasa sakit yang sebelumnya ku rasa, tiba tiba hilang dan jantungku mulai berdegub kencang.

"Ka-kalau begitu... Buatlah aku jatuh cinta padamu." Ucapku dengan pelan.

"Tentu saja! Dan ku harap kau bisa melupakan Osamu dan membuka hati mu untukku. Karena percuma aku berusaha sementara kau sama sekali tidak membuka hatimu untukku."

"Aku sudah mati rasa untuk Osamu."

"Itu hal bagus yang ku dengar, persiapkan dirimu untuk menjadi milikku. Karena sekali kau jadi milikku, aku tidak akan melepaskan mu."

Aku duduk dengan tegap dan memandang kak Zen. "Pembicaraan sebelum ini, sebenarnya kau tau dari mana? Tau dari mana kau masalahku dengan Osamu? Aku tidak mengatakan apa pun padamu masalahku, bahkan pada kak Naoki tidak. Lalu kau bicara seolah kau sudah tau semuanya."

"Aah itu... Karena aku seorang yakuza jadi aku selalu tau persoalan mu."

"Kau mencari cari tau tentang ku!"

"Itu karena aku menyukai mu, aku slalu ingin tau tentang mu." Seru kak Zen dengan tersenyum.

"Kau seperti stalker, penguntit. Aku tidak mau menyukai orang yang seperti itu, sangat menakutkan!"

"Kau sudah meminta ku untuk membuatmu mencintaiku, dan perkatan itu tidak bisa lagi kau tarik."

Yuuto pov end

Destiny (18+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang