Chap 44

1.2K 105 8
                                    

"Sial... Gara gara orang itu aku tidak jadi mendapatkan wilayah J." Keluh Chiaki yang saat ini berada disamping Naoki.

Naoki segera meraihnya dan mencengkram erat kerah kemeja Chiaki. "Chiaki! Apa yang sudah kau lakukan pada adikku Yuuto?" Ujar kesal Naoki.

"Apa kau menyentuh kesayanganku?" Saut Zen dengan kesal.

"Te-tenanglah... Lepaskan dulu tangan mu Naoki, dan kita bicarakan dengan baik baik." Seru Chiaki.

"Apa yang bisa di bicarakan dengan baik baik kalau kau berani menyentuh Yuuto!" Ucap Zen.

"Tenanglah kalian berdua, aku hanya akan mengatakan suatu hal yang terjadi pada Yuuto semalam." Ucap Chiaki dengan tujuan mengalihkan pembicaraan.

"Apa yang terjadi pada Yuuto?" Tanya Zen.

"Apa dia demam? Atau menggigil?" Sambung Naoki.

"Semalam dia menggigil, aku hampir mati karenanya. Dia membuatku sangat takut, tiba tiba tubuhnya sedingin es. Aku jadi kurang tidur karena harus mengurusi adikmu itu." Jelas Chiaki.

"Itu resiko mu karena berani menculik adikku, jadi itu sebabnya kau memberikannya jaket." Ucap Naoki.

"Iya benar, aku takut hal itu terjadi lagi dan bisa bisa kau membunuhku nanti. Jadi ku berikan jaket yang tebal untuknya."

"Terima kasih untuk itu."

"Kalau begitu aku harus pergi sekarang."

Chiaki segera berlari meninggalkan Naoki dan juga Zen sebelum mereka mengingat kembali dengan emosinya.

"Naoki, memangnya apa yang terjadi pada Yuuto? Kenapa dia bisa menggigil di musim panas seperti ini?" Tanya Zen yang masih bingung.

"Yuuto tidak kuat dengan angin malam, tidak perduli dengan musim apa pun itu. Jika dia terlalu lama di luar tanpa mengenakan jaket, dia bisa demam atau pun menggigil. Tapi dia akan baik baik saja tanpa jaket jika berada di dalam rumah. Karena ini di laut, angin malam akan terasa semakin kuat meski pun dia berada di dalam ruangan. Jadi penyakitnya itu bisa dengan mudah menyerangnya jika dia tidak mengenakan pakaian hangat." Tutur Naoki menjelaskan, hal ini penting di ketahui oleh Zen pikirnya.

Sambil melanjutkan pembicaraan mereka, Naoki dan Zen pergi keluar dari ruangan utama menemui para anak buahnya yang berada di luar.

"Dimana Yuuto? Kenapa dia tidak bersama dengan kalian?" Tanya Yaze yang menghampiri.

"Ada orang lain yang ikut campur dalam urusan ini, saat kita akan memulai pertukaran. Orang itu mengacau semua dan membawa Yuuto pergi. Dia bilang kita harus menunggu sampai bos nya menghubungiku." Seru Naoki menjelaskan dengan wajahnya yang sangat depresi. Yaze segera memeluk Naoki.

"Tenanglah Naoki, kau harus kuat agar bisa membawa Yuuto kembali pulang. Dia juga pasti sudah menunggu mu."

"Hemm... Terimakasih Yaze."

Sementara itu, Yuuto di pindahkan ke kepal pesiar lainnya menggunakan sebuah kapal kecil. Sesampainya disana, Yuuto dilemparkan ke hadapan bos orang tersebut. "Jadi ini orangnya yang sangat di sukai oleh Zen." Ucap orang tersebut dengan tangannya yang menggenggam wajah Yuuto.

"Lepaskan tangan kotormu dariku!" Tegas Yuuto.

"Lancang sekali bicaramu." Ujar bos itu dan memukul wajah imut Yuuto.

"Bagaimana bisa anak kecil seperti dia memiliki mulut yang sangat kasar, apa keluarga Saiki tidak bisa mendidiknya dengan baik?" Lanjut bos tersebut.

"Saiki?" Gumam Yuuto bingung.

Disini bukan hanya bos itu saja, ada beberapa anak buahnya. Dan salah satu dari mereka mengangkat Yuuto agar ia dapat berdiri. Orang tersebut memiliki bekas luka di wajahnya dan tampangnya sangat menyeramkan, sepertinya dia orang yang lebih tua dari mereka yang ada disini.

"Apa kau juga tertarik dengan anak itu?" Ucap bos itu kepada anak buah yang sedang memegangi Yuuto ini.

"Tidak terlalu, tapi dia sangat imut." Ujarnya dingin.

"Aku akan menghubungi Zen dan jagalah anak itu, terserah dengan apa yang akan kalian lakukan."

Bos itu pergi meninggalkan Yuuto dan empat anak buahnya termasuk yang berwajah seram ini. Mereka membawa Yuuto ke suatu kamar dan Yuuto di jatuhkan di kasur itu.

"Sampai kapan kita harus menjaga bocah ini? Selain itu, sendiri juga bisa kan untuk menjaganya." Ujar anak buah 1.

"Memang sih sendiri pun bisa, tapi kau tidak mau mencobanya?" Ujar anak buah 2.

"Tapi dia masih anak anak, bukan kah itu tidak pantas dilakukan?" Ujar anak buah 3.

"Bukankah menarik melakukannya dengan anak anak? Bos juga sudah mengizinkannya?" Seru anak buah 2.

"Terserah kalian saja lah, aku tidak akan ikutan. Lebih baik aku ketempat lain saja." Ujar anak buah 3.

Dan anak buah 3 itu keluar dari kamar, saat ini hanya ada tiga anak buah termasuk yang berwajah seram. Yuuto menjadi sangat gusar karena mereka bertiga memandang Yuuto seakan ingin melahapnya. Mereka bertiga maju dan mulai menaiki kasur, Yuuto terus mundur hingga kini ia berada di ujung kasur.

"Menjauh dariku!" Seru Yuuto.

"Anak ini sangat imut, apa lagi sedang ketakutan seperti ini. Benar benar imut." Ujar anak buah yang menakutkan itu.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now