Chap 49

1.2K 115 4
                                    

Entah kenapa Yuuto juga merasakan sakit yang di rasakan Osamu, ia pun mulai menyalahkan dirinya sendiri. "Osamu maafkan aku sudah membuatmu terluka, apa yang harus ku lakukan agar kau bisa memaafkan ku?" Tanya Yuuto.

"Kalau kau ingin ku maafkan, maka buatlah kakak mu putus dengan Yaze. Dan biarkan aku mendekatinya." Ucap Osamu.

"Itu tidak mungkin, bagaimana aku bisa melakukan itu?"

"Itu sangat mudah, kak Naoki sangat sayang padamu bukan? Maka katakan saja padanya kalau kau tidak menyukai nya, kau tidak suka kak Naoki dengan Yaze. Dengan begitu kak Naoki akan mendengarkan perkataanmu, dan dia akan memutuskan Yaze. Lalu aku akan masuk lagi di kehidupan kak Naoki, dan akan ku rebut hatinya itu. Bagaimana, kau bisa kan?"

"Aku tidak bisa melakukan itu, apa kau sudah gila? Kalau pun aku bisa, mana mungkin kak Naoki mau mendengarkannya." Ujar Yuuto.

"Ancam saja. Katakan kalau kau akan kabur dari rumah jika kak Naoki tidak mau menurutinya."

Yuuto berjalan menghampiri Osamu yang sedang berdiri tak jauh dari tempatnya duduk... "Tidakkah ada cara lain agar kau mau memaafkan ku? Jujur saja, aku tidak bisa melakukan itu." Ucap Yuuto lembut.

"Kalau kau tidak bisa lakukan itu jangan harap aku mau memaafkan mu!"

"Buuk..."
Osamu menendang perut Yuuto tepat dimana ada luka bekas tembakan beberapa hari lalu. Yuuto terjatuh dan ia menahan perutnya dengan tangan. Karena rasanya begitu sakit.

Saat Yuuto lihat tangannya, perutnya tlah mengeluar kan darah. Mungkin jaitannya terbuka akibat tendangan Osamu tadi. Tendangan Osamu sangat kuat, wajar saja karena dia slalu juara bela diri. Dan dia sama sekali tidak mengurangi kekuatannya saat menendang Yuuto tadi. Yuuto pun mulai geram dengan Osamu dan juga dengan dirinya sendiri.

"Kau bukan cinta pada kakakku, tapi kau hanyalah terobsesi padanya karena seorang yakuza. Aku tidak akan menerimanya jika kau dekat dengan kakak ku lagi. Atau pun kalau kau berusaha untuk membuat kak Naoki putus dengan kak Yaze. Aku akan memberimu pelajaran jika itu benar benar terjadi. Dan sepertinya aku sudah salah karena mencintaimu. Aku tidak sudi lagi mencintai orang sepertimu Osamu. Jangan pernah lagi kau tampakkan wajahmu padaku atau depan kakak ku!" Seru Yuuto.

"Lucu sekali kau, ingin memberiku pelajaran? Lihat seperti apa dirimu itu? Kau saja tidak bisa berkelahi." Ledek Osamu dan... "Buuaaak..." Osamu menendang kepala Yuuto, dan untungnya Yuuto menahannya dengan tangan tetapi ia tetap tersungkur.

Darah di perut Yuuto terus keluar, ia yakin Osamu tidak mungkin tidak melihatnya. Tapi dia tetap diam seakan tidak lihat darah tersebut.

"OSAMU...!" Teriak Kyose yang datang ke atap, dan berlari ke arah Osamu. Kyose segera memberi pukulan pada Osamu. "Kau gila! Apa yang sudah kau lakukan!" Seru Kyose ke pada Osamu lalu ia mengalihkan pandangannya kepada Yuuto.

"Yuuto kau tidak apa apa? Perutmu.. Kenapa bisa berdarah seperti itu? Apa yang di lakukan si gila ini padamu? Kau bisa berdiri? Aku akan mengantarmu ke ruang kesehatan. Ayoo..." Lanjut Kyose pada Yuuto dengan menyalurkan tangannya.

Saat bersamaan tangan Kyose di tepis oleh seseorang, dan orang tersebut langsung menggendong Yuuto. Ketika ia lihat siapa orang itu, rupanya itu adalah Hiroshi.

"Aku yang akan membawa Yuuto, dan ku peringatkan ke pada kalian berdua. Siapa saja yang berani menyentuhkan tangannya pada Yuuto, akan langsung berhadapan denganku. Aku tidak perduli siapa itu, meski pun itu kau ketua osis. Aku tidak akan segan segan membalasnya." Seru Hiroshi. Dan Hiroshi segera membawa Yuuto pergi.

Sesampainya di ruang kesehatan, hanya ada guru yang sedang piket disana, dokter yang sedang bertugas sedang ada rapat. Sehingga guru tersebut memanggilkan ambulance untuk Yuuto. Hiroshi pun ikut pergi bersamanya.

Setelah Yuuto di obati oleh Izumi, Naoki pun datang menjemput sang adik.

"Yuuto, kenapa jahitanmu bisa terbuka seperti ini sih? Apa yang kau lakukan disekolah?" Seru Naoki khawatir.

"Maaf kak, sepertinya aku terlalu bersemangat di sekolah tadi." Bohong Yuto dengan tersenyum.

"Lain kali kau harus berhati hati, ayo kita pulang. Yaze sudah menunggu di mobil, Hiroshi kau juga ikut dengan kami."

Setelah sampai di rumah, Yuuto turun dari mobil bersama dengan Yaze yang menemaninya dirumah. Sementara Naoki pergi bersama Hiroshi.

Dalam perjalanannya....

"Hiroshi katakan padaku yang sebenarnya." Tanya Naoki dengan wajahnya yang serius.

"Osamu yang menendang Yuuto hingga seperti itu." Jawab Hiroshi.

"Ciih.. Bajingan kecil itu, memang tidak bisa di diamkan! Hiroshi, kau harus ikut denganku saat ini."

"Menyebalkan, tapi baiklah... Aku juga tidak bisa tinggal diam melihat calon kakak iparku diperlakukan seperti itu." Ujar Hiroshi.

"Kau sangat percaya diri sama seperti Zen ya, yakin sekali kalau Yuuto mau dengan Zen." Ucap Naoki dengan sedikit terkekeh.

"Tentu saja! Yuuto sendiri yang bilang kalau dia akan berhenti mencintai Osamu. Bukankah ini peluang terbaik untuk kak Zen?!"

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now