Chap 60

1.6K 115 0
                                    

Bisa bisanya si mesum Zen berkata seperti itu saat mereka hendak berhubungan seks. Hal itu membuat Yuuto merasa sangat malu hingga wajahnya memerah. Yuuto merasa sulit untuk mengatakannya kembali bahwa ia juga mencintai Zen, rasanya berat dan sangat memalukan. Jadi Yuuto hanya membalas ucapannya dengan menganggukkan kepala dan berkata "Un..." Dengan wajahnya yang masih sangat memerah. Karena masih merasa malu, Yuuto alihkan wajahnya ke sebelah kanan. Zen tersenyum melihat tingkah Yuuto, dan ia menciumi leher Yuuto dan meninggalkan tanda disana.

"Ugh... Hemmp..."

Yuuto merangkul lehernya Zen seakan tidak ingin melepaskannya. Zen mulai menuruni ciumannya, yang semula dileher menjadi ke dada dan ia bermain main dengan puting Yuuto. Bukan hanya dengan mulutnya, tangan yang satunya pun ikut bermain disana. Lalu satu tangannya lagi ia gunakan untuk mengocok milik Yuuto

"Aah haaa... Hemmp... Aah... Kak Zen... Kak Zen... Hah haa... Aah...."

Yuuto pun keluar, namun Zen masih terus menjamah tubuhnya. Ia tidak memasukkan jarinya ke lubang Yuuto, ia masih bermain main dengan tubuhnya. Zen meninggalkan tanda dimana mana. Posisi tubuh Yuuto di rubahnya, kini Yuuto menjadi telungkup. Tangan Yuuto di tahan olehnya dan Zen menciumi tubuh bagian belakang Yuuto.

Bukan hanya dicium, dia juga meninggalkan kissmark disana. Yuuto sudah keluar sebanyak tiga kali, dan Zen sudah merasa puas dengan menikmati sekujur tubuh kekasihnya itu. Baru lah ia memasukkan jarinya ke dalam lubang pantat Yuuto. Setelah merasa cukup melonggarkan, akhirnya Zen mulai memasukkan miliknya. Ia menggerangkan pinggulnya dengan sangat cepat, membuat Yuuto tidak dapat berhenti berdesah.

"Aah... Ugh... Disana... Nghk... Hah... Hah... Disana ra...sanya nik...mat aaah... Khaaa..."

Zen semakin mempercepat gerakannya dan ia keluar di dalam, tapi tenang aja, Zen menggunakan pengaman, ia keluar bersamaan dengan Yuuto yang juga keluar.

"Sudah cukup kak... Aku sudah keluar empat kali, aku merasa tidak kuat lagi." Seru Yuuto ketika melihat Zen memakai pengaman baru.

"Aku masih belum puas, aku belum bisa berhenti. Dan kau masih muda, kau bisa keluar lebih dari ini." Ujar Zen dan ia kembali memasukkan miliknya.

Ia memangku Yuuto, dan mulutnya menghisap puting Yuuto serta ia menggerakkan pinggulnya.

'Ini terasa sangat luar biasa... Aku merasa seakan hilang akal sehat, dan aku sangat menikmati ini. Kak Zen kau benar benar membuatku merasa puas.' Batin Yuuto.

Mereka benar benar melakukannya hingga jam tiga pagi. Yuuto sudah sangat lelah dan Zen juga sudah merasa sangat puas. Yuuto segera tertidur tanpa sempat membersihkan diri. Keringatnya begitu banyak keluar hingga membuat rasa dingin di tubuhnya hilang. Yuuto merasakan sesuatu yang dingin di dalam tubuhnya dan perasaan yang tak asing. Ketika ia buka matanya, Yuuto berada di kamar mandi dan Zen sedang memandikannya.

Bukan hanya memandikan, ia juga sedang membersihkan lubangnya. Karena terakhir kali mereka melakukan, pengaman milik Zen telah habis. Jadi mereka melakukannya tanpa menggunakan pengaman.

"Uugh... Eumpp..." Desah Yuuto ketika jari tangan Zen masuk ke dalam lubangnya.

"Kak Zen..." Seru Yuuto memanggil dan segera merangkulnya.

"Kau sudah bangun? Selamat pagi sayang ku." Ucap Zen dan ia mengecup dahi Yuuto.

Yuuto mencengkram pundaknya karena ia merasa nikmat. Zen yang menyadari itu, dia tidak melewati kesampatan yang ada. Setelah usai membersihkannya, ia memasukkan miliknya. Sebelum itu, Yuuto di buat berdiri tepat di hadapan cermin. Setelah Zen memasukkannya, dia juga mulai menggerangkan pinggulnya.

Tangan Zen mengangkat kepala Yuuto dan membuatnya melihat cermin.

"Lihatlah seperti apa wajahmu saat kau sedang di mabuk kapayang. Kau terlihat lebih imut dari biasanya. Membuatku tidak dapat berhenti untuk terus memasukkan mu. Aku ingin masuk sangat dalam di tubuhmu, dan mengeluarkan sebanyak banyaknya di dalam mu." Seru Zen.

Tangannya yang bermula memegangi kepala Yuuto, ia turunkan keleher secara perlahan lahan. Yuuto tidak bisa berkata apa pun selain desahan desahan karena nikmat. Tapi melihat wajahnya sendiri di cermin, merupakan hal memalukan baginya. Meskipun memalukan, entah kenapa ini membuat dirinya merasa lebih bergairah.

"Aaah... Dalam... Hah... Hah... Aku merasakannya... Ugh... Sangat dalam..."

"Jadi... Kau menyukainya?" Ucap Zen dengan nada yang ditekan kan.

"Suka... Aah... Aah... Haaa... Lagi kak, lebih dalam lagi... Ugh aah... Ini nikmat."

Tangan Zen memegang milik Yuuto dan ia hanya menggesekkan jarinya pada ujung kepalanya.

"Uugh... Haah... Aaakh..."

Yuuto tidak bisa menahannya, rasanya sangat nikmat ketika belakangnya di hantamnya. Dan bagian depan yang di mainkan seperti ini, serta tangan Zen yang satu lagi bermain dengan putingnya.

Bahkan mulut Zen terus menciumi dan menjilati tubuh bagian belakang Yuuto. Entah itu leher, kuping dan seluruh tubuh yang ia dapat jangkau untuk di cium. Kedua kaki Yuuto terasa lemas dan mereka keluar bersamaan. Yuuto tidak dapat berdiri dengan tegap karena sudah kehabisan tenaga, jadi Zen membersihkan lagi lubangnya. Dan dia juga memandikan kekasih tersayangnya itu.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now