Chap 24

1.5K 138 2
                                    

"Yaa aku akui aku salah melakukan cara untuk membuat Yuuto menyukai ku, tapi waktu pertama kali itu aku benar benar sedang mabuk. Kalau aku tidak mabuk mungkin sampai saat ini aku tidak pernah melakukan itu padanya. Kau tau betul seperti apa aku ini, kau juga tau kapan aku serius dalam suatu hal. Dan kali ini aku benar benar serius pada Yuuto." Tegas Zen.

"Ckk... Semua tergantung pada Yuuto, aku tidak mau memaksakannya. Kalau dia juga menyukai mu maka aku tidak akan menjadi penghalang."

"Itu baru Naoki yang ku kenal." Ujar Zen.

"TAPI..... Kau tidak boleh melakukan seks dengan Yuuto untuk membuatnya suka padamu! Sampai aku tau kau melakukan itu lagi, maka aku akan benar benar menjadi penghalang untukmu."

"Eeh... Susah sekali seperti itu, terlebih aku sudah melakukannya dua kali dengannya."

"Kau sialan! Jadi benar kan semalam kau lakukan itu pada Yuuto." Seru Naoki dengan kembali meraih kerah baju Zen.

"Huaa.. Tenanglah Naoki, ya ya aku semalam melakukannya maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi seperti apa yang kau pinta."

Naoki melepaskan tangannya dari kerah baju Zen dan pergi dari rumahnya.

Sementara itu Yuuto, di jam istirahat makan siang.... Seperti biasa ia makan siang diatap sekolah bersama Osamu.

"Tadi kak Naoki bilang padaku kalau kau akan main ke rumah, jadi kak Naoki tidak menjemput ku." Ujar Yuuto setelah usai makan.

"Oh ya aku hampir lupa, tadi pagi aku menghubungi kak Naoki dan bilang aku akan bermain ke rumah. Jadi kak Naoki tidak datang ya? Padahal aku ingin bertemu dengannya. Rasanya sudah lama sekali aku tidak melihatnya." Seru Osamu.

Dan perkataan itu membuatku merasa sedikit sakit. "Kau ingin bermain ke rumahku hanya ingin bertemu dengan kak Naoki saja?" Tanya Yuuto.

"Tentu saja tidak, aku juga ingin bermain denganmu. Ayo kita main game yang baru saja ku beli kemarin."

"Un.. Baiklah."

Saat itu mata mereka saling bertemu. Yuuto melihat mata Osamu begitu dalam, membuat jantungnya berdebar dengan kencang. Osamu pun melumat bibir Yuuto dengan lembutnya. Ia memainkan lidahnya dengan lidah Yuuto, bahkan lidah Yuuto dihisap olehnya. Rasanya begitu enak, hingga Yuuto pun tak ingin membuka kedua matanya yang saat ini sedang terpejam. Osamu mulai membuka kancing seragam Yuuto tanpa melepaskan baju dari tubuhnya. Dengan mereka yang masih berciuman, lalu Osamu membuka celana Yuuto dan melepaskannya.

'Ini tidak seperti biasanya, Osamu tidak pernah melepaskan celanaku. Seperti yang sudah sudah, Osamu hanya membuka tanpa melepaskan. Lalu kenapa kini Osamu melepaskannya? Ini membuat jantungku semakin berdegub dengan kencang.' Monolog Yuuto dalam hati.

"Hanya dengan ciuman saja kau sudah mengeras." Ujar Osamu.

"Tentu saja itu karena kau yang melakukannya." Cicit Yuuto.

"Apa kau menyukai ku?" Tanya Osamu membuat wajah Yuuto menjadi memerah mendengarnya, Yuuto pun memalingkan wajahnya dari Osamu.

Osamu membaringkan Yuuto dan ia bermain main dengan kedua puting Yuuto menggunakan mulutnya untuk menghisap dan tangannya yang melintirkan puting Yuuto.

"I...ya a-aku suka heumpp... Haah... Ka-kamu... Aaah aah... Osamu...."

Akhirnya Yuuto dapat mengatakannya bahwa dirinya menyukai Osamu meski pun dalam keadaan seperti ini. Yuuto tidak tau apakah Osamu mendengarnya atau tidak, ia juga tidak tau apakah dia mengerti atau tidak. Tapi selama ini, setiap mereka berciuman atau disaat Osamu meraba seluruh tubuh Yuuto. Tidak mungkin dia tidak mendengar detakan jantung Yuuto yang sangat kuat dan cepat.

Yuuto sangat yakin Osamu menyadari itu, Yuuto juga yakin bahwa Osamu pasti tau kalau ia menyukainya. Tapi Yuuto tidak tau kenapa Osamu hanya diam dan tidak membahasnya. Mungkinkah Osamu ingin Yuuto mengutarakannya sendiri?
Mungkinkah Osamu pura pura tidak tau?
Atau mungkin dia memang benar benar tidak tau.

Osamu mulai menusukkan jarinya pada lubang Yuuto dan ia berusaha untuk melonggarkannya.

"Aaah Osa-Osamu... Haaah... Aah... Hentikan... Aaakh...." Rintih Yuuto.

"Disinikah? Tidak ku sangka akan cepat aku menemukannya."

Setelah itu Osamu membuka sedikit celananya hingga miliknya dapat keluar. Ia mulai memasukkannya secara perlahan lahan hingga akhirnya junior Osamu dapat masuk sepenuhnya. Kedua kaki Yuuto di angkat oleh Osamu hingga tangan Yuuto sulit untuk menjangkaunya. Yuuto ingin Osamu mengeluarkan miliknya karena Yuuto masih merasa sakit di pantatnya.

"Aku akan mulai menggerakkannya."

Osamu pun menggerakkannya dengan perlahan lahan...

"Aah.. Aaah... Heumppp... Haah haaa..."

Semakin Yuuto mendesah, Osamu semakin mempercepat gerakkannya...

"Rasanya enak, ketat sekali... Rasanya kau menghisap milikku. Aah hangat sekali di dalam mu..... Kak Naoki..."

Yuuto sangat terkejut dengan apa yang baru saja di katakan oleh Osamu. Disaat mereka sedang melakukan seks, Osamu menyebutkan nama Naoki. Hati Yuuto sangat hancur mendengarnya.

Sudah ia duga bahwa Osamu hanya menjadikan dirinya sebagai pelariannya saja. Namun Yuuto tidak mau menganggap itu benar, dan terus menerima apa yang dia lakukan terhadap dirinya.

"A-aku akan keluar..." Seru Osamu.

Tanpa Yuuto sadari air matanya keluar karena tak tertahan lagi.

"Nikmat sekali aku ingin melakukannya lagi kak..."

Osamu menghentikan ucapannya karena melihat Yuuto yang menangis dan ia baru sadar bahwa ia memanggil nama Naoki.

Destiny (18+ / Ended)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant