Chap 10

1.8K 180 5
                                    

Zen sedikit kesal namun ia tertawa kecil yang membuat Yuuto semakin bingung.
"Kau ini tidak peka atau bodoh sih? Aku sudah bilang padamu kalau aku menyukai mu, jadi apa jawabanmu?" Ujar Zen.

"Kenapa perlu jawaban? Kau menyukai kan? Aku juga menyukai mu meski pun belum lama ini." Seru Yuuto.

"Sudah lupakan saja, kau benar benar bodoh rupanya."

"Siapa yang kau bilang bodoh? Di sekolah aku selalu berada di peringkat lima besar." Sombong Yuuto.

"Ya kau pintar, jadi cepat mandi atau kau mau telat pergi sekolah."

Setelah itu, Zen benar benar mengantar Yuuto ke sekolah.

"Perlukah nanti aku jemput saat sepulang sekolah nanti?" Tanya Zen.

"Tidak usah aku bisa pulang sendiri, terima kasih atas tumpangannya."

Yuuto melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam sekolah, dan pagi ini ada para osis sedang melakukan pemeriksaan seragam didepan gerbang sekolah. Yuuto melihat Osamu sedang menjalankan tugasnya sebagai ketua osis, ia nampak bersinar dan senyumannya begitu cerah. Melihat itu seakan akan tubuhnya terisi energi dengan penuh, membuat jantungnya berdetak kencang.

"Pagi Osamu." Sapa Yuuto.

"Yuuto... Ini beneran kamu?" Seru Osamu dan ia memeluk Yuuto di depan anak anak. Mereka semua jadi melihat kearah Yuuto dengan tatapan aneh dan bertanya tanya.

Selain itu, pelukan ini membuat jantung Yuuto semakin berdebar kencang dan wajahnya jadi memerah karena malu.

"A-apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, semua orang melihat ke arah kita." Ujar Yuuto panik.

"Aku senang kau tidak apa apa, semalam kak Naoki bilang kau di culik. Lalu bagaimana caranya kau bebas?" Tanya Osamu.

"Orang itu yang melepaskan ku, tadi dia mengantarkan ku ke sekolah." Jawab Yuuto.

"Aneh, lalu untuk apa dia menculikmu?" Osamu bertanya kembali.

"Entahlah aku juga tidak tau. Tapi orang itu tidak jahat kok."

"Bagaimana mungkin tidak jahat, jelas jelas dia sudah menculikmu! Yuuto, jangan mudah percaya dengan orang lain. Sekarang masuklah ke kelas, aku akan melanjutkan tugasku. Selain itu, kalau kau mau pergi kemana mana kau harus katakan padaku. Agar aku bisa menjagamu, mengerti?!"

"Ba-baiklah... Sampai ketemu nanti."

Di dalam kelas Yuuto menatap langit yang cerah dengan menopang dagu.

'Jadi ini yang namanya jatuh cinta? Jantungku terus berdegub kencang ketika aku mulai kenal dengan Osamu. Dan waktu terasa sakit juga karena Osamu, ku kira aku mengalami sakit jantung dan aku memeriksakan diri ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan ku semuanya baik, dan dokter itu bilang kalau mungkin saja aku sedang jatuh cinta. Lalu dokter itu meledekku. Tapi bukankah itu aneh? Jatuh cinta dengan sesama jenis? Bagaimana mungkin aku bisa alami ini? Tapi... Melihatnya, bicara dengannya, perhatiannya, semua hal tentangnya, membuatku merasa nyaman dan senang serta jantungku yang berdetak kencang.'

Saat jam istirahat, Yuuto mencari Osamu untuk mengajaknya makan siang bersama. Setelah ia pikirkan tentang perasaannya terhadap Osamu, Yuuto memilih untuk tidak mengatakannya. Karena kalau di pikir itu adalah hal yang aneh, jatuh cinta terhadap sesama jenis. Selain itu, Yuuto tidak mau kehilangannya. Dengan menjadi temannya seperti ini, Yuuto rasa itu sudah lebih dari cukup untuk dirinya.

Osamu tidak berada dikelasnya, lalu Yuuto mencoba mencarinya di ruang osis di lantai tiga. Saat Yuuto berada di tangga hendak naik ke lantai tiga, Yuuto menghentikan langkah kakinya karena ia mendengar suara Osamu yang sedang berbicara dengan orang lain.

"Kau tau itu kan? Kau menjadi bahan pembicaraan di sekolah ini."

"Sebenarnya sudah lama mereka membicarakan mu dengan Yuuto, tapi tidak pernah sampai seheboh ini."

"Kalian tidak mungkin berteman kan? Maksudku, kau seorang ketua osis yang memiliki image sangat bagus sementara Yuuto... Dia adik dari yakuza."

"Katakan pada kami dengan jujur, apa kau di ancam dengannya untuk menjadikan mu seorang teman? Mungkin dia berpikir kalau kau seorang ketua osis berteman baik dengannya, pasti orang orang akan berpikir bahwa Yuuto tidak perlu di jauhi meski pun dia adik yakuza. Dengan begitu dia akan memiliki teman lagi dan kau bisa dibuang kapan saja ketika dia tidak butuh."

"Ya ampun itu sungguh keterlaluan, kita semua harus bekerja sama untuk memberinya pelajaran dan jangan sampai dia tau siapa yang akan menyerangnya."

"Benar itu, kalau Yuuto sampai tau dia pasti akan mengadu pada kakaknya dan menyerang sekolah ini."

"Bukankah itu terlalu berlebihan?" Ujar Osamu.

"Apanya yang berlebihan? Dia sangat pantas mendapatkannya. Mana mungkin kita bisa tinggal diam ketika tau ketua osis kita yang baik ini di ancam oleh penjahat licik sepertinya."

"Katakan pada kami tidak perlu takut, Osamu kau benar benar sudah di ancam olehnya kan?!"

"Aah soal itu.. Hmm... Kalian benar, Yuuto tlah mengancamku."

Betapa terkejutnya Yuuto mendengar pengakuan palsu yang di buat oleh Osamu hingga kakinya begitu lemas.

"Apa maksud ucapan mu Osamu?" Gumam Yuuto. Dan saat itu Osamu menuruni tangga seorang diri dan ia mendapati Yuuto yang sedang bersandar pada pegangan tangga.

"Yuuto... Sejak kapan kau disana?" Tanya Osamu.

"Kapan aku pernah mengancammu? Bukankah kau sendiri yang menghampiriku dan ingin berteman denganku? Apa maksudmu melakukan kebohongan ini? Apa kau hanya berpura pura untuk melihat betapa hancurnya aku?"

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now