Chap 19

1.5K 140 11
                                    

Aku bertanya tanya apa yang sebenarnya Osamu sedang lakukan? Kenapa tiba tiba dia memegang juniorku dan kini ia mulai merabanya. Aku berusaha melepaskan tangannya dengan menariknya. Namun karena aku merasa enak dengan itu, tanganku seakan tidak memiliki tenaga.

"Apa kau bangun karena ku? Kalau begitu biarkan aku bertanggung jawab." Seru Osamu.

Ia menarik celana ku hingga juniorku berdiri tegap dan Osamu segera memegangnya dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya, ia gunakan untuk menarik kaos ku dan bermain dengan putingku.

"Apa itu terasa nikmat?" Tanya Osamu.

Sementara itu aku hanya bisa menahan desahan ku agar kak Naoki tidak mendengarnya. Mulut ku kututup dengan kedua tangan. Osamu memandangku sesaat dan ia mulai menjilati dan menghisap puting ku yang satu lagi.

"Ge..lii... Berhenti eump... Men..jilati..nya aah haa aakh..."

Tak lama kemudian aku pun cum.

"Sudah keluar? Cepat sekali, padahal hanya dengan tangan." Seru Osamu yang mengambil tisu dan membersihkan tangan serta tubuhku dari cairan yang aku keluarkan tadi.

Wajahku memerah karena malu, aku tidak pernah menduga bahwa Osamu akan melakukan hal itu denganku. Aku tidak bisa berbohong, namun apa yang terjadi ini membuatku merasa senang. Dan sempat terlintas aku ingin Osamu melakukan lebih dari ini. Aku ingin tangannya menyentuhku lebih banyak, aku ingin bibirnya bersentuhan dengan bibirku.

AKU INGIN LEBIH...!

Tapi aku tidak bisa mengatakannya pada Osamu, aku tidak tau bagaimana reaksinya jika aku sampai mengatakan itu. Sementara orang yang dia sukai adalah kak Naoki, lalu kenapa dia menyentuh ku?

"Yuuto, Osamu...! Turunlah, aku sudah membuatkan makan malam." Teriak kak Naoki dari bawah dekat tangga. Karena kamarku berada di atas tepat dekat dengan tangga.

"Kak Naoki sudah memanggil kita, ayo turun dan makan malam." Ucap Osamu seakan akan tidak ada yang terjadi.

"Kenapa kau lakukan itu?" Tanya ku dengan nada rendah.

"Karena milikmu tegang karena ku kan? Aku hanya membantu mu dan aku merasa harus bertanggung jawab. Selain itu saat aku lihat wajahmu dari dekat, rupanya kau sangat mirip dengan kak Naoki. Aku baru menyadari itu."

"Kau orang pertama yang mengatakan bahwa aku mirip dengan kak Naoki."

"Sudahlah, ayo kita turun dan makan."

Usai makan malam bersama, Osamu membantu kak Naoki merapikan meja makan dan mencuci piring piring kotor. Setelah itu Osamu pulang kerumahnya tanpa di antar oleh kak Naoki, meski pun sebelum pulang Osamu seakan berusaha untuk meminta kak Naoki mengantarnya pulang. Aku pun sempat terbawa dengan ucapannya dan ikut meminta kak Naoki untuk mengantarnya pulang.

Dan jawaban kak Naoki adalah, "Osamu bisa beladiri dia bisa menjaga dirinya sendiri dengan baik. Tapi kamu tidak bisa menjaga dirimu sendiri. Ku rasa akan baik baik saja Osamu pulang sendirian, aku juga tidak bisa meninggalkan adikku sendirian di rumah."

Saat aku dan kak Naoki sedang menonton televisi, aku bertanya tanya padanya.

"Aku tidak tau kalau kau sudah punya pacar kak, kau tidak pernah mengatakan apa pun padaku soal ini." Seru ku.

"Kalau kau ingin tau maka pergilah bercermin maka kau akan tau siapa orangnya." Cetus kak Naoki.

"Kakak pikir... kita punya cermin ajaib yang kita tanya maka akan memberikan jawaban. Kalau aku bercermin maka yang ada hanyalah aku."

"Nah itu kau sudah tau jawabannya."

"Apa maksud mu dengan aku sebagai pacarmu kaaak..."

"Tidak ada, selain itu apa Osamu menceritakannya padamu?"

"Dia tidak bilang apa pun, aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian tadi."

"Kau tau kan kalau aku bukan gay, cara tercepat untuk membuat gay menyerah hanyalah dengan cara seperti itu. Yaa meski pun tidak semuanya bisa berjalan mulus. Ada beberapa gay yang akan terus berusaha dan berusaha."

"Seperti kak Zen ya?"

"Apa maksudmu? Apa Zen masih berusaha mengejarmu? Apa tanpa sepengetahuanku dia melecehkan mu lagi?" Tanya kak Naoki dengan wajah seriusnya.

"Tidak kak tidak... Kita tidak pernah bertemu lagi, hanya saja dia terus menghubungi ku tanpa henti."

"Bajingan itu memang seharusnya sudah ku bunuh sejak awal." Geram kak Naoki.

"Dari apa yang ku lihat, hubungan kalian berdua bukan seperti musuh melainkan sahabat."

"Itu sudah lama sekali, dan kau hanyalah seorang anak kecil yang tidak tau apa apa." Seru kak Naoki dengan mengacak ngacak rambutku dan ia sedikit tertawa.

"Kau itu satu satunya adik yang aku punya, aku sangat menyayangimu. Kau lebih penting dari apa pun. Disaat ada yang mengutarakan perasaannya padaku, maka aku menolak mereka karena aku memiliki kamu yang masih harus ku jaga. Aku tidak mau memikirkan apa pun tentang percintaan, karena kamu adalah yang utama bagiku. Aku ingin kau tumbuh dewasa dan bahagia lalu menikah dengan gadis cantik. Setelah itu aku baru memikirkan diriku."

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now