Chap 34

1.3K 115 0
                                    

Osamu terus menyodok lubang Yuuto dengan jari jarinya, dan kini ia menambahkan satu jarinya lagi. Tiga jari sudah masuk kedalam lubang tersebut.

"Bagaimana Yuuto? Apa kau mau mengatakannya sekarang? Lihatlah bagaimana kau begitu menjepit jari jariku." Ujar Osamu.

"Ugh.. Berhenti main main O..samu..."

"Kalau begitu cepat katakan."

"Hmmp... Ngkh... A-aku... Eump... Aku memaafkanmu, ja-di berhen-tilah..."

"Aku senang mendengarnya." Ucap Osamu tersenyum dan mengeluarkan jarinya.

Baru saja Yuuto bernafas lega, Osamu segera memasukkan miliknya setelah merubah posisi Yuuto menjadi sujud. Osamu terus menghantamnya dengan sangat kuat membuat Yuuto terus mengeluarkan desahan desahan. Osamu memegangi milik Yuuto dan mengocoknya hingga akhirnya ia keluar terlebih dahulu. Dan Osamu masih menggerakkan pinggulnya hingga keluar.

"Kenapa kau keluarkannya didalam? Apa kau tau ini sulit untuk membersihkannya? Sangat memakan waktu." Keluh Yuuto.

"Tidak enak jika harus mengeluarkannya diluar, apa perlu aku membantumu? Ayo kita mandi bersama."

"Tidak mau, aku akan mandi sendiri dan kau bisa gunakan kamar mandi yang ada di bawah kalau tidak mau menunggu ku. Karena aku pasti sangat lama."

"Baiklah..."

Saat Yuuto membuka pintu, rupanya pintu kamarnya tidak terkunci. "Hoi Osamu, kau bilang kau sudah mengunci pintu kamar." Ketus Yuuto.

"Aku memang melakukannya." Jawab Osamu.

Yuuto tidak memikirkan hal hal aneh, hanya berpikir bahwa Osamu mungkin lupa dan ia segera mandi.

Usai mandi Yuuto segera turun menuju ruang makan karena mencium aroma masakan yang sangat harum.

"Wangi sekali, kau masak apa kak?" Tanya Yuuto yang masih menuruni tangga.

"Aku hanya membuat udang saos tiram kesukaanmu." Jawab Naoki.

"Waa.. Kenapa si mesum ini ada disini?" Ujar Yuuto kaget yang melihat Zen sudah duduk manis dimeja makan.

"Aku hanya ingin makan malam disini." Ujar Zen. Dan Yuuto duduk di depan Zen.

"Dimana Osamu?" Tanya Yuuto yang tidak melihatnya diruang makan.

"Dia masih mandi." Jawab Naoki.

"Hei Yuuto... Kenapa kau mau berpacaran dengan anak itu? Dari pada kau pacaran dengan seke seperti dia, lebih baik kau pacaran denganku yang seorang seme." Bisik Zen kepada Yuuto.

"Seke? Seme? Apa itu?"

"Kau tidak tau itu? Apa kau juga tidak tau soal uke?"

"Apa lagi itu?" Tanya Yuuto yang semakin bingung.

"Oii Naoki, kau tidak pernah mengajari Yuuto tentang apa itu uke, seme dan juga seke?" Teriak Zen kepada Naoki yang sedang menyiapkan masakannya ke piring.

"Tentu saja aku tidak pernah mengajarinya hal hal seperti itu! Selain itu, apa yang sedang kau katakan pada Yuuto! Apa kau ingin membuat adikku menjadi orang sepertimu?!" Seru Naoki kesal.

"Ciih... Baiklah Yuuto aku akan memberitaukannya padamu. Seme adalah orang yang berada di atas atau top, uke yang berada dibawah atau bottom, sementara seke bisa berada di kedua posisi tersebut. Kau mengerti kan sekarang?" Jelas Zen.

"Atas? Bawah?" Gumam Yuuto sambil memikirkan perkataan Zen.

"Maksudku posisi dalam berhubungan seks." Tutur Zen.

"Aku baru tau itu. Lalu kenapa kau bilang kalau Osamu itu seke?"

"Anak itu pernah menembak Naoki bukan?"

"Soal itu kau pernah mengatakan sebelumnya, tau dari mana kau tentang itu?" Tanya Yuuto.

"Tembok dapat berbicara, jadi aku tau itu. Naoki itu seorang seme, dia tidak akan pernah menjadi uke. Itu artinya anak itu merupakan seke. Dari pada kau bersamanya bukankah lebih baik kau bersama ku?"

"Kak Naoki apa itu benar? Si mesum ini bilang kalau kau seme, bukan kah kau bilang padaku kalau kau itu normal?" Teriak Yuuto yang terkejut mendengar apa yang dikatakan Zen.

"Sialan kau Zen!" Seru Naoki dengan memandang sinis Zen.

"Baiklah aku akan jujur, kakakmu ini biseksual. Maaf sudah membohongimu." Lanjut Naoki.

"Kak Naoki seorang bi?"

"Sudah hentikan obrolan ini, lebih baik ayo kita makan. Aku sudah selesai menyiapkannya."

Tak lama kemudian Osamu datang bergabung dan duduk disebelah Yuuto. Dan mereka pun makan bersama. Usai makan, Osamu pamit untuk pulang, sementara si mesum itu masih berada di rumah.

"Yuuto... Bagaimana menurutmu? Siapa yang lebih memuaskanmu? Aku atau anak itu?" Tanya Zen.

"A-apa yang kau bicarakan?" Ucap Yuuto dengan wajah memerah.

"Saat aku mau masuk kedalam kamarmu, aku melihatnya kau sedang melakukan itu bersama pacarmu. Jadi aku penasaran dan ingin tau, di antara kita berdua mana yang lebih memuaskanmu?"

"Kak Naoki... Tolong usir orang mesum ini dari rumah kita." Teriak Yuuto. "Dasar mesum, beraninya kau mengintipku! Berarti kau yang telah membuka kunci kamarku, dasar bedebah." Lanjutnya.

"Membuka kunci merupakan keahlianku, aku hanya ingin tau apa yang sedang dilakukan kekasih masa depanku. Siapa sangka si kecil kesayanganku sedang melakukan itu bersama orang lain. Rasanya aku ingin memberimu hukuman." Ujar Zen dengan senyumannya yang jahat.

"KAK NAOKI CEPAT USIR SI MESUM INI..!"

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now