Chap 45

1.2K 105 0
                                    

Yuuto pov

Aku tidak mau... Aku sangat tidak mau mereka menyentuhku, kenapa mereka semua selalu ingin melecehkan ku? Anak buah 1 menarik kakiku, dan aku terus menendangnya dengan kaki ku yang satu lagi. Kemudian orang tua yang berwajah seram itu memegangi kaki ku yang satu lagi. Mereka bertiga meraba raba tubuhku meski pun aku masih terbalutkan pakaian. Dari bagian bawah, atas dan juga ada yang menciumi leherku. Kalau aku tidak segera menghentikan ini, aku bisa bisa terbawa arus mereka. Aku harus mendapatkan ide untuk melarikan diri.

"Tu-tunggu... Aku udah gak tahan lagi." Seruku.

"Kau gak tahan lagi? Apa kau ingin segera di masuki?" Seru anak buah 2.

"Tidak bukan itu, aku mau ke toilet. Aku sudah tidak tahan lagi ingin pergi ke toilet." Ucapku dengan wajah yang memelas.

"Ku kira kau ingin segera kami masuki." Ujar anak buah 1 dengan kecewa.

"Aku akan mengantarnya ke toilet." Seru orang tua itu.

Tangan ku ditarik hingga aku berdiri. Toilet berada di dekat pintu kamar, aku harus bisa melarikan diri dengan satu kesempatan yang ada. Aku mengingat kembali saat anak buah 3 keluar, pintu kamar ini sama sekali tidak terkunci.

"Cepat masuk, apa yang kau tunggu lagi?" Ujar orang tua itu.

"Aku merasa sulit kalau tanganku terikat, bisakah kau melepaskan ikatanku terlebih dahulu?" Seruku.

"Ciih merepotkan."

Orang tua itu hendak melepaskan taliku, dan dengan segera ku tendang sangat keras juniornya itu dengan dengkulku. Saat orang tua itu merintih kesakitan, aku segera membuka pintu dan pergi keluar. Kedua anak buah lainnya yang berada di kasur dengan segera lari mengejarku. Aku terus berlari dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi, saat itu kedua orang itu terus berlari melewatiku.

Ku kira ruangan yang ku pakai untuk sembunyi ini sangatlah aman, tapi ternyata tidak. Disini aku melihat ada bos yang tadi dan juga anak buahnya yang begitu banyak.

"Kaido sedang mengambil dokumen dari Naoki, dan dia sedang berjalan ke arah sini. Naoki dan Zen sudah menunggu anda di aula atas." Tutur anak buahnya.

"Akhirnya aku bisa menguasai wilayah J. Dan membuat Zen bertekuk lutut padaku, aku tidak bisa memaafkannya!"

Mereka semua pergi meninggalkan ruangan ini tanpa ada yang menyadari bahwa aku sedang bersembunyi.

"Wilayah J? Bukankah itu bisnis yang kak Naoki perjuangkan, sampai kak Yaze menculikku agar aku tidak menghambatnya? Gara gara aku, kak Naoki harus kehilangan wilayah J. Semua ini salahku? Aku harus bisa merebut kembali dokumen yang sudah mereka rampas." Gumamku dengan penuh tekad.

Aku keluar dari persembunyianku, dan aku mencari sesuatu yang bisa ku gunakan untuk melepaskan tali ikatanku. Saat itu aku berhasil melepaskan ikatanku, dan aku harus mencari orang yang bernama Kaido itu. Aku terus memutari kapal pesiar ini dengan hati hati dan seksama, mencari dimana orang yang bernama Kaido.

Tentu aku tau seperti apa wajahnya, karena orang yang menculikku kesini dialah Kaido. Aku sempat mendengar orang orang memanggilnya dengan nama itu. Dan... Kini aku melihat Kaido, dia baru saja memasuki toilet dengan membawa dokumen. Aku pun mengikutinya, beruntung sekali di toilet itu tidak ada siapa siapa dan Kaido juga memasuki kloset disana. Aku mengetuk pintu dan mencoba merubah suaraku dengan sedikit berat, agar tidak ketauan bahwa ini suara anak kecil.

"Tok tok... Kaido, apa kau di dalam?"

"Ada apa?"

"Bos meminta dokumennya untuk segera di antar, kalau kau masih lama serahkan padaku, aku juga akan menemui bos karena tadi di panggil."

"Tunggu sebentar."

Kaido membuka sedikit pintunya dan menyerahkan dokumen itu tanpa sedikitpun rasa curiga.

"Pegang ini sebentar, aku sedang memakai celana sekarang. Tunggu aku dan kita akan pergi bersama." Seru Kaido.

"Baiklah, cepatlah sedikit."
Aku memegang dokumen itu dan tersenyum merasa senang karena berhasil membohonginya.

"Siapa kau!?" Tanya Kaido dengan nada tinggi. Dia nampak terkejut ketika melihat kebawah, ia melihat sepatu yang ku kenakan adalah sepatu kets. Karena orang orang dari bos Kaido, semuanya tidak ada yang menggunakan sepatu kets.

Aku pun segera berlari menyelusuri lorong ini, dan Kaido yang mengejarku. Aku sampai pada ujung lorong, dan disini hanya sebuah deck tanpa ada apa pun yang bisa ku jadikan tempat untuk sembunyi. Aku tersudut dan Kaido berhenti di depan lorong itu dengan wajahnya yang menakutkan.

"YUUTOOOO...." Teriak kak Naoki dari deck atas. Aku segera melihat ke atas dimana suara asal kak Naoki berada.

Aku tersenyum bahagia karena dapat melihat kak Naoki, dia sudah berada disini untuk menjemputku pulang. Dokumen yang sudah ku rebut aku sembunyikan di tubuhku, di balik jaket yang ku kenakan. Aku hendak mengeluarkannya dan menunjukkan pada kak Naoki, belum sempat aku keluarkan dan....

"Dooorr...."
Seseorang menarik pelatuk pistolnya.

Yuuto pov end

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now