Chap 37

1.2K 114 0
                                    

"Kau mendengarnya? Baiklah aku tidak akan mengelak lagi, soal itu benar. Tapi maaf aku tidak bisa menerima mu. Aku tidak suka dengan bocah kecil, aku lebih suka dengan yang tidak jauh usianya denganku." Tutur Naoki.

"Tapi kau belum mencobanya, apa salahnya mencoba terlebih dahulu jalani hubungan denganku?" Bujuk Osamu tanpa menyerah.

"Sekali tidak tetap tidak. Terlebih lagi kau itu seumuran dengan adikku, mana mungkin aku bisa jalani hubungan denganmu."

"Meski saat ini kau berkata begitu, tapi aku tidak akan menyerah untuk bisa mendapatkanmu."

"Lakukan sesuka hatimu, dan jawaban ku akan sama. Ku sarankan kau lebih baik menyerah sebelum kau terluka."

"Tidak akan!" Tegas Osamu.

"Ya terserah kau saja." Naoki nampak acuh pada teman adiknya itu.

Satu bulan pun berlalu dan Osamu masih terus berjuang untuk mendapatkan Naoki. Dan itu tentu membuat Yaze cemburu. Bicara soal Yaze, dia tidak di pecat oleh Naoki. Keesokan harinya setelah Naoki memarahi Yaze habis habisan, Yaze datang pada Yuuto untuk meminta maaf. Apakah Yaze lanjut kerja atau tidak, semua tergantung dengan keputusan Yuuto. Adiknya Naoki itu tau dengan maksud dan perasaan Yaze, tentu saja Yuuto memaafkannya dan membiarkannya tetap bekerja. Meski pada awalnya keduanya sangat canggung satu sama lain, tapi seiring waktu berlalu mereka menjadi dekat.

Dan jujur saja, Yuuto mulai menyukai Yaze. Yuuto rasa ia bisa terima Yaze jika dia benar benar menjadi pacar Naoki. Lalu Osamu selalu mengganggu waktu Naoki, bahkan Osamu suka datang ke rumah Naoki. Kini Yaze memiliki saingan untuk memperebutkan Naoki.

"Bocah apa yang kau lakukan disini? Kau selalu saja mengganggu waktu Naoki. Kau kira disini kau bisa bermain main dengannya? Meski ini rumah Naoki, tapi dia masih memikirkan pekerjaannya. Kalau kau terus mengganggunya, kau hanya akan menghambatnya. Dan aku tidak akan tinggal diam! Akan ku beri kau pelajaran agar tidak datang lagi!" Seru Yaze mengancam Osamu.

"Aku tidak takut dengan ancaman mu, dan aku disini bukan untuk menjadi penghambat melainkan penyemangatnya." Osamu membela dirinya.

"Tidak ada yang bisa memberinya semangat selain Yuuto adiknya. Sekali pun dia punya pacar, Naoki hanya mendengarkan apa kata Yuuto."

"Dari apa yang kau katakan, kau membuat kak Naoki seolah olah dia itu brocon."

"Kalau kau belum mengenal lama Naoki, maka kau akan berpikir seperti itu. Dulu aku juga memikirkan hal yang sama, tapi setelah kau benar benar kenal Yuuto maka kau akan tau alasan kenapa Naoki bersikap seperti itu."

"Aku kenal Yuuto, tapi aku tidak tau apa yang membuat kak Naoki seperti brocon." Ujar Osamu.

"Itu artinya kau belum kenal Yuuto sepenuhnya."

"Sudah sejak lama aku penasaran. Kau itu hanya anak buahnya kak Naoki tapi kenapa cara bicaramu yang memanggilnya sangat tidak sopan sekali." Ketus Osamu menatap dingin Yaze.

"Rupanya kau juga tidak tau aku. Aku orang kepercayaannya Naoki dan kami merupakan teman lama. Jadi aku tidak perlu bicara formal saat memanggil Naoki seperti yang lainnya." Tutur Yaze menjelaskan.

"Tetap saja kak Naoki itu bos mu, seharusnya kau tidak bicara seperti itu!"

"Kalian berdua, tidak bisakah kalian diam? Kalian sangat berisik dan mengganggu waktu ku!" Seru Naoki yang menghampiri mereka berdua dengan kesal.

"Maafkan aku Naoki, aku hanya ingin menghentikan bocah ini karena terlalu sering datang ke rumah mu." Jelas Yaze.

"Kak Naoki aku merindukanmu." Seru Osamu yang berusaha untuk memeluk Naoki. Tapi usahanya dihalang oleh Yaze.

"Bocah... Apa yang ingin kau lakukan pada Naoki?!" Geram Yaze.

"Tentu saja memeluk kak Naoki." Ujar Osamu.

"Yaze, tolong urusi anak ini. Aku sedang sibuk sekarang." Ucap Naoki dengan dinginnya.

"Baik, serahkan padaku." Tegas Yaze. "Kau dengar itu, lebih baik sekarang kau pergi dari rumah ini. Dan datang temui Yuuto, bermain saja kau dengannya." Lanjut Yaze.

"Siapa kau berani menyuruhku!" Bentak Osamu membuat Yaze mulai mengepalkan kedua tangannya tepat di depan dadanya, ia bahkan sudah mengambil posisi siap untuk bertarung.

"Kau kira aku takut! Aku terima jika kau ingin bertarung denganku!"

Osamu melancarkan pukulan terus menerus kepada Yaze. Tentu dengan mudahnya Yaze menghindari setiap serangannya dengan senyuman di wajah serta ke dua tangan yang tidak ia gerakkan.

"Pukulanmu sangat bagus, kau pasti sudah lama berlatih bela diri. Tapi sayangnya, kau tidak punya pengalaman untuk bertarung!" Seru Yaze.

"Jika aku berhasil mengalahkanmu, jangan pernah kau halangi aku lagi untuk bertemu kak Naoki!" Tegas Osamu.

"Tapi kau tidak akan bisa mengalahkanku!" Yaze mulai menggerakkan tangan dan kakinya, meski begitu Yaze masih belum serius dengan pertarungan ini.

Saat Osamu maju untuk menyerang, Yaze menangkap tangannya dan ditarik.  Yaze memutar badannya, sehingga tubuh Osamu berada di punggung Yaze. Lalu Osamu pun di jatuhkan oleh Yaze dengan sangat mudahnya.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now