Chap 36

1.2K 114 0
                                    

Osamu menampar Yuuto dengan sangat kuat. "Yuuto maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk melakukan itu. Aku hanya terbawa emosi." Ucap Osamu menjelaskan.

"Keluar dari kamarku. Aku tidak ingin melihatmu lagi." Seru Yuuto dengan nada rendah.

"Tapi Yuuto... Maafkan aku..."

"Akhiri saja hubungan ini, aku tidak bisa melanjutkannya lagi. Aku tidak akan melarangmu untuk datang ke rumah ku. Jadi kau bisa untuk terus dekat dengan kakak ku, orang yang kau sukai. Jadi sekarang lebih baik kau keluar dari kamarku."

"Aku tidak ingin kita berakhir, Yuuto ku mohon maafkan aku dan beri aku kesempatan!"

"Sudah cukup! Aku tidak mau menjadi pelarianmu lagi! Aku tidak mau terluka lebih dari ini! Sekarang keluar kau dari kamarku! Aku tidak mau melihatmu lagi! KELUAAAR!!!" Teriak Yuuto.

"Yuuto... Maafkan aku."

"Hei Yuuto ada apa ini? Kenapa kau berteriak seperti itu? Suara mu terdengar sampai bawah." Saut Naoki yang segera masuk ke kamar karena mendengar Yuuto yang berteriak.

"Maaf kak... Aku ingin tidur, aku lelah. Bisakah kau bawa Osamu keluar dari kamarku?" Pinta Yuuto.

"Yuuto..." Gumam Osamu.

"Hmm baiklah..." Ucap Naoki dan Naoki pun membawa Osamu keluar dari kamar sang adik dan mengajaknya bicara di ruang tamu.

"Kalian bertengkar?" Tanya Naoki.

"Iya..."

"Apa yang kalian ributkan?"

"Aku lupa dengan janji ku. Kemarin aku berjanji pada Yuuto untuk pergi dengannya jam lima sore ditaman. Tapi karena pekerjaan osis ku, aku benar benar lupa dan aku pulang sore. Lalu aku bertemu dengan mu dan kita pergi makan. Aku benar benar tidak ingat, dan meminta maaf pada Yuuto, setelah dia sembuh nanti aku akan mengajaknya pergi lagi. Tapi dia sudah sangat marah dan tidak mau lagi pergi denganku." Jelas Osamu.

"Sifatnya memang buruk seperti itu, maafkan Yuuto ya Osamu. Tapi kalau emosinya sudah reda, dia pasti akan kembali seperti semula."

"Aku berharap dia bisa memaafkan ku."

Keesokan harinya Yuuto pergi ke sekolah karena demamnya sudah turun. Osamu terus berusaha mengejar Yuuto dan meminta maaf. "Tidak kah kau merasa ini sia sia?" Seru Yuuto.

"Apa maksudmu?" Tanya Osamu bingung.

"Untuk apa kau mengejarku sementara kau tidak memiliki perasaan kepadaku, bukankah itu sia sia? Kau masih sangat menyukai kak Naoki kan? Bukankah lebih baik kau mengejarnya. Satu hal lagi yang mungkin kau tidak tau, kak Naoki... Dia biseksual. Jadi kau bisa terus mengejarnya hingga dia bisa luluh padamu. Itu lebih baik dari pada kau paksakan dirimu menjalin hubungan denganku, dan berusaha untuk mencintaiku. Kalau kau tidak bisa mencintaiku, itu hanya akan menyakitiku. Kau hanya memberiku harapan tanpa kepastian. Aku tidak mau terluka lagi, aku tidak mau merasakan lebih dari ini. Aku tidak mau jika di jadikan pelarianmu."

"Tapi tidak mungkin aku kembali mengejar kak Naoki." Ujar Osamu.

"Kenapa tidak? Kak Naoki juga tidak tau tentang hubungan kita, dia hanya tau kalau kita berteman."

"Bukan itu... Tapi bagaimana denganmu?"

"Aku tidak apa apa, aku tidak masalah kalau kau ingin mengejarnya. Aku baik baik saja." Seru Yuuto dengan tersenyum.

"Yuuto maafkan aku."

"Un.."

"Ku harap kita masih bisa berteman baik, sekali lagi maafkan aku."

Osamu pun meninggalkan Yuuto sendiri, sementara oa masih berdiam diri di atas atap.

"Bodoh... Mana mungkin aku akan baik baik saja. Tidak mungkin juga kita bisa berteman lagi seperti dulu. Kalau kau mengejar kakak ku, mana mungkin aku bisa tetap diam di antara kalian berdua. Itu akan menyakitkan hatiku, lebih menyakitkan dari yang ku rasa saat ini."

Air mata Yuuto mulai terjatuh, ia menangis di siang hari yang panas ini. Dan Yuuto pun membolos kelas hingga jam pulang sekolah berakhir.


Beberapa hari kemudian, Osamu benar benar menunjukkannya. Dia benar benar berjuang untuk mendapatkan hati Naoki. Dia datang ke rumah dan menghabiskan waktunya untuk terus mendekati Naoki. Yuuto yang melihat itu masuk ke dalam kamar dan menganggap tidak pernah melihat apa pun.

"Yuuto makan malam sudah siap, ayo turun dan bergabung makan bersama kami. Yuuto..." Seru Naoki dari depan kamar.

Yuuto yang mendengar itu, segera naik ke atas kasur dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Yuuto berpura pura tidur agar ia tidak ikut makan malam bersama mereka. Naoki membuka pintu kamar dan melihat Yuuto yang sedang tidur. Ia tidak membangunkan adiknya itu dan kembali turun menemui Osamu.

"Dimana Yuuto?" Tanya Osamu.

"Anak itu sudah tidur, aku tidak tega membangunkannya. Tidurnya lelap sekali." Jawab Naoki.

"Kalau begitu ayo kita makan berdua saja kak, tidak masalahkan?" Seru Osamu dengan tersenyum.

Saat makan malam bersama, Osamu mencoba membuka obrolan pada Naoki.

"Aku tidak sengaja dengar kemarin, rupanya kak Naoki itu biseksual. Jadi aku masih memiliki harapan untuk bisa mendapatkan mu kan?!"

Destiny (18+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang