Chap 27

1.4K 139 2
                                    

Sesampainya di rumah Zen, Naoki melihat lihat seisi rumahnya. "Apa yang kau lihat? Kau seperti baru pertama kali datang ke rumahku." Tutur Zen.

"Tadi aku sempat meragukanmu, tapi sekarang aku yakin kau bukan pelakunya." Ucap Naoki.

"Pelaku? Apa yang kau bicarakan?" Zen nampak bingung.

"Kau mau membantuku? Tadi aku juga sudah meminta sebagian anak buahku untuk mencarinya. Tapi ku fikir, akan lebih baik juga kalau kau juga ikut membantu. Aku tidak bisa mengatakannya lewat telpon, maka dari itu aku datang sendiri kesini menemui mu."

"Aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan, tapi... Kau meminta bantuanku? Apa aku tidak salah dengar?"

"Kau tidak salah dengar, aku benar benar meminta bantuanmu."

"Baiklah... Apa itu?"

"Sepulang sekolah tadi, Yuuto di culik."

"APA?! BAGAIMANA BISA? KAU TIDAK MENJAGANYA DENGAN BAIK!?" Teriak Zen dan dia sangat terkejut mendengarnya.

"Aku tidak menjemputnya, Yuuto pulang bersama Osamu. Aku percaya dengannya untuk menjaga Yuuto."

"Siapa itu Osamu?"

"Teman sekolahnya, dia pandai beladiri jadi aku tidak perlu khawatir."

"Kau menitipkan Yuuto dengan temannya! Meski pun dia pandai beladiri, dia tetaplah seorang pelajar! Apa yang kau pikirkan Naoki? Bagaimana bisa kau berfikir seperti itu!" Ujar Zen tak habis pikir dengan pemikiran Naoki.

"Tadi pagi Yuuto memintaku untuk tidak mengantar atau menjemputnya lagi, dia memintaku untuk fokus pada pekerjaan. Tidak seperti biasanya saja dia merengek begitu, selama ini dia tidak pernah seperti ini. Sebelumnya dia memintaku untuk keluar dari yakuza, tapi sekarang dia meminta ku untuk fokus pada kerjaan. Dan dari mana dia tau kalau pekerjaanku sedang dalam keadaan sulit."

"Apa kau bisa menduga siapa yang menculiknya?"

"Tidak, aku tidak dapat menduga siapa orangnya. Sebelumnya aku mengira itu Nakamura, tapi rupanya bukan dia. Penculik itu sampai saat ini tidak menghubungiku. Aku tidak menanyakan hal itu kepada orang tuaku, aku takut mereka khawatir. Kalau penculik itu bukan dari yakuza, seharusnya mereka sudah menghubungi orang tuaku. Tapi sampai saat ini orang tua ku tidak memberi kabar apa pun. Jadi aku sangat yakin kalau yang menculiknya adalah yakuza sama sepertiku."

"Aku akan membantumu mencarinya, tidak akan ku maafkan orang yang sudah berani menculik kekasihku."

Tiga hari tlah berlalu, tidak ada kabar sama sekali dari sang penculik. Bahkan anak buah Naoki dan Zen, belum berhasil menemukan Yuuto. Tidak lama kemudian datang sebuah pesan ke kantornya Naoki. Saat ini Zen juga sedang berada disana.

"Naoki aku menemukan surat ini di dalam kotak surat, tidak ada nama atau pun alamat pengirimnya." Seru Yaze. Naoki segera membuka dan membaca isi surat tersebut.

"Kau tidak perlu khawatirkan aku kak, aku baik baik saja. Kau hanya perlu memikirkan pekerjaanmu yang waktunya sudah sangat dekat. Yuuto." Ucap Naoki yang membaca isi surat tersebut.

"Apa apaan isi surat ini! Selain itu, sejak kapan Yuuto tau soal pekerjaanku." Lanjut Naoki kesal.

"Naoki bagaimana kalau untuk sementara waktu ini kamu memang harus fokus pada kerjaan mu. Ini bisnis besar kan, kau tidak boleh menyia-nyiakannya. Kesempatan tidak datang dua kali. Yuuto juga meminta itu padamu kan? Apa salahnya kau turuti keinginannya, toh kamu juga sudah mengerahkan anak buahmu untuk mencarinya." Saut Yaze.

"Ini memang bisnis besar, tapi hal seperti ini masih bisa aku cari dilain waktu. Tapi nyawa Yuuto yang saat ini lebih penting. Kau kira Yuuto memiliki dua nyawa? Bagaimana mungkin aku bisa fokus pada kerjaanku! Selain itu Yaze, apa kau yang memberitaukan pada Yuuto tentang pekerjaanku? Aku tidak pernah menceritakan apa pun padanya, tapi setelah kau menemaninya dia bicara seolah olah dia tau tentang itu." Tutur Naoki yang nampak mulai curiga.

"Ti-tidak.. A-aku... Aku tidak pernah mengatakan apa pun padanya." Ujar Yaze membela diri.

"Bukankah kau waktu itu mengatakan bahwa Yuuto hanya menjadi penghambat Naoki." Saut Zen.

"A-aku tidak ingat pernah mengatakan itu. Aku permisi dulu aku harus pergi sekarang." Elak Yaze dan ia berusaha melarikan diri dari situasi saat ini.

Naoki memandang Zen saat Yaze pergi keluar. Dan Zen diam diam mengikuti Yaze pergi. Sementara Naoki, dia sangat terpaksa harus pergi mengikuti pertemuan tentang bisnis yang sedang dia jalankan sekarang.

Yaze masuk kedalam sebuah gudang yang letaknya tidak jauh dari kantor Naoki. Saat itu Yaze membuka sebuah pintu dimana disitu Yuuto berada.

"Hemm... Eeeem..." Ujar Yuuto yang ingin bicara mengatakan sesuatu namun mulutnya tertutup dengan kain.

"Berisik sekali kau. Ku pikir itu rencana yang tepat agar Naoki dapat fokus pada kerjaannya. Tapi rupanya dia malah mencurigaiku. Aku ingin Naoki dapat berhasil dalam bisnisnya ini. Itu sebabnya aku menculikmu agar kau tidak menjadi penghalang Naoki. Aargh sial sial siaalll..." Yaze berseru kesal dan menendangi tubuh Yuuto. Anak remaja itu hanya berbaring dilantai, dengan tangan dan kaki terikat.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now