Chap 04

2.3K 204 2
                                    

Naoki keluar dari kamar Yuuto, dan rupanya sang mama serta papa menantikannya. "Bagaimana? Apa kalian sudah baikan?" Tanya mama.

"Entahlah ma, mungkin Yuuto akan menjaga jarak denganku mulai sekarang." Ucap Naoki dengan pedih.

"Naoki, kau harus meluangkan waktu mu untuk beberapa hari kedepan agar Yuuto kembali semangat. Andai dia juga mengandalkan kami, maka kamu bisa fokus dengan pekerjaan mu. Tapi anak itu terlalu melekat sama kamu." Ujar papa.

"Dia bilang dia punya banyak teman, jadi dia akan baik baik saja."

"Sudah mama bilang tadi, semua teman temannya menjauhinya karena kamu seorang yakuza. Jadi mama mohon sama Naoki, luangkan waktu mu beberapa hari kedepan agar Yuuto kembali semangat. Dengan begitu kalian pasti bisa baikkan lagi, Naoki mama mohon." Pinta mama.

"Aku tidak bisa janji ma, aku sedang sibuk dengan pekerjaanku. Aku pergi dulu ma, pa... Jaga kesehatan kalian." Seru Naoki yang kemudian pergi meninggalkan rumah.

Sementara Yuuto yang melihat Naoki pergi melalui jendela kamar, kembali ke kasur dan mulai menangis.

"Bodoh... Bodoooh... Aku begitu bodoh! Kenapa aku harus berkata seperti itu? Aku akan benar benar kesepian. Aku pasti akan merindukan mu kak... Kenapa kau tidak mencoba lebih keras lagi untuk membujukku? Kenapa kau diam saja ketika aku bicara seperti itu? Kak Naoki bodoh... Tapi, aku lebih bodoh dari mu. Bodoh, aku sangat bodoh!"

Beberapa hari tlah berlalu, Naoki slalu menyempatkan dirinya untuk menghubungi adiknya, Yuuto. Tapi terkadang dengan sengaja Yuuto tidak menjawabnya, atau menjawab panggilan itu hanya sebentar saja.

"Sepertinya kau sedang bahagia?" Tanya Osamu yang menghampiri Yuuto di jam makan siang.

Saat itu Yuuto sedang tersenyum sendiri melihat ponsel, karena Naoki baru saja menghubunginya dan mengatakan ingin bertemu dengan dirinya.

"Siapa yang sedang bahagia? Aku biasa saja. Oh ya, tadi kakak ku bilang ingin bertemu denganku. Apa kau mau ikut?" Tanya Yuuto pada Osamu.

"Aku boleh ikut?" Seru Osamu dengan antusias.

"Tentu. Tadi aku juga sudah bilang pada kak Naoki kalau aku mengajak teman, kata dia tidak masalah."

"Senangnya, terima kasih banyak Yuuto."


Lalu bel pulang sekolah berbunyi, Yuuto menghampiri Osamu ke kelasnya. Saat Yuuto sedang menunggu, orang orang yang ada di kelas Osamu keluar kelas dengan menatap takut padanya. Bukan... Itu bukan pandangan takut. Tapi itu lebih mirip pandangan dengan kebencian. Di negara ini masyarakat memiliki pandangan buruk terhadap yakuza. Karena mereka berkuasa dan bertindak semaunya. Tapi tidak semua yakuza berbuat jahat, ada pula yakuza yang berbuat baik dan membantu masyarakat. Meskipun begitu mereka semua memandang sama.

"Maaf membuatmu menungguku begitu lama." Seru Osamu.

"Tidak apa apa, ayo kita pergi." Saut Yuuto.

Setidaknya dengan hanya memiliki Osamu sebagai teman, itu sudah cukup bagi Yuuto. Ia bisa abaikan orang orang yang ada di sekolahnya. Yuuto membuat janji dengan Naoki di sebuah restoran bintang lima, dimana disana ada ruangan khusus yang tertutup.

"Apa kakak sudah menunggu lama?" Saut Yuuto yang baru saja tiba.

"Tidak, aku juga baru sampai. Apa dia teman mu yang kau bicarakan tadi?" Tanya Naoki dengan matanya yang menatap ke Osamu.

"Iya, kenalkan kak ini Osamu temanku dan Osamu, ini kakak ku."

Setelah mereka berkenalan, mereka segera makan dan berbincang bincang. Yuuto menatap Osamu yang sangat antusias berbicara pada kakakanya. Osamu menanyakan segala hal yang berkaitan dengan yakuza.

"Aku ke toilet dulu." Ujar Yuuto. Dan mereka berdua tetap melanjutkan obrolannya disaat Yuuto sedang pergi ke toilet.

"Osamu boleh aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya Naoki.

"Tentu saja kak." Jawab Osamu.

"Apa semua teman temannya Yuuto menjauhinya? Apa benar disekolah dia dikucilkan karena mereka tau kalau aku seorang yakuza?"

"Ahh itu..." Osamu nampak bimbang untuk menjawab.

"Katakan saja, tidak apa apa. Aku hanya ingin tau. Yuuto orang yang tidak bisa jujur dengan dirinya sendiri, dia tidak pernah cerita hal hal buruk padaku. Sejak kecil dia selalu menceritakan hal yang menyenangkan dan menyembunyikan segala hal yang pait. Meski dia selalu melekat padaku, tapi dia tidak bisa jujur denganku."

"Kalau soal itu... Hmm... Itu benar kak, aku juga baru berteman dengannya ketika semua temannya menjauhinya. Aku bertanya tanya apa yang sebenarnya terjadi, dan dia menceritakan padaku."

"Osamu, aku minta tolong padamu untuk tetap berteman dengannya."

"Kalau soal itu, kak Naoki tidak usah meminta tolong padaku. Karena sudah lama aku ingin berteman dengannya."

"Terima kasih banyak, aku mengandalkan mu Osamu. Dengan Yuuto berada di dekatmu, aku bisa tenang. Mungkin kau juga bisa sekalian mengajarinya bela diri, tapi aku ragu dia mau dengan hal itu."

"Kenapa memangnya?"

"Waktu kecil dia selalu mengikutiku, melihat ku sedang berlatih bela diri dan menonton kejuaraanku. Saat itu aku terluka ketika sedang bertanding, dan dia jadi membenci bela diri. Katanya aku harus berhenti, bela diri hanya akan membuatku terluka."

Dan mereka melanjutkan obrolannya, sementara itu Yuuto.....

Disaat ia ingin keluar dari toilet, ada beberapa orang menghalangi jalannya. Dan salah satu dari mereka adalah orang yang Yuuto lihat bersama dengan Naoki tempo hari.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now