Chap 14

1.8K 162 5
                                    

Saat dokter itu keluar dari ruang kesehatan, ia dikejutkan oleh Osamu yang berada di depan ruangan tersebut.
"Apa kau sakit?" Tanya dokter tersebut.

"Tidak bu, aku hanya ingin tau bagaimana keadaan Yuuto." Ujar Osamu.

"Dia sudah saya obati, tapi anak itu menolak untuk ke rumah sakit. Jadi kau tau kalau dia terluka? Apa kau juga ikut menyelinap keluar sekolah?"

"Apa maksud ibu?"

"Yuuto bilang kalau dia menyelinap keluar sekolah, dan anak anak dari sekolah lain menghajarnya. Karena kau menanyakan keadaannya saya kira kau juga ikut menyelinap keluar."

"Tidak bu, aku tidak melakukan itu. Hanya saja tadi aku melihatnya berjalan kesini."

"Begitu... Baiklah saya mau ke kantor guru dulu, kalau kau ingin melihat Yuuto masuk saja, dia sedang istirahat di dalam."

"Terima kasih bu."

Dokter tersebut melanjutkan berjalan menuju kantor guru, dan Osamu masuk ke dalam untuk menemui Yuuto.

"Kenapa kau tidak pergi ke rumah sakit?" Tanya Osamu pada Yuuto setelah ia melihat Yuuto yang sedang berbaring.

"Itu bukan urusanmu." Ketus Yuuto.

"Kenapa kau berbohong dengan mengatakan anak sekolah lain yang menghajarmu?"

"Kalau aku bicara jujur apa menurutmu akan ada yang percaya padaku? Orang orang pasti berkata, dia pasti berbohong dengan mengatakan sepupunya Osamu yang tlah menghajarnya. Jelas jelas dia mengancam Osamu, karena itu sudah terungkap dia pasti merencanakan hal lainnya."

"Tidak mungkin, mereka semua tidak seburuk yang kau kira." Elak Osamu.

"Oh begitukah? Yang aku ketahui mereka seperti itu. Tapi kalau menurutmu seperti itu, coba saja kau buktikan."

"Tentu saja aku akan membuktikannya padamu, dan aku juga akan mengatakan pada semuanya bahwa kau sama sekali tidak mengancamku. Itu kesalahan ku yang berkata demikian, sesungguhnya aku sangat ingin berteman denganmu."

"Aku sangat yakin kau tidak bisa lakukan itu!" Ucap Yuuto meremehkan.

"Kalau aku bilang bisa, maka aku bisa melakukannya. Dan jika itu sudah terbukti, mau kah kau memaafkan ku dan kembali menjadi temanku?"

"Lihat saja nanti."

Osamu segera bergegas pergi untuk membuktikan ucapannya itu.
Melihatnya yang penuh antusias dan menyesal atas ucapannya itu, membuat Yuuto tersenyum dan jantungnya yang berdetak cepat.

"Argh sial... Sepertinya aku tidak bisa marah lama padamu, aku sungguh sangat mencintai mu." Gumam Yuuto. Ia pun tertidur pulas tak lama kemudian.

Saat Yuuto membuka matanya, ada Naoki yang sedang menunggu di sisinya.

"Kak Naoki?" Panggil Yuuto.

"Kau sudah bangun? Aku tadi dihubungi oleh papa dan memintaku untuk datang kesekolahmu, papa bilang kau habis dipukuli. Papa tidak bisa datang menjemputmu karena sedang pergi dengan mama tadi pagi keluar kota untuk memulai bisnisnya. Gurumu bilang kau menyelinap keluar sekolah dan berakhir dipukuli oleh anak anak dari sekolah lain. Kau tau siapa mereka? Biar kakak membalaskannya, berani sekali mereka menempelkan tanggannya padamu."

"Aku tidak tau mereka siapa, tapi biarkan saja kak. Aku tidak apa apa, tidak perlu untuk membalasnya." Ucap Yuuto dengan tersenyum.

"Akhirnya kau tersenyum juga, apa permasalahanmu dengan Osamu sudah selesai?"

"Iya kak, semuanya sudah selesai."

"Kalau kalian teman, bicarakan saja permasalahan kalian dan jangan melarikan diri dari masalah. Aku senang mendengar kalian sudah kembali baik. Ayo kita pulang, kau istirahat saja dirumah."

Naoki meminta izin atas nama Yuuto untuk pulang, dia mengambilkan tas milik sang adik di dalam kelas. Melihat kesopanan Naoki membuat anak anak dikelas mulai meragukan apakah kakaknya Yuuto benar benar seorang yakuza?

Sesampainya di rumah, Naoki menyiapkan makan malam untuk Yuuto.

"Bagaimana luka mu? Apa perlu kita pergi ke rumah sakit?" Tanya Naoki disaat mereka hendak makan.

"Tidak usah kak aku tidak apa apa, sudah lama aku tidak makan masakan buatan mu, semakin enak masakan mu kak." Puji Yuuto.

"Selesai makan pergilah tidur, malam ini aku tidak bisa menemani mu, kau tidak apa apakan sendirian?"

"Tidak apa kak, urusan kerja?"

"Iya, pekerjaan ku belum usai saat menjemputmu."

"Maaf kak aku sudah merepotkan mu."

"Bicara apa kau ini? Kamu itu adikku, tidak ada hal yang merepotkan untukmu."

"Makasi ya kak... Semangat kerjanya dan jangan paksakan dirimu, jaga kesehatanmu."

Naoki tersenyum dan berkata, "Tentu saja, aku senang melihatmu seperti ini. Kau sudah kembali seperti dulu lagi."

Di tengah malam disaat Yuuto hendak tidur bel rumahnya terus berbunyi sungguh sangat mengganggu. Disaat Yuuto membuka pintu tidak ia sangka sangka bahwa Zen yang datang. Orang itu menerobos masuk kedalam rumah, dengan tubuhnya yang bau alkohol.

"Siapa yang mengizinkan mu masuk ke dalam rumah, dan apa yang kau lakukan disini disaat kau sedang mabuk." Seru Yuuto dengan menggembungkan pipinya.

"Yuuto kau jahat sekali tidak menjawab panggilanku, apa kau tau kalau aku merindukan mu?" Ujar Zen.

"Haah..." Yuuto membuang nafasnya dengan kasar. "Darimana kau tau rumah ku kak?" Tanya Yuuto.

"Karena aku seorang yakuza jadi aku tau, bahkan aku juga tau kalau sekarang kau dirumah sendirian." Zen merangkul Yuuto dan menutup pintu rumah serta menguncinya.

"Apa kau ini seorang stalker?" Sinis Yuuto.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now