Chap 32

1.3K 118 1
                                    

Osamu mengantar Yuuto pulang, dan setelah itu ia segera kembali ke rumahnya tanpa mampir terlebih dahulu. Yuuto sempat berpikir mungkin dia tidak mau bertemu dengan Naoki. Usai itu Yuuto berada dikamar, mengunakan earphone sambil mengerjakan tugas rumahnya. Saat itu Yuuto merasa yakin bahwa ia sudah mengunci pintu. Tapi entah bagaimana caranya orang ini bisa masuk ke dalam rumah. Dan saat ini Yuuto berada di atas kasur ditahan oleh tubuh kuatnya Zen.

"Bagaimana kau bisa masuk ke rumahku?" Tanya Yuuto.

"Bukan hal yang sulit bagiku untuk membuka kunci." Ujar Zen dengan wajahnya yang menyeringai.

"Lepasin aku!"

"Tidak akan, aku mau menghukum mu karena sudah meninggalkan ku sendirian dan pergi dengan pacar sialanmu itu."

"Dasar mesum! Cepat lepasin aku! Kau tidak boleh menyentuhku lagi, karena aku sudah punya pacar." Protes Yuuto.

"Aku tidak perduli kau punya pacar atau tidak, selain itu... Bukankah anak itu menyukai Naoki? Lalu kenapa bisa kalian berakhir berpacaran? Apa kau hanya membohongiku?" Tanya Naoki menegaskan.

"Aku tidak berbohong, aku dan Osamu sudah resmi berpacaran!"

"Begitu rupanya... Kau hanya di jadikan pelariannya saja." Perkataan Zen, benar benar menyakitkan bagi Yuuto. Karena Yuuto juga berpikir bahwa alasan Osamu menjadi pacarnya mungkin sebagai pelarian. Sama seperti sebelumnya. "Kenapa kau diam? Apa perkataan ku benar?" Lanjut Zen meledek.

"Itu bukan urusanmu." Jawab Yuto dengan nada yang pelan serta sedikit ketus.

"Baiklah itu memang bukan urusanku, dan jika kau tersakiti karena bocah itu, maka peluang ku sangatlah besar. Jadi aku hanya perlu menunggu waktu itu tiba, sungguh membuatku merasa tidak sabar." Yuuto hanya diam, Zen membuat mood Yuuto menjadi buruk. "Apa kau marah denganku? Kau sungguh menggemaskan." Lanjut Zen dan ia menciumi leher Yuuto dan meninggalkan beberapa kissmark disana.

"Ugh... Sialan! Berhenti! Jangan lakukan ini, jangan tinggalkan tanda disana!" Seru Yuuto kesal, Yuuto bahkan memberontak. Tapi hal itu tetap membuat Zen terus menciumi Yuuto lalu ia melumat bibir tipis remaja manis tersebut.

"Hari ini cukup ini saja hukuman mu dariku, besok aku akan menemui mu lagi." Ujar Zen yang kemudian pergi meninggalkan Yuuto.

Kini sudah malam hari dan waktunya untuk makan malam. Naoki tlah pulang dengan membeli makanan untuk mereka makan.

"Yuuto, apa Zen yang melakukan itu?" Tanya Naoki ketika mereka sedang makan dan melihat kissmark di leher sang adik.

"Melakukan apa?" Tanya Yuuto dengan terus menyantap makanan, nampaknya Yuuto lupa tentang apa yang terjadi pada dirinya.

"Itu lehermu. Apa dia juga melakukan hal itu lagi padamu? Bajingan emang orang itu, dia berjanji untuk tidak menyentuhmu makanya aku mengizinkannya untuk menjemputmu."

"Dia hanya melakukan ini saja tidak lebih."

"Apa itu benar? Kau tidak menutupinya kan?" Tanya Naoki dengan menatap serius mata sang adik.

"Buat apa aku menutupi orang mesum seperti dia."

"Jika dia melakukannya lagi, katakan padaku akan ku beri pelajaran dia."

"Iya kak."

Keesokan harinya, Yuuto pergi kesekolah, dan saat jam makan siang ia menanti Osamu di atap seperti biasa. Kunci pintu atap Osamu berikan pada Yuuto agar Yuuto bisa masuk dan menunggunya. 25 menit lagi bel masuk akan berbunyi dan Osamu belum juga datang ke atap. Yuuto masih menunggunya hingga membuat perutnya terasa perih karena lapar.

"Maaf membuatmu lama menunggu." Ujar Osamu yang baru saja datang.

"Em.. Tidak apa apa, dimana bekal makan siangmu? Kau tidak bawa?" Tanya Yuuto yang melihat kekasihnya tidak membawa apa pun.

"Aah.. Itu... Sebenarnya aku tidak lapar hehe... Kau belum makan?"

"Belum, aku menunggu mu untuk makan bersama. Kau harus makan Osamu, pekerjaan ketua osis berat bukan? Jangan biarkan perutmu kosong, aku bawa nasi cukup banyak. Ku rasa ini bisa kita makan berdua, setidaknya ini lebih baik dari pada tidak sama sekali."

Yuuto membuka tempat makannya dan berniat untuk menyuapi Osamu makan.

"Kau saja yang makan aku tidak usah." Seru Osamu.

"Kalau kau tidak makan kau bisa sakit, pekerjaan osis mu sangat melelahkan. Setidaknya makanlah sedikit." Ucap Yuuto dan ia menyodorkan makanan ke Osamu...

"SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MAU MAKAN!" Bentak Osamu.

"Bruaaak..."

Osamu bermaksud menepis tangan Yuuto yang sedang menyuapinya, tapi bukan hanya sendok yang terjatuh, tempat makannya pun ikut terjatuh. Semua makanan terbuang sia sia... Ini pertama kalinya Yuuto mendengar Osamu membentak.

"Tidak usah membentakku, aku hanya ingin menawarimu makan." Ucap Yuuto dan ia merapikan makanan yang sudah terjatuh.

Saat Yuuto sedang menundukkan kepalanya, Osamu melihat leher Yuuto.
Ia menarik kerah baju itu dan ia buka sedikit.

"Apa apaan ini! Kenapa ada kissmark di lehermu? Berani beraninya kau bermain main dibelakang ku!" Seru Osamu. Ia mendorong Yuuto dengan sangat kesalnya.

"Aku tidak pernah bermain main dibelakangmu, ini perbuatan si mesum itu. Kemarin sudah ku katakan bukan, kalau dia suka berbuat hal yang aneh aneh padaku." Ujar Yuuto.

"Kenapa kau tidak melawannya? Kau bisa kan memukulnya, mendorong atau menendangnya? Kenapa kau diam saja diperlakukan seperti itu? Apa kau itu murahan?"

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now