Chap 15

1.8K 159 5
                                    

Zen yang sedang mabuk dan merangkul Yuuto, ia mendorong Yuuto membawanya ke ruang tamu dan menjatuhkan tubuh kecil itu di sofa. "A-apa yang kau lakukan kak Zen?" Tanya Yuuto bingung disaat tubuh Zen berada tepat di atasnya. Zen tersenyum memandang Yuuto dan tangannya membelai pipi gembil Yuuto.

"Kau imut sekali Yuuto, kau seperti anak kecil sangat menggemaskan." Ujarnya. Lalu Zen menjilati serta mencium leher Yuuto hingga membuat Yuuto mendesah.

"Aah... Haaa ah kak... Zen... Eump..." Tangan kiri Zen memegang milik Yuuto yang saat ini masih tertutup dengan celana pendek. Ia meraba rabanya hingga akhirnya junior Yuuto mengeras.

"A-apa yang kau hemmp la-kukan kak... Hen-tikan ku mohon... Aah ngk haah..." Rintih Yuuto.

"Kau jahat sekali Yuuto, aku sudah mengatakan padamu kalau aku menyukai mu namun kau tidak menjawab apa pun. Aku terus menghubungi mu tapi tidak ada balasan dari mu. Kau membuatku sangat merindukanmu." Ucap Zen dan ia menghentikan kegiatan menyentuh tubuh Yuuto.

"Aku tidak tau kalau maksud suka yang kau katakan waktu itu berartikan suka seperti ini. Karena aku tidak pernah berfikir tentang mencintai seseorang yang sesama jenis, hingga kemarin aku menyadarinya." Seru Yuuto.

"Kau menyadari apa? Kau suka dengan sesama jenis? Siapa orang itu? Apakah itu aku?" Tanya Zen dengan penuh harap.

"Bukan kau kak, maafkan aku. Ada seseorang yang aku suka, tapi aku tidak berani untuk mengutarakannya. Karena aku berfikir bahwa cinta dengan sesama jenis itu sangatlah aneh. Aku takut dibenci olehnya, aku takut di jauhi olehnya jadi aku tidak berani mengatakannya."

"Kalau begitu jalani hubungan denganku saja, aku sangat menyukai mu."

"Aku tidak bisa kak, maafkan aku."

"Aku tidak akan menyerah, aku akan membuatmu menjadi milikku." Zen membalikkan tubuh Yuuto serta melepaskan celana pendeknya dan Zen menekukkan kedua kaki Yuuto hingga tubuh Yuuto menungging.

"Apa yang ingin kau lakukan kak? Lepaskan aku, biarkan aku pergi!" Seru Yuuto ketakutan. Kedua tangan Zen memegangi pantat Yuuto dan ia menariknya hingga lubangnya terlihat sangat jelas.

"Pantatmu begitu mungil Yuuto, lubangmu juga sama. Kau masih perawan rupanya." Ujar Zen yang menatap pantat Yuuto dengan wajahnya yang mesum.

"Jangan meledekku, aku ini laki laki bukan perempuan!" Bantah Yuuto.

"Laki laki pun juga sama, kau benar benar tidak tau soal percintaan seorang gay ya. Disini lah keperawanan untuk laki laki." Dengan pantat Yuuto yang masih ditarik oleh tangannya Zen, lalu wajah Zen di dekatkan ke lubang dan dengan lidahnya ia menjilati lubang Yuuto.

Yuuto merasa aneh dengan apa yang di lakukan Zen, tangannya ia kepalkan dan Yuuto merasa kepalanya tidak bisa ia tegakkan. Yuuto merintih dan mendesah, ingin rasanya ia berontak namun ia tidak mempunyai tenaga karena apa yang di lakukan oleh Zen membuat dirinya lemah.

"Aah haa... Aakh... Hentikan kak, ini terasa aneh eump... Apa yang sedang kau lakukan kak? Hentikan ku mohon... Ha haa.. Engk aakh..."

Zen berhenti menjilati lubang Yuuto, dengan tangan kanannya ia masukkan satu jari ke dalam lubang tersebut, dan ia memutar mutarkannya didalam.

"Aku akan mengajarimu cara bercintanya sesama lelaki." Ucap Zen. Setelah memasukkan satu jari kini Zen memasukkan satu jari lagi ke dalam lubang Yuuto.

"Sa-sakit kak... Aku tidak tahan, tolong keluarkan tanganmu..." Pinta Yuuto.

"Tidak bisa aku tidak bisa menghentikan ini, selain itu junior mu sudah mengeras."

"Aku tidak tahan lagi, aku ingin keluar... Haaah...."

Disaat Zen masih melonggarkannya, Yuuto pun cum...

"Cepat sekali, tapi ini baru saja di mulai..." Seru Zen dan menyodokkan jarinya ke dalam hingga....

"Aakh... Hentikan kak rasanya sangat aneh, cepat keluarkan haa aaah... Aakh... Kak Zen eump haa..." Zen terus menyodokkan jarinya ke titik yang sama.

"Rupanya disini ya? Kau merasakan nikmat bukan Yuuto? Sekarang aku akan membuatmu lebih nikmat lagi dari ini."

Zen membuka celananya dan mulai menusukkan miliknya kedalam lubang Yuuto. Ia memasukkannya secara perlahan lahan hingga akhirnya seluruh miliknya masuk kedalam tubuh Yuuto.

"Sa-sakit kak... Sakit sekali, rasanya aneh dan sangat mengganjal di pantatku. Keluarkan kak, aku tidak tahan."

Zen tidak memperdulikan ucapan Yuuto, ia membungkukkan badannya hingga wajahnya dapat menciumi leher belakang Yuuto. Kedua tangannya memasuki kedalam kaos yang Yuuto kenakan, dan tangannya bermain main dengan kedua puting Yuuto.

"Aku akan mulai bergerak." Seru Zen.

Dan ia menggerakkan pinggulnya, mendorongkannya dengan pelan hingga cepat. Membuat Yuuto tak dapat berhenti mendesah.

"Haaah... Eumph... Ngk... Aah aakh..."

Lalu Zen merubah posisi Yuuto menjadi telentang. Ia tersenyum melihat wajah Yuuto yang terangsang karenanya. Zen menaikkan kedua kaki Yuuto dan ia taruh ke pundaknya. Ia menciumi seluruh tubuh Yuuto dan meninggalkan banyak kissmark disana. Setelah itu Zen mulai kembali menggerakkan pinggulnya dengan sangat cepat dan akhirnya mereka cum bersama. Yuuto merasa lelah dan sakit disekujur tubuh, tanpa ia sadari ia tertidur begitu saja dengan lelapnya. Dan Zen ikut tertidur bersama Yuuto di atas sofa yang kecil ini.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now