Chap 58

1.3K 100 0
                                    

Yuuto pov

Saat sore tlah tiba, Raku datang untuk menjemput ku pulang. "Tuan muda, apa anda bisa jalan sendiri? Perlukah saya menggendong anda?" Seru Raku.

"Kau kira aku anak kecil, aku bisa jalan sendiri." Ujarku kesal.

"Padahal saya sangat ingin menggendong tuan muda, dulu waktu tuan muda masih bayi, saya selalu menggendong anda. Aah betapa kecil dan lucunya anda, saya masih ingat dengan jelas waktu itu. Dan tanda lahir anda yang ada di eummmp..."

Aku menutup mulutnya Raku agar dia tidak terus bicara, karena ini masih di lorong rumah sakit. Hal yang sangat memalukan membicarakan tanda lahir ku yang berada di tempat yang sangat memalukan. Mitsuki membawa mobil, sementara Raku duduk di depan, dan aku tiduran di bangku belakang.

Sesampainya di rumah, Mitsuki pergi untuk menjemput kak Naoki dan Raku menemaniku di rumah.
"Raku, bisa kau ceritakan semuanya saat aku masih kecil? Aku ingin tau seperti apa aku dulu." Seruku.

"Baiklah dengan senang hati."

Raku mulai bercerita panjang dan aku mencoba untuk menanyakan siapa sebenarnya Shuichi Saiki itu.

"Lalu bagaimana dengan ayahku Shuichi Saiki, bisa kau katakan padaku?" Ujar ku.

"Oh tuan besar Shu... Beliau sangat baik, baik itu tuan Shu atau pun istrinya, mereka orang tua yang sangat baik dan menyayangi anak anaknya. Pada saat itu keluarga Saiki sedang mengalami hal sulit dan ada pertikaian antar yakuza. Sehingga tuan dan nyonya harus menyembunyikan keberadaan anda. Tapi anda tetap dirawat oleh orang tua anda. Keluarga Saiki merupakan yakuza terhebat dan tak terkalahkan. Semua orang tunduk padanya.

Keluarga Saiki juga berteman baik dengan keluarga Tsubuya. Baik itu tuan Juan atau pun tuan Zen, mereka selalu bersama sama dengan tuan muda Naoki, terkadang anak perempuan Tsubuya yang masih balita juga di ajak oleh tuan Juan. Lalu kecelakaan terjadi pada tuan dan nyonya, mereka meninggal dan semua wilayah di ambil alih oleh musuh. Sejak saat itu, para pengikut setia keluarga Saiki pergi dengan hati yang berat. Waktu itu tuan Naoki masih sangat muda untuk melawan para musuh.

Lalu kerabat jauh tuan muda datang dan mengadopsi kalian berdua. Meski pun begitu, tuan Naoki tidak menyerah untuk merebut kembali wilayah milik keluarga Saiki. Saya mendengar kabar bahwa tuan Naoki berhasil merebut kembali wilayahnya dan mengalahkan bos musuh tersebut. Beberapa pengikut setia ada yang mulai kembali bekerja pada tuan Naoki. Dan dengan perlahan lahan, tuan Naoki berhasil merebut semua wilayah yang awalnya milik tuan besar Shu. Lalu aku pun datang kesini untuk kembali mengabdi kepada keluarga Saiki setelah mendapatkan kabar bahagia seperti itu."

"Jadi ayah kandungku itu Shuichi Saiki? Lalu papa dan mama yang selama ini membesarkan ku, bukan orang tua kandungku?"

"Iya mereka semua...." Ucap Raku terhenti.
"Aah sial, aku terlalu besar mulut." Lanjut Raku bergumam.

Saat malam hari kak Naoki pulang, dan aku menunggunya di ruang tamu bersama Raku dengan perasaan ku yang sangat kesal.

"Bos... Sa-saya pulang dulu... Maaf bos tadi saya kelepasan bicara." Bisik Raku dan ia segera pergi.

"Apa kau sudah makan?" Tanya kak Naoki.

"Ada hal yang lebih penting dari itu untuk kita bicarakan kak!" Seru ku.

"Kau sudah mendengar semua dari Raku bukan?"

"Jadi itu benar kak! Jadi benar kalau papa dan mama bukanlah orang tua kandung kita? Lalu orang tua kandung kita merupakan seorang yakuza dimana sekarang kamu berusaha untuk mendapatkannya kembali?!"

"Iya itu benar, Shuichi Saiki yang pernah kamu tanyakan pada ku. Itu ayah kandung kita. Tidak ada hal lagi yang harus ku sembunyikan padamu, kau sudah tau semuanya."

"Kenapa kau bisa diam saja tanpa mengatakan apa pun padaku kak! Kenapa kau bisa sejahat itu padaku?! Seharusnya kau katakan padaku dari awal, aku adikmu, aku harus mengetahui kenyataan ini juga. Bagaimana bisa kau membiarkan ku tidak tau menau tentang orang tua kandungku! Kau benar benar jahat kak, aku benci kamu!"

Dengan sangat kesal dan juga kecewa, aku pun mulai berurai air mata. Kak Naoki berusaha memelukku namun aku menepis tangannya.

"Jangan sentuh aku!"

"Yuuto dengarkan penjelasan kakak terlebih dahulu."

"Tidak ada yang perlu di jelaskan! Kau benar benar jahat kak, aku membencimu! Sangat benci!"

Aku pun pergi keluar rumah tanpa menggunakan jaket dan juga alas kaki. Selain itu aku hanya pergi menggunakan kaos lengan pendek dan juga celana pendek.

"Yuuto kau mau kemana? Ini sudah malam, kau harus kembali ke rumah. Bagaimana kalau kau sakit atau jaitanmu terbuka? Yuuto...!"

Kak Naoki terus berseru dan memanggilku disaat ia sedang mengejarku. Ia berusaha untuk menghentikan ku, memberi penjelasan dan membawa ku kembali pulang. Tapi aku yang merasa terluka atas tindakan kak Naoki yang selama ini terus merahasiakannya, tetap berlari sejauh mungkin. Dengan mengabaikan rasa dingin yang mulai memakan abis tubuhku.

Yuuto pov end

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now