Chap 23

1.5K 136 0
                                    

Mendengar permintaan Yuuto itu membuat Naoki hilang selera makan. Ia pun menghentikan sarapannya.
"Ada apa dengan permintaan mu yang tidak masuk akal ini?" Seru Naoki.

"Kenapa kau bilang ini tidak masuk akal? Sejak dulu aku selalu berangkat dan pulang sekolah sendiri. Sejak kejadian waktu itu kau slalu mengantariku, aku hanya ingin kembali seperti dulu lagi. Pekerjaan mu sedang di masa yang sulit kan? Jadi biarkan aku lakukan itu sendiri dan kau fokus saja dengan pekerjaanmu." Ujar Yuuto.

"Aku tidak bisa melakukan itu! Aku harus memastikan keselamatanmu."

"Aku tidak apa apa kau tidak perlu khawatir, kau hanya perlu fokus pada pekerjaanmu saja. Jangan anggap aku anak kecil terus! Aku sudah besar sekarang, aku bisa menjaga diriku sendiri!"

"Menjaga dirimu sendiri? Orang seperti mu bisa menjaga dirimu sendiri? JANGAN MEMBUATKU TERTAWA!!! Kau hanyalah anak kecil yang tidak bisa melakukan apa apa. Kalau kau bisa menjaga dirimu sendiri kau tidak akan di culik oleh Zen, bahkan di lecehkan olehnya. Bagaimana mungkin aku bisa membiarkan mu sendiri. Keadaan saat ini sudah berbeda dengan saat itu."

Ucapannya Naoki menusuk hati Yuuto. Di lecehkan oleh Zen, Yuuto sudah mengalami itu untuk ke dua kalinya. Yuuto benar benar tidak bisa menjaga dirinya sendiri, ia hanya akan menjadi penghambat bagi Naoki. Yuuto hanya bisa menundukkan kepala karena ia kesal bahwa ucapan Naoki itu benar.

"Yuuto, maafkan kakak. Kakak tidak bermaksud untuk mengungkit kembali hal yang mengerikan itu. Kakak hanya terbawa emosi, tiba tiba saja kau berkata seperti itu. Sungguh maafkan kakak, Yuuto." Seru Naoki merasa bersalah.

"Aku mau pergi ke sekolah." Ujar Yuuto.

"Kakak akan mengantarmu, ayo kita pergi."

Dan sepanjang jalan di dalam mobil, keadaan menjadi canggung. Mereka berdua hanya berdiam diri. Sementara Yuuto terus memandang keluar jendela dengan menopang dagu.

"Yuuto apa kau marah pada kakak? Aku minta maaf tidak seharusnya aku berkata seperti itu." Seru Naoki ketika mereka sudah sampai di depan sekolah.

Naoki menarik tangan Yuuto, saat itu ia mulai menyadari bahwa di pergelangan tangan sang adik tercintanya ada bekas tanda. Ia menarik tangan Yuuto yang satunya lagi. Dan Naoki menjadi geram, bahwa tanda yang membekas di tangannya ini merupakan bekas ikatan.

Yuuto melepaskan kedua tangannya dari Naoki dan berkata, "Aku tidak marah, hanya saja aku kesal karena ucapan mu itu benar kak."

"Kenapa dengan tangan mu itu? Siapa yang melakukannya? Kau semalam bersama Yaze, apa mungkin dia? Aah tidak, aku sangat yakin kalau Yaze tidak akan melakukan hal seperti ini padamu. Jangan katakan padaku, kalau semalam Zen datang lagi ke rumah dan melakukan hal itu lagi padamu!"

"Aku harus cepat masuk atau aku akan telat, aku permisi dulu kak. Dan kalau bisa jangan menjemputku pulang, aku tidak mau menjadi penghambat mu."

Yuuto segera keluar dari mobil dan berlari masuk ke dalam kelas. Naoki sangat marah dan ia membawa mobilnya dengan kecepatan penuh untuk menemui Zen.

Sesampainya di rumah Zen, Naoki terus berseru memanggil Zen dengan nadanya yang tinggi.

"ZEN... ZEN... KELUAR KAU SIALAN!"

Zen pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Naoki yang sudah berada di dalam rumahnya.

"Pagi pagi sudah membuat keributan di rumah orang." Seru Zen dengan santainya.

"Kau sialan! Apa yang kau lakukan pada Yuuto semalam?!" Ucap Naoki kesal dengan menarik kerah baju Zen.

"Bukan kah kau mengancam akan membunuhku jika aku bertemu dengan Yuuto lagi. Mana mungkin aku berani datang menemuinya."

"JANGAN BOHONG PADAKU! Semalam yang menjaga Yuuto itu Yaze, dan kau pasti sangat tau kalau dia masih menyukai mu. Apa pun yang kau katakan padanya pasti akan di dengarkan olehnya. Kau sialan beraninya kau mencari tau tentang keadaan Yuuto dan kau pasti melecehkannya lagi kan."

"Buaak..." Naoki memukul wajahnya Zen.

"Kau tanya saja padanya apa aku melakukan itu padanya." Ucap Zen santai.

"Tanpa di tanya aku bisa tau setelah melihat bekas ikatan pada tangannya dan pagi tadi saat dia baru bangun, dia mengalami sakit pada pinggangnya. Beraninya kau lakukan itu pada adikku! Apa kau benar benar cari mati padaku!"

"Hoii tenanglah... Aku sangat bersungguh sungguh pada adikmu, aku tidak bermain main padanya. Aku merasa benar benar jatuh cinta pada Yuuto, jadi kau tidak perlu takut aku akan menyakitinya. Aku akan terus menjaganya, percayalah padaku. Aku berani janji padamu."

"Dan inikah yang kau lakukan pada Yuuto agar dia menjadi gay seperti mu? Seperti ini caramu agar dia menyukai mu? Aku tidak suka dengan apa yang kau lakukan! Kau melecehkan adikku agar dia menjadi seperti mu! Kau benar benar bedebah!"

Destiny (18+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang