Chap 06

1.9K 172 4
                                    

Yuuto terdiam di halte bus, Osamu sudah menaiki bus yang menuju rumahnya. Yuuto terus memegangi jantungnya...
"Kenapa ini terasa sakit? Ada apa sebenarnya? Apa mungkin aku sedang sakit? Tapi aku tidak pernah mengalami ini sebelumnya." Gumam Yuuto. Dan ia terus bertanya tanya pada dirinya sendiri, apa yang sebenarnya terjadi.

Saat matahari sudah bersinar, Yuuto bergegas menuju sekolah dan rasa sakit itu telah hilang. Selama disekolah Yuuto kesana kemari mencari Osamu tapi tidak juga di temukan. Bahkan Yuuto tidak dapat menghubunginya. Yuuto ingin bertanya pada teman sekelasnya Osamu, tapi tidak ada seorang pun yang ingin menjawabnya. Karena mereka semua tidak ingin berurusan dengan adik seorang Yakuza. Hingga keesokan harinya Yuuto bertemu dengan Osamu ketika dalam perjalanan menuju sekolah dari halte.

"Kemarin apa kau sakit? Aku tidak menemukan mu dimana pun di sekolah ini. Kau bahkan tidak menjawab panggilanku." Tanya Yuuto pada Osamu.

"Aku tidak sakit, maaf aku tidak bisa menjawab panggilan mu karena kemarin aku sangat sibuk." Jawabnya dengan penuh kegembiraan.

"Kau sibuk apa?"

"Jangan kaget mendengarnya ya. Kemarin aku bolos sekolah, dan aku mengunjungi rumah kakak mu. Aku mencoba menghubunginya, dan dia bilang dia ingin mengajakku untuk datang ke rumahnya. Ini kau bisa lihat semua foto fotonya. Aku mengambil banyak sekali, rumah kakakmu benar benar keren. Yakuza banget pastinya hehehe..."

Osamu menceritakan apa yang dia lakukan di rumah Naoki, dan Yuuto hanya bisa melihat foto fotonya yang di tunjukkan di ponsel Osamu kepadanya.

"Deeg..."
Lagi lagi jantung Yuuto terasa sakit, mungkin ia harus memeriksakan ini ke rumah sakit.

"Hei Yuuto kau mendengarku?" Seru Osamu.

"Tentu..."

"Selain itu ia juga berjanji padaku di lain kesempatan ia akan mengajakku ke kantornya. Aku sangat tidak sabar." Ujar Osamu antusias.

"Itu bagus. Osamu, maaf kau bisa pergi duluan ke sekolah. Kak Naoki menghubungiku." Seru Yuuto dengan menunjukkan ponsel.

"Baiklah, sampai ketemu nanti."

Yuuto pun mengangkat panggilan dari Naoki dengan tidak bersemangat.

"Ada apa kak?" Tanya Yuuto.

"Apa kau sudah sampai sekolah?" Tanya balik Naoki.

"Tinggal beberapa meter aku akan sampai sekolah."

"Yuuto, apa hari ini kau sibuk?"

"Tidak, ada apa?"

"Mau pergi denganku?" Tanya Naoki membuat Yuuto merasa senang mendengar ajakan tersebut.

"Apa kau akan mengajakku ke rumahmu seperti apa yang kau lakukan kemarin pada Osamu?" Seru Yuuto dengan antusias.

"Sudah berapa kali aku katakan aku tidak bisa mengajakmu ke rumahku."

"Lalu apa kau akan mengajakku ke kantormu?" Ucap Yuuto penuh harap.

"Tidak tidak, aku juga tidak bisa lakukan itu. Berhentilah memintaku untuk membawa mu ke rumah atau tempat kerja ku. Aku hanya ingin mengajakmu jalan jalan, sudah lama bukan kita tidak pergi jalan jalan bersama."

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa? Kau tidak mau jalan jalan dengan ku?"

"Kenapa dengan orang lain bisa tapi dengan aku yang merupakan adikmu sendiri tidak bisa?" Tanya Yuuto sendu.

"Apa yang kau katakan? Kau itu adikku satu satunya, aku ingin menjagamu. Aku tidak bisa melibatkan mu dalam bahaya. Sementara Osamu teman mu itu, dia pandai bela diri. Dia bisa melindungi dirinya sendiri." Tutur Naoki menjelaskan.

"Kalau begitu, jadikan saja Osamu adikmu. Dengan begitu kau tidak perlu khawatir untuk selalu menjagaku." Yuuto segera memutuskan panggilan dan mematikan ponselnya.

Selama pelajaran Yuuto hanya melamun mengingat kejadian tadi pagi, dan foto foto Osamu saat berada di rumah Naoki. Saat bersamaan, jantungnya kembali terasa sakit. Bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Ketika pulang sekolah, ia segera pergi menuju rumah sakit. Baru saja Yuuto ingin menuruni tangga sekolah, ia bertemu dengan Osamu.

"Mau kemana? Kau nampak terburu buru?" Tanya Osamu.

"Ke rumah sakit." Jawab Yuuto singkat.

"Kau sakit? Perlu aku temani?"

"Aku bisa sendiri, sampai besok Osamu."

Sesampainya di rumah sakit, Yuuto mengambil nomer antrian dan menanti untuk di panggil. Begitu di panggil, ia mengatakan pada dokter apa yang ia rasakan.

"Sejak kemarin, jantungku terasa sakit." Ujar Yuuto, ia pun di periksa oleh dokter, dan Yuuto disuruh menunggu kembali untuk menunggu hasil rontgen keluar.

Karena hari sudah malam, Yuuto juga belum pulang kerumah tanpa mengabari siapa pun bahwa ia pergi ke rumah sakit, membuat sang mama dan papa menjadi cemas dan menghubungi Naoki.

"Aku sudah menghubunginya sejak sore tadi, tapi ponselnya masih tidak aktif. Aku akan mencoba menghubungi temannya, mungkin dia tau dimana Yuuto." Seru Naoki menenangkan mama nya.

Naoki pun segera menghubungi Osamu untuk menanyakan keberadaan adik satu satunya itu.


"Pulang sekolah tadi Yuuto bilang ingin pergi ke rumah sakit, aku tidak tau dia sakit apa. Sejak pagi tadi dia hanya terlihat lesu dan tidak bersemangat."


"Rumah sakit mana yang ia datangi?"


"Aku tidak tau, aku tidak menanyakan itu. Tapi mungkin saja dia pergi ke rumah sakit yang tidak jauh dari sekolah."


"Baiklah aku akan mencoba mencarinya. Terima kasih banyak Osamu."


"Tunggu kak... Perlu aku bantu cari Yuuto?"


"Tidak usah, kau istirahat saja sekarang sudah malam dan besok kau harus sekolah juga kan. Sampai jumpa Osamu."

Setelah menutup panggilan, Naoki segera pergi menuju rumah sakit dekat sekolah Yuuto dengan mobil sport nya.

Destiny (18+ / Ended)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon