Chap 55

1.2K 111 0
                                    

Sepulang sekolah, Zen sudah berada di depan gerbang. Dan dengan secara terang terangan Yuuto mengabaikannya. Yuuto melewatinya tanpa mengatakan sepatah kata pun, dan tanpa melirik ke arahnya.

"Hoii kenapa kau jalan begitu saja, aku datang kesini untuk menjemputmu." Seru Zen mengikuti Yuuto di belakangnya.

Dan tanpa mengatakan apa apa Yuuto segera masuk ke dalam mobilnya Zen dan duduk di depan, di samping bangku pengemudi. Zen pun segera mengendarai mobilnya.

"Apa kau ingin pergi ke suatu tempat terlebih dahulu?" Tanya Zen.

"Tidak."

"Apa kau ingin pergi makan dengan ku?"

"Tidak."

"Bagaimana dengan bioskop?"

"Tidak."

"Ayolah Yuuto, kenapa kau terus berkata tidak? Apa tidak ada kalimat lain yang bisa kau ucapkan?"

"Tidak."

"Lakukan apa pun yang kau mau! Aku tidak perduli." Ucap Zen yang mulai naik darah.

"Berhenti."

Zen segera memberhentikan mobilnya, dan Yuuto turun dari mobilnya itu.

"Baiklah kalau itu mau mu." Seru Zen dan ia pergi membiarkan Yuuto berjalan sendiri.

Dalam perjalanan, Yuuto bertemu dengan Juan dan anak buahnya. Yuuto terus melangkahkan kakinya, dan berpura pura tidak melihatnya. Yuuto berjalan di samping seseorang yang tidak ia kenal, dan ia tidak tau bahwa orang yang berjalan di sampingnya ini merupakan salah satu anak buah Juan. Orang tersebut segera menusuk Yuuto dengan pisau, Yuuto yang hanya terfokus pada Juan tidak menyadari akan tindakan orang di sampingnya ini. Yuuto pun terkapar di jalan tak sadarkan diri.

Sebelum kehilangan kesadaran sepenuhnya, Yuuto mendengar Juan berkata, "Aku akan membalaskan dendam ku pada Zen sampai akhirnya kau mati."

Malam tlah tiba...
Zen datang ke rumah Yuuto dan ia bertemu dengan Yaze.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Yaze.

"Tentu saja untuk bertemu Yuuto." Seru Zen santai.

"Yuuto belum pulang ke rumah, dan sekarang Naoki sedang mencarinya."

"Sudah semalam ini belum pulang juga? Dasar bocah nakal, kemana dia pergi."

"Aku tidak tau, berapa kali di hubungi pun tidak di angkat olehnya."

"Kalau bicara soal ponsel, ini ponsel milik Yuuto. Tadi tertinggal di mobilku."

"Kenapa bisa ada di mobilmu? Apa kau bersamanya tadi?"

"Iya saat dia pulang sekolah, aku bermaksud mengajaknya pergi kencan. Tapi dia marah tak jelas dan meminta turun dari mobil."

"Dan kau biarkan begitu saja?!"

"Buat apa lagi aku menahannya, dasar bocah emosinya slalu sulit untuk ku pahami."

"Zen cepat pergi dan cari Yuuto! Kalau Naoki tau akan hal ini dia pasti akan membunuhmu. Pastikan kau harus membawanya dengan selamat dan tanpa luka sedikit pun, untuk soal ponsel aku akan katakan padanya bahwa ada di kamar Yuuto."

"Baiklah aku akan mencarinya, dan jangan lupa kabari aku kalau Naoki sudah menemukan si cebol itu."

Lalu pagi pun datang, Yuuto terbangun, ia melihat sekitar dan ada seseorang yang sedang duduk di dekatnya.

"Ini dimana?" Tanya Yuuto.

"Kau sudah bangun. Ini di rumah sakit, kemarin aku melihatmu berbaring dengan berlumuran darah. Jadi aku segera membawa mu ke rumah sakit, untungnya saja aku lewat jalan itu, kalau tidak aku tidak tau bagaimana nasibmu saat ini. Jalanan disana sangat sepi bukan, apa kau di rampok? Perampok sekarang benar benar tidak memiliki hati."

"Ano... Sebelumnya terima kasih banyak karena sudah menolongku, tapi bisakah kau ambilkan ponselku? Ku rasa kakak ku pasti khawatir karena aku tidak ada kabar. Aku ingin memberitahukannya." Pinta Yuuto.

"Tapi suster mengatakan dia tidak dapat menemukan ponsel dan juga dompetmu, itu pasti sudah di rampok. Oh ya, siapa nama mu? Dan katakan padaku nomer telepon rumah atau siapa pun yang bisa ku hubungi untuk memberikannya kabar."

"Nama ku Yuuto, aku akan memberikan nomer ponsel kakak ku saja."

Orang tersebut memberikan ponselnya pada Yuuto, dan ia masukan nomer Naoki dan menyerahkannya kembali pada orang tersebut.

"Yuuto... Nama mu sangat familiar."

"Mungkin karena banyak yang namanya sama denganku."

"Tidak bukan itu maksudku, hanya saja seperti sering ku dengar akhir akhir ini. Baiklah aku akan mencoba menghubungi kakak mu, dan kau bisa beristirahat lagi. Aku juga akan mengatakan pada dokter bahwa kau sudah sadar, tunggu ya."

Orang itu keluar dari ruangan dan menghubungi kakaknya Yuuto yang sudah di berikan padanya. Saat itu dia terkejut dengan display ponselnya ketika ia sedang melakukan panggilannya.

"Jadi anak itu...."

Tak lama dokter memasuki ruangan dan memeriksa keadaan Yuuto.
"Semuanya baik baik saja, keluarga mu sedang dijalan menuju kesini. Apa kau ingin makan?"

"Tidak dok terima kasih, aku sama sekali tidak lapar."

"Baiklah kalau begitu, panggil saja suster jika kau butuh sesuatu. karena orang yang membawa mu kesini sedang pergi keluar."

"Terima kasih banyak dok."

Tak lama kemudian Naoki datang.
"Yuuto kau tidak apa apa kan? Siapa yang melakukan ini padamu." Tanya Naoki dengan cemasnya.

Saat itu Zen juga datang memasuki ruangan Yuuto, ia mengalihkan pandangannya karena masih merasa kesal dengan Zen.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now