Chap 30

1.5K 126 0
                                    

Yuuto usai mandi dan juga telah bersiap untuk ke sekolah, Yuuto turun menuju ruang makan dimana Zen sudah menantinya. "Dimana kak Naoki?" Tanya Yuuto yang mulai menyantap sarapan.

"Baru saja dia pergi karena ada panggilan mendadak dari kantornya, setelah itu dia akan mengurusi si Yaze." Jawab Zen.

"Kak Yaze merupakan orang kepercayaan kak Naoki, dan dia melakukan ini semua demi kak Naoki agar bisa sukses dalam bisnisnya. Dan rupanya dia menyukai kakakku, awalnya ku kira dia menyukaimu. Kenapa waktu itu dia terlihat begitu gugup saat ada kau?" Tanya Yuuto.

"Dia gugup karena aku suka mengancamnya, dia jadi takut padaku. Selain itu dulu aku selalu menggodanya hahaha..."

"Oh kau suka menggodanya?" Ledek Yuuto.

"Ada apa dengan nada bicaramu? Apa kau cemburu?" Sindir Zen dengan tangannya memegang dagu Yuuto dan di angkat ke arah wajahnya yang saat ini sedang berdiri tepat disamping Yuuto.

"Siapa juga yang cemburu?"

"Oh benarkah..."

Zen memajukan wajahnya karena ingin mencium bibir Yuuto, namun Yuuto menahannya dengan kedua tangannya.
"Lalu bagaimana nasib kak Yaze nanti? Apa kak Naoki akan memecatnya?"

"Ku rasa tidak, meskipun dia telah menculik mu tapi aku merasa Naoki tidak akan memecatnya. Yaze merupakan tangan kanan Naoki, dia sangat bisa diandalkan dalam berbagai hal. Dia bisa menjadi pembunuh berdarah dingin jika ada orang orang yang berani berbuat macam macam dengan anggota keluarga Naoki."

"Meskipun dia selalu gugup seperti itu?" Tanya Yuuto tak percaya.

"Hahaha dia gugup hanya padaku yang dia takuti dan juga dengan Naoki yang dia sukai. Tapi ada waktunya dia akan tegas disaat bersama dengan Naoki. Kalau sudah seperti itu, aku bahkan tidak berani menggodanya. Apa kau membenci Yaze setelah kejadian kemarin? Apa kau ingin dia keluar dari pekerjaannya?"

"Aku tidak membencinya, yang dia lakukan juga untuk kebaikkannya kak Naoki. Apa dia di pecat atau tidak itu semua tergantung pada kak Naoki, aku tidak mau ikut campur."

"Benarkah? Bagaimana dengan perasaanmu? Apa kau akan baik baik saja jika Naoki tidak memecatnya?"

"Selama dia meminta maaf padaku dengan tulus maka aku akan baik baik saja." Ujar Yuuto.

"Baik sekali, cepat habiskan sarapanmu dan aku akan mengantarmu sekolah."

Saat mereka berdua ingin keluar dari rumah, Zen menahan Yuuto dan ia memaksa Yuuto untuk menerima ciuman darinya. Bukan hanya ciuman, Zen melumat bibir Yuuto dengan sangat ganas, rambut Yuuto ditariknya hingga kepala Yuuto terangkat. Lalu ia memberi kecupan pada leher Yuuto, tepat ditengah lehernya dan itu mengenai jakun Yuuto.

"Brengsek..." Umpat Yuuto dan berusaha membersihkan bibir serta lehernya dari bekas ciuman Zen.

"Aku hanya memberikan ciuman selamat jalan, kau pasti tidak mau aku melakukannya saat sampai disekolah mu. Makanya aku melakukannya sekarang."

"Bedebah!" Yuuto kembali mengumpat.

Mereka pun pergi, saat Yuuto tiba disekolah ia melihat Osamu yang berada di depan gerbang, seperti biasa, Osamu sedang menjalankan tugasnya untuk memeriksa kerapian dan kelengkapan para murid yang datang. Mata mereka saling bertemu dan dengan cepat Yuuto mengalihkan pandangannya. Dan Yuuto terus melangkahkan kakinya meninggalkan Osamu. Tapi Osamu mengejar Yuuto, dan ia menarik Yuuto masuk kedalam ruangan osis. Osamu bahkan mengunci pintunya dan hanya mereka berdua yang berada di dalam ruangan itu.

Osamu memeluk Yuuto dengan eratnya, pada awalnya Yuuto membiarkan itu namun tak lama kemudian Yuuto melepaskan pelukan Osamu. Yuuto merasa canggung dan tidak tau harus berkata apa. Tentu saja Yuuto masih merasa kesal dengan apa yang tlah terjadi sebelumnya. Tapi satu sisi Yuuto....

"Emm... Osamu, terima kasih banyak karena sudah berusaha untuk melindungiku." Ucap Yuuto tanpa berani memandang wajahnya.

"Jangan berterima kasih padaku karena aku tlah gagal melindungimu, aku minta maaf karena membuat mereka menculikmu."

"Emm tak apa, kau sudah berusaha semampu mu jadi kau pantas mendapatkan terima kasih dariku."

"Kau tidak apa apa kan? Tidak ada yang terluka? Apa mereka melakukan sesuatu padamu?"

"Aku baik baik saja. Kalau begitu aku harus pergi ke kelas." Yuuto mulai melangkahkan kaki, dan ia membuka pintu ruang osis tersebut.

"Tunggu Yuuto, aku..."
Perkataan Osamu terhenti karena Yuuto mengabaikannya dan menutup pintu dengan kencang.

Yuuto tidak mau berurusan lagi dengan Osamu, ia juga tidak ingin bertemu dengannya lagi. Karena kalau Yuuto melihat Osamu, hatinya jadi tak menentu, rasa suka, sayang, rindu dan juga sakit menjadi satu. Yuuto ingin melupakan Osamu, ia ingin membuang jauh jauh perasaannya ini pada sang ketua osis.

Itulah yang di harapkan Yuuto, tapi Osamu selalu berusaha untuk mendekatkan dirinya pada Yuuto. Seakan akan tidak ada yang terjadi diantara mereka berdua. Apakah dia sengaja atau tidak, Yuuto tidak tau.

Seminggu berlalu dan Osamu masih bertindak seperti itu, dan Yuuto pun tidak menyerah untuk terus menghindarinya. Seharusnya dia sadar dengan tindakan Yuuto ini, karena ini sudah satu minggu lamanya.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now