Chap 12

1.6K 152 4
                                    

Mendengar rengekan Yuuto membuat Naoki bertanya tanya, apa benar Zen tidak melakukan apa pun pada adiknya ini? Sementara semalam Yuuto bersi keras kalau Zen tidak berbuat apa apa, bahkan orang itu memperlakukan Yuuto dengan baik.

"Apa yang membuatmu takut? Kau bilang Zen tidak melakukan apa pun padamu, lalu apa yang kau takuti untuk pergi sekolah? Di sekolah nanti ada Osamu yang akan menjaga mu, sepulang sekolah nanti aku akan menjemputmu dan mengantarmu pulang. Apa kau berbohong padaku? Apa Zen sudah mengancammu hingga kau sangat ketakutan seperti ini?" Tanya Naoki.

"Aku tidak berbohong kak, kak Zen memang memperlakukan ku dengan baik dia juga tidak mengancamku."

"Kalau begitu apa yang kau takuti?!"

"Aku hanya tidak ingin masuk sekolah kak, ku mohon kak biarkan aku bolos sehari saja." Pinta Yuuto.

Dengan berat hati, Naoki pun melepaskan tangan Yuuto dan membiarkannya tidak masuk sekolah. Yuuto kembali ke kamar dan hanya berbaring di atas kasur. Ponsel Yuuto terus berbunyi, begitu banyak panggilan dan pesan masuk dari Osamu. Yuuto hanya melihat notifikasi yang masuk lalu menyimpan ponselnya di dalam laci meja. Mama berusaha menyuruh Yuuto untuk turun ke meja makan, tapi ia tidak bernafsu sama sekali untuk makan. Hingga malam tiba, Yuuto hanya mengurung diri di dalam kamar tanpa makan.

"Dimana Yuuto ma?" Tanya Naoki yang baru saja sampai dirumah.

"Anak itu terus mengurung dirinya di dalam kamar, berapa kali mama panggil dan menyuruhnya untuk makan, dia cuma menjawab tidak lapar. Yuuto tidak mau cerita pada mama apa yang sebenarnya terjadi padanya. Naoki cobalah untuk membujuknya." Ucap mama.

Naoki pun masuk ke dalam kamar Yuuto...
"Apa yang kau lakukan seharian penuh mengurung diri di dalam kamar. Apa kau tidak suntuk?" Tanya Naoki.

"Tidak sama sekali." Jawab Yuuto singkat.

"Kau belum makan dari pagi, ayo kita turun dan makan bersama."

"Aku tidak lapar kak."

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Tanya lagi Naoki dengan perasaan khawatir.

"Tidak ada, aku hanya kesepian. Kak aku sudah mengantuk, ayo kita tidur bersama lagi, temani aku."

"Kakak akan menemani mu kalau kau mau cerita pada kakak apa yang sebenarnya terjadi."

"Tapi kak... Tidak ada apa pun yang terjadi."

"Kalau begitu tidurlah sendiri, aku akan keluar sekarang."

Saat Naoki hendak menutup pintu, Yuuto berkata hal yang sama, "Aku kesepian kak."
Tapi Naoki tetap menutup pintu kamar Yuuto dan pergi keluar.
Di depan rumah Naoki menghubungi Zen, untuk memastikan apa yang terjadi.

"Apa yang sebenarnya kau lakukan pada Yuuto!? Sudah ku katakan bukan, kau akan berurusan dengan ku jika kau berani menyakitinya!"


"Aku tidak melakukan apa pun padanya, kau bisa tanyakan sendiri pada Yuuto."


"Anak itu menjadi murung dari sepulangnya kemarin, meski dia bilang kau tidak melakukan apa pun padanya, lalu apa yang membuatnya seperti ini jika kau tidak berbuat sesuatu?"


"Ayolah kau tidak bisa menuduhku tanpa bukti, aku pun berkata jujur bahwa aku tidak melakukan apa pun padanya. Kita kenal sudah lama bukan, kau pasti tau bahwa aku tidak berbohong sekarang. Mungkin saja terjadi sesuatu saat dia berada di sekolah kemarin."


"Ciih..."
Naoki menutup panggilannya dan kini ia mencoba menghubungi Osamu.


"Ah Osamu maaf sudah menganggu mu malam malam. Ada hal yang ingin ku tanyakan padamu."


"Apa itu kak?"


"Kemarin apa ada suatu hal yang terjadi dengan Yuuto? Karena anak itu terus saja murung dan tidak keluar dari kamarnya."


"Soal itu... Aku minta maaf kak."


"Kenapa kau minta maaf?"


"Sebenarnya kemarin aku dan Yuuto bertengkar, kami memiliki masalah kecil. Dan hanya sebuah kesalah pahaman saja."


"Kalian bertengkar? Beneran hanya itu saja tidak ada yang lain?"


"Benar kak, tapi aku belum sempat meminta maaf pada Yuuto. Dia sama sekali tidak menjawab panggilan ku atau pun membalas pesan ku."


"Terima kasih banyak sudah memberitau ku, aku merasa lega sekarang. Aku tidak mau ikut campur dengan urusan kalian, jadi kau harus bisa perbaiki kesalah pahaman kalian."


"Iya kak kau tenang saja."




Keesokan harinya Yuuto dibangunkan oleh Naoki, dia memaksa Yuuto untuk pergi sekolah, sementara ia masih merasa enggan untuk bersekolah.

"Kemarin kau sudah membolos sekolah, sekarang tidak ada lagi kata bolos kau harus masuk!" Tegas Naoki.

"Aku tidak mau sekolah lagi, biarkan aku dirumah saja." Seru Yuuto.

"Apa kau mau menghindari permasalahan mu? Kau sedang bertengkar kan dengan Osamu? Jangan menjadi pengecut yang bisanya lari dari masalah! Kau bukan anak kecil lagi, lebih baik kau selesaikan kesalah pahaman itu, kalian itu berteman bukan? Tidak seharusnya kau berlari dan bersembunyi."

"Tapi kak, aku..."

"Tidak ada tapi tapian, cepat mandi dan bersiap siap. Aku akan mengantarmu kesekolah."

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now