Chap 47

1.2K 106 1
                                    

Matahari pun tlah berganti dengan sang bulan, mereka bertiga masih menjaga Yuuto di rumah sakit ini. Meski saat pagi dan siang mereka saling bergantian untuk pulang dan istirahat, tapi saat malam mereka bertiga berkumpul disini. Di tengah malam saat Yuuto tidur, ia bermimpi saat dimana dirinya ingin di lecehkan oleh tiga anak buah Juan. Di dalam mimpinya, mereka bertiga melakukan hal yang lebih dari kenyataan yang tlah terjadi. Yuuto terus mengigau dan tidurnya pun menjadi sangat gelisah.

"Tidak... Jangan... Lepaskan aku! Hentikan, menyingkir lah dari ku! TIDAAAK....!" Igau Yuuto saat tidur.

Mereka bertiga terbangun dari tidurnya, dan Zen segera menghampiri untuk membangunkan Yuuto.

"Yuuto, sadarlah... Hei, ayo bangun.. Yuuto!" Seru Zen dengan mengguncangkan tubuh Yuuto pelan.

Mata anak remaja itu segera terbuka lebar, nafasnya pun tersengal sengal dan air mata mulai terjatuh membasahi pipi gembilnya.

"Kau tidak apa? Kau bermimpi buruk bukan? Tenanglah, jangan takut lagi." Lanjut kembali Zen dan memeluk Yuuto. Sedangkan Naoki memegangi tangan Yuuto dan mengusap lembut pucuk kepalanya.

"Ma-maafkan aku." Seru Yuuto.

"Kenapa harus meminta maaf?" Ucap Zen.

"Aku sudah membangunkan tidur kalian, maafkan aku."

"Tidak apa apa Yuuto, kau tidak harus minta maaf. Kami bisa pahami keadaan mu saat ini, sekarang tidurlah lagi." Ujar Yaze. Yuuto pun mencoba untuk tidur kembali, dan menenangkan diri dari mimpi buruk itu.

Saat pagi menjelang, Yuuto pun mulai merasa bosan berada di rumah sakit.

"Kak... Aku ingin pergi sekolah." Rajuk Yuuto.

"Kondisimu belum bisa untuk sekolah, tunggu beberapa hari lagi dan kau bisa pulang dan bersekolah." Ujar Naoki.

"Aku bosan kak." Keluh Yuuto dengan mempoutkan bibirnya.

"Aku akan mengajak mu keliling, tunggu sebentar aku akan meminjam kursi roda pada Izumi untuk mu."

Saat kakak beradik itu sedang berkeliling di sekitar rumah sakit, Yuuto teringat dengan ucapan Juan. "Kak apa kau kenal dengan orang yang bernama Saiki?" Tanya nya. Naoki menghentikan langkah kakinya, dia nampak terkejut. "Kak..." Seru Yuuto kembali.

"Aah maaf, kakak tidak mengenalnya." Bohong Naoki namun Yuuto mempercayai itu.

"Lalu kenapa orang itu bicara seperti itu?"

"Siapa? Dan bicara apa?" Naoki nampak penasaran.

"Tidak lupakan saja kak, mungkin aku salah dengar."




Sementara itu disekolah...

"Hei Osamu, Osamu! Kau mendengarku bukan! Hoi, berhenti dulu." Seru Kyose yang mengejar Osamu hingga ke ruang osis.

"Ada apa sih? Kau tidak bisa lihat kalau aku sedang sibuk sekarang?" Ketus Osamu.

"Kau kenapa? Akhir akhir ini aku perhatikan kau terlihat sangat kesal. Apa ada yang mengganggumu?" Tanya Kyose.

"Tidak apa apa, aku hanya merasa kesal saja dengan seseorang."

"Oh ya... bicara soal seseorang, beberapa hari ini aku tidak pernah melihat Yuuto lagi. Apa dia sakit?"

"Tidak tau."

"Kau tidak menghubunginya?"

"Tidak!"

"Kau bertengkar dengannya? Apa dia orang yang membuatmu kesal?"

"Kenapa kau begitu bawel sih? Ingin tau urusan ku saja!"

"Aku yang bertanggung jawab atasmu, jadi wajar kalau aku bawel seperti ini, aku tidak mau kau terluka. Kalau kau memiliki masalah katakan padaku, aku pasti akan membantumu."

"Baiklah... Aku sedang kesal dengan Yuuto, kau bayangkan saja, dia meminta ku untuk terus berjuang agar bisa mendapatkan Naoki. Tapi beberapa hari yang lalu, dia menyuruhku untuk berhenti karena Naoki sudah melamar orang lain. Aku kesal dengannya, dia pasti sudah tau kalau Naoki punya pacar dan dia meminta ku untuk berjuang. Dia pasti ingin melihatku hancur, Yuuto pasti ingin balas dendam padaku karena aku menyakitinya."

"Dari awal sudah ku katakan bukan, jangan membuat Yuuto berharap sementara tujuan mu yang sebenarnya hanya untuk semakin dekat dengan kakaknya. Kau hanya mempermainkan perasaannya, mungkin saja Yuuto memang tidak tau menau kalau kakaknya sudah punya pacar. Dan saat kakaknya mengatakan itu, dia segera meminta mu untuk berhenti karena dia tidak mau kau terluka seperti apa yang dia rasakan."

"Kau membelanya kak? Kau seharusnya kesal seperti yang ku rasakan padanya, dan memberinya pelajaran!"

"Aku membelanya karena disini kau lah yang salah! Sejak kejadian waktu itu, aku jadi dekat dengannya dan tau seperti apa Yuuto itu. Aku sangat yakin kalau Yuuto tidak pernah berpikir untuk balas dendam padamu. Bahkan dia yang terluka karena mu, dia masih memikirkan tentang perasaan mu!"

"Tidak! Dia pasti ingin balas dendam kepadaku, aku yakin itu!"

"Plaaak..." Kyose menampar Osamu.

"Buka matamu, lihat baik baik apa yang ada di sekitarmu. Ciih, kenapa aku harus miliki seorang adik yang bodoh seperti kau." Ujar Kyose.

"Kalau kau tidak suka itu, maka berhentilah untuk mengambil tanggung jawab atas ku."

"Mana mungkin aku bisa, selain itu selama ini aku sudah menaruh hati padamu.
Osamu, lebih baik kau lupakan Naoki. Bagaimana kalau kau jalani hubungan denganku? Cuma aku satu satunya yang tau seperti apa kau, aku bisa lebih memahami mu." Osamu hanya diam dan mungkin terkejut ketika mendengar pernyataan dari kakak sepupunya itu.

Osamu tidak menjawab apa pun dan masih menyimpan rasa kesal ke pada Yuuto.

Destiny (18+ / Ended)Where stories live. Discover now