Chap 16

1.7K 149 4
                                    

Yuuto pun terbangun karena mendengar ramai anak anak di depan rumahnya. Mungkin itu suara anak anak yang hendak pergi kesekolah. "Tubuhku kenapa terasa lengket dan berat." Gumam Yuuto saat mulai membuka kedua mata.

Saat itu ia melihat Zen yang tidur dengan menindihkan badannya di atas dirinya. Yuuto tidak bisa bergerak atau pun menggerakkan tubuh Zen yang besar. Saat itu terlintas kejadian tadi malam dan membuat Yuuto menjadi malu hingga wajahnya memerah.

"Seperti itukah rasanya seks dengan lelaki?" Gumamnya.

Dan Zen pun terbangun... Ia terkejut melihat Yuuto yang berada di bawahnya.
"Yuuto... Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Zen yang segera duduk.

Ia melihat keadaan sekitar dan teringat dengan apa yang terjadi tadi malam.
Yuuto pun mencoba untuk duduk namun pinggangnya terasa sangat sakit.

"Kau tidak apa apa? Bagaimana keadaan tubuhmu? Pasti sakit ya? Maafkan aku Yuuto, aku sungguh tidak bermaksud melakukan itu padamu. Semalam aku sangat mabuk dan tidak dapat berfikir jernih, aku merindukan mu dan aku mencoba untuk menghubungimu, tapi tidak ada tanggapan darimu. Jadi aku... Aku mencoba untuk menemui mu, karena aku sedang mabuk aku jadi hilang kendali. Sekali lagi maafkan aku."

Entah kenapa Yuuto mulai menitikkan air mata, ia tidak tau alasannya apa... Tapi yang jelas Yuuto merasa sekujur tubuhnya terasa sangat sakit. Yuuto masih dapat merasakan milik Zen didalam tubuhnya, itu terasa sangat mengganjal.

Tidak lama kemudian Naoki tiba dirumah, karena ia harus mengantar Yuuto berangkat sekolah. Sejak saat Zen menculiknya waktu itu, Naoki tidak mengizinkan Yuuto pergi sekolah atau pun pulang sendirian. Naoki sangat kesal melihat apa yang terjadi di ruang tamu ini. Naoki melihat Yuuto yang sedang menangis dengan keadaan tanpa memakai celana, dan cairan yang masih melekat pada tubuh serta paha atas kaki sang adik. Dengan cepat Naoki meraih Zen dan menghajarnya.

"Kurang ajar! Brengsek! Sialan kau Zen! Berani beraninya kau melecehkan adikku! Aku tidak akan memaafkan perbuatanmu ini! Bagaimana kalau Yuuto jadi gay sepertimu! Sialan kau! Tidak bisa ku maafkan! Tidak akan ku biarkan kau hidup! Beraninya kau menyentuh adikku!" Seru Naoki dengan penuh amarah.

"Kak Naoki... Kakak..." Rintih Yuuto memanggil Naoki dan berusaha untuk berdiri.

Naoki berhenti memukuli Zen, dan menghampiri Yuuto serta memeluknya dengan erat.

"Maafkan aku Naoki, semalam aku sangat mabuk dan lepas kendali. Aku tidak bermaksud melecahkan Yuuto. Aku sangat menyesalinya, aku benar benar minta maaf padamu dan juga Yuuto." Jelas Zen.

"Kalau kau mabuk tidak seharusnya kau menghampiri rumahku! Kau pasti sudah merencanakannya bukan! Kau pasti mencari tau tentang dimana adikku tinggal dan apa yang sedang dia lakukan semalam. Karena kau tau dia tinggal dirumah sendiri, kau pasti berencana untuk menyerangnya bukan! Kau memang bajingan Zen!" Seru Naoki.

"Tidak bukan seperti itu... Aku memang mencari tau tentang alamat rumahmu, tanpa sengaja aku juga tau bahwa dia di rumah sendirian. Saat aku tau itu, aku sedang minum minum. Karena aku mabuk dan tidak bisa berfikir jernih, aku melangkahkan kaki ku sampai disini. Sebenarnya aku menyukai adikmu, aku merindukannya jadi aku datang kesini. Sekali lagi maafkan aku."

"Adikku normal dan tidak gay sepertimu! Kau pasti sengaja melakukannya agar membuat adikku menjadi seperti mu! Sekarang pergi kau dari rumahku, dan jangan pernah kau tunjukkan lagi batang hidungmu di depanku maupun Yuuto! Kalau tidak, akan ku bunuh kau!"

"Baiklah aku akan pergi, Yuuto, ku mohon maafkan aku." Ucap Zen dan ia pergi meninggalkan rumah.

"Sudah berhentilah menangis, jangan takut lagi. Ada kakak sekarang yang akan menemani mu. Maafkan kakak yang sudah membuatmu menderita seperti ini. Seharusnya kakak tidak meninggalkan mu sendirian di rumah. Apa tubuhmu terasa sakit? Bisa berjalan? Kau harus membersihkan tubuhmu terlebih dahulu." Ujar Naoki.

"Pinggangku terasa sakit, sepertinya aku bisa berjalan. Tapi rasanya begitu mengganjal membuatku merasa tidak nyaman kak. Terlebih lagi luka luka ku ini baru kemarin aku mendapatinya, jadi tubuhku benar benar sangat sakit." Keluh Yuuto manja.

"Aku akan membantumu berjalan hingga kamar mandi, setelah itu kau harus membersihkan tubuhmu. Dan jangan lupa untuk mengeluarkan cairannya yang ada di dalam pantatmu hingga bersih."

Mendengar itu membuat wajah Yuuto memerah, karena oa tidak pernah membahas hal hal seperti ini kepada Naoki atau siapa pun. "Apa kau sakit? Wajahmu merah sekali." Tanya Naoki.

"Tidak kak, hanya saja aku merasa sedikit malu membicarakan hal hal seperti ini."

"Untuk apa kau malu? Aku kakakmu, dan kita juga sama sama laki laki. Maafkan kakak ya Yuuto, karena kakak sudah melibatkan mu dalam urusan kakak."

"Tidak perlu minta maaf kak... Kakak tidak salah apa pun, yang salah adalah kak Zen. Selain itu dia juga sudah meminta maaf, dia melakukannya karena tidak sadar."

"Tetap saja kakak salah tidak bisa melindungimu. Sudah sana bersihkan dirimu, hari ini kau tidak perlu masuk sekolah. Beristirahatlah, kakak akan menemani mu."

Destiny (18+ / Ended)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora