Chap 33

1.3K 109 2
                                    

"Murahan? Bisa bisanya kau berkata seperti itu! Kau kira aku hanya diam diperlakukan seperti itu! Kau kira aku mau disentuh oleh orang yang tidak ku suka! Aku berusaha melawannya, tapi kau juga tau kan perbandingan ku dengan si mesum itu. Tubuhku dua kali lipat dari tubuhnya, tubuhnya sangat besar sementara tubuhku kecil. Sekuat apa aku memberontak tidak bisa mengalahkan kekuatannya." Seru Yuuto menjelaskan dengan nada sedikit meninggi.

"Aku tidak mau mendengar apa pun alasanmu, kau mengecewakan ku! Jangan temui aku sampai tanda itu hilang." Ujar Osamu.

"Baik kalau itu mau mu! Satu bulan bahkan selamanya aku tidak mau menemuimu lagi! Kau lebih mengecewakan ku!" Kesal Yuuto.

Osamu pergi lebih dulu meninggalkan Yuuto di atap, dan ini membuat Yuuto kesal karena harus menemuinya untuk mengembalikan kunci atap. Karena Yuuto tidak mau menemuinya, maka kunci atap ia serahkan pada guru yang sedang piket.

Hari ini Naoki tidak menjemput Yuuto karena pagi tadi Yuuto mengatakan padanya bahwa ia akan pulang bersama Osamu. Ditengah perjalanan Yuuto, Zen datang menghampiri dengan mobil kesayangannya.

"Dimana pacarmu? Kenapa kau tidak bersamanya? Apa kalian bertengkar?" Ujar Zen dengan nada meledek.

"Apa kau puas sekarang?" Yuuto menatap Zen tak suka.

"Apa kalian putus? Aku tidak akan puas kalau kalian tidak putus hahaha..."

"Bedebah..." Umpat Yuuto.

"Ayo naik, aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak akan!" Tolak Yuuto.

"Ayolah... Apa kau marah padaku?"

"Aku tidak hanya marah padamu, aku juga sangat membencimu!"

"Manis sekali, aku suka melihat kau yang marah seperti ini."

Yuuto semakin kesal dan pergi berlari menyelusuri gang gang kecil agar Zen tidak dapat mengikutinya. Sesampainya di rumah, Yuuto segera mengunci pintu dan pergi ke kamar, pintu kamar pun ia kunci dan ia tahan dengan meja agar si mesum itu tidak dapat masuk ke kamar.

Satu minggu berlalu dan Yuuto sama sekali tidak menemui Osamu, bahkan mereka tidak saling berkomunikasi lagi. Ketika mereka saling berpapasan disekolah, Yuuto selalu membuang pandangan darinya. Yuuto slalu menghindarinya.

Hari ini hari minggu, Yuuto hanya berdiam diri di kamar dengan memandang foto Osamu di ponsel. "Hubungan kita apakah sudah berakhir? Apa cuma satu hari saja kita bersama? Dengan ucapan ku yang seperti itu, apakah itu termasuk dengan memintanya putus? Sial... Aku sangat merindukan Osamu, aku ingin menemuinya!" Ucap Yuuto yang terus bicara sendiri.

"Cleeeek..." Pintu kamar Yuuto terbuka.

Sang pemilik kamar terkejut melihat siapa yang membuka pintu.

"Kalau kau merindukanku, kenapa kau tidak menemuiku? Kenapa kau tidak menghubungi ku juga? Apa kau suka menyiksa dirimu sendiri seperti ini? Aku akan senang kalau kau datang menemuiku." Seru Osamu. Ia pun menutup pintu kamar dan menghampiri Yuuto yang berada dikasur.

"Siapa yang merindukanmu? Aku tidak..." Elak Yuuto namun perkataannya di potong oleh Osamu.

"Aku mendengar sangat jelas apa yang kau katakan tadi, kenapa kau sangat tidak jujur sih?"

"Mau apa kau datang kesini?" Tanya Yuuto mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja untuk menemui pacarku." Osamu memberi kecupan hangat pada kening Yuuto. "Apa kau masih marah denganku?" Lanjut Osamu bertanya.

"Menurutmu?"

"Aku minta maaf, tidak seharusnya aku berkata seperti itu. Aku sangat kesal melihatnya, kau mau memaafkan ku kan?" Ucap Osamu dengan lembutnya.

"Aku tidak mau."

"Aku tau sebenarnya kau memaafkan ku bukan? Kau hanya tidak bisa berkata jujur dan tidak mau mengakuinya."

"Darimana datangnya rasa percaya dirimu itu? Rasanya ingin ku hancurkan!"

"Benarkah?"
Osamu menjatuhkan tubuh Yuuto hingga membuatnya berbaring di kasur. Mata mereka saling memandang satu sama lain.
"Apa kau ingin ku buat untuk mengakuinya?" Tutur Osamu.

"Minggir kau sangat berat." Ucap Yuuto yang berusaha mendorong Osamu dari atas tubuhnya.

Osamu membelai poni Yuuto dan mulai mencium bibirnya. Bermula dengan sangat lembut dan berubah menjadi sangat kasar. Ia terus menerus melumat bibir Yuuto dan tangannya yang masuk ke dalam kaos Yuuto untuk bermain main dengan putingnya. Osamu menarik dan melintirkan kedua puting Yuuto dengan jari jari tangannya.

"Heummp... Ngk... Mmmp..."

Mereka berhenti berciuman, Osamu melepaskan kaos dan juga celana Yuuto.

"Tu-tunggu... Apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau kakak ku masuk!"

"Kau tidak perlu takut, aku sudah mengunci pintu kamar mu dan sekarang ku rasa kak Naoki sudah pergi. Tidak lama dari kami berbincang bincang, dia mengatakan kalau harus pergi belanja untuk makan malam nanti."

Osamu segera memasukkan jarinya kedalam lubang Yuuto, ia memasukkan dua jarinya untuk mempersiapkan terlebih dahulu.

"Heeun... Hmpp... Aah... Aaakh..."

"Aku sudah tau dimana tempatnya jadi sangat mudah bagiku untuk menemukannya kembali. Apa ini terasa nikmat? Katakan padaku jika iya, dan katakan padaku kalau kau sudah memaafkanku, maka aku akan memasukkan milikku kedalam."

"A-aku... Haaah... Aaah... Tidak akan heummp... Mengatakan apa...pun aaakh..."

"Kalau begitu akan ku buat kau akan meminta padaku untuk segera memasukkan milikku kedalam lubangmu. Sampai kau mengatakan apa yang ku minta itu, baru aku akan mengabulkan keinginanmu untuk ku masuki."

"Ti...dak a...kaan... Hngk... Aah... Aaah... Aaah... Berhenti, Osamu... Haah haah... Aaah..."

Destiny (18+ / Ended)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang