Chap 17

1.6K 140 1
                                    

Usai mandi, Yuuto menghampiri Naoki. Dengan jalan perlahan dan kaki yang sedikit terbuka lebar.

"Kenapa jalanmu seperti itu? Apa terasa sangat sakit?" Tanya Naoki.

"Sakitnya bisa ku tahan kak tapi..."

"Tapi apa?"

"Itu... Masih benar benar terasa di pantatku kak, rasanya masih sangat mengganjal membuatku merasa aneh." Ujar Yuuto.

"Tidak apa apa itu akan hilang dengan sendirinya, tidak akan lama. Yang penting jangan kau rasa dan bersikap seperti biasa. Mengerti?"

"Iya kak..."

"Sini duduklah kita sarapan dulu, kakak sudah membuatkan mu makanan kesukaan mu."

Yuuto pun duduk di meja makan dan memakan sarapan yang sudah di hidangkan oleh Naoki. Namun Yuuto sama sekali tidak berselera makan, ia hanya memakan sedikit. "Kenapa sedikit sekali makannya?" Tanya Naoki.

"Aku tidak berselera kak, aku ingin tidur saja kepala ku terasa sakit." Keluh Yuuto. Naoki menghampiri adiknya dan menempelkan tangannya pada dahi Yuuto.

"Kau demam? Panas sekali. Kakak akan bantu kamu ke kamar."

Setelah Naoki membantu Yuuto ke kamar, ia turun lagi dengan membawakan air kompresan untuknya. Disaat Yuuto sedang tidur Naoki mengompresnya dan menjaganya sepanjang waktu di dalam kamar hingga ia ikut tertidur. Sore hari Naoki mendapati telepon dari anak buahnya, ia mengangkat telepon tersebut didepan kamar Yuuto hingga ia dapat mendengar pembicaraan kakaknya.

"Bagaimana bisa itu terjadi? Apa kalian tidak bisa menanganinya sendiri? Tidak bisa di undur sampai besok? Aku tidak bisa datang sekarang, adikku sedang sakit. Lakukan apa saja yang kalian bisa lakukan. Aku tidak mau tau, kalian harus bisa menanganinya hingga  besok aku datang kesana." Seru Naoki kesal saat menerima telepon itu. Yuuto berjalan keluar kamar untuk menemui Naoki.

"Apa ada masalah di tempat kerja mu kak?" Tanya Yuuto.

"Kau sudah bangun? Maaf kalau aku membangunkan mu."

"Tidak kok kak."

"Ada sedikit masalah disana, dan mereka tidak bisa menanganinya. Aku kesal sekali kenapa harus ada masalah disaat kau sedang sakit." Keluh Naoki.

"Aku tidak apa apa kok kak, aku sudah lebih baik. Kau bisa pergi ke tempat kerja mu aku tidak masalah sendiri dirumah."

"Mana mungkin aku meninggalkan mu dirumah sendirian! Apa lagi semalam terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Aku hanya takut hal itu akan terjadi lagi, jadi aku tidak bisa meninggalkan mu di rumah."

"Ting tong... Ting tong..." Bel rumah berbunyi.

Naoki turun untuk melihat siapa yang datang, dan membukakan pintu rumah.

"Sore kak, aku dengar Yuuto sakit. Jadi aku datang kesini untuk menjenguknya." Ucap Osamu yang datang berkunjung.

"Osamu... Kau datang di waktu yang tepat, masuklah... Dan siapa dia? Aku baru melihatnya." Tanya Naoki pada orang lain yang berada di samping Osamu.

"Dia sepupuku, namanya Kyose. Aku memintanya untuk datang ke sini menemaniku." Tutur Osamu.

Mereka pun masuk ke dalam rumah, dan Yuuto sedang berjalan perlahan menuruni tangga. Naoki yang melihat itu segera menghampiri Yuuto dan membantunya untuk turun tangga.

"Kenapa kau turun? Bagaimana dengan tubuhmu? Apa masih sakit?" Tanya Naoki cemas.

"Tidak kak sudah tidak sakit lagi, aku juga sudah tidak merasa ada yang mengganjal juga. Selain itu demam ku juga sudah turun." Seru Yuuto dengan tersenyum.

Naoki memeriksa suhu tubuh sang adik dengan tangannya, dan benar bahwa suhu tubuh Yuuto memang sudah turun.

"Syukurlah demam mu sudah turun. Dibawah ada Osamu dan saudaranya, mereka datang untuk menjengukmu. Karena ada Osamu, aku akan pergi sebentar ke tempat kerja ku. Aku akan meminta Osamu untuk menemanimu sampai aku datang." Naoki membantu Yuuto menuruni tangga hingga menuju ruang tamu.

"Hei Yuuto bagaimana keadaanmu?" Tanya Osamu pada Yuuto dengan senyuman manisnya yang terpapar di wajahnya. Membuat wajah Yuuto memerah.

"Su-sudah lebih baik." Seru Yuuto sedikit gugup.

"Osamu aku boleh minta tolong padamu? Aku harus pergi ke tempat kerja ku sebentar karena ada masalah disana. Bisakah kau disini menemani Yuuto hingga aku datang kembali? Aku janji itu tidak akan lama." Pinta Naoki.

"Tidak masalah kak, kau bisa pergi dan aku akan menjaga Yuuto untukmu." Ucap Osamu dengan tersenyum lebih manis dibandingkan sebelumnya. Setelah itu Naoki pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Kalian mau minum apa?" Tanya Yuuto.

"Tidak usah repot repot, kalau nanti aku ingin minum aku akan mengambilnya sendiri. Kau sedang sakit kan, jangan memaksakan diri." Ucap Osamu.

"Baiklah..."

"Yuuto sebenarnya aku kesini bersama kak Kyose untuk meminta maaf padamu. Aku sudah menjelaskan semuanya pada kak Kyose kalau itu tidak benar. Aku tidak pernah di ancam olehmu, dan aku memang mau berteman denganmu. Tadi aku juga sudah mengatakan hal itu kepada teman temanku dan meminta mereka untuk menarik kembali ucapan mereka." Seru Osamu.

"Ehm... Yuuto, aku minta maaf padamu karena sudah memukuli mu kemarin dan aku juga minta maaf atas nama teman temanku. Mereka memukuli mu karena aku yang menyuruhnya, jadi maafkan aku. Kau boleh memukulku kembali sebagai gantinya." Ujar Kyose.

"Bagaimana caraku memukulmu? Aku tidak pandai berkelahi dan aku juga tidak suka dengan kekerasan. Ku harap untuk kedepannya tidak akan ada lagi kesalah pahaman." Seru Yuuto.

"Yuuto... Kau juga mau memaafkan ku kan?" Tanya Osamu penuh harap.

"Tentu saja." Yuuto tersenyum kepada Osamu.

Destiny (18+ / Ended)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon