Ch63 - Sebelum acara pertunangan

52 7 11
                                    

Now Playing
Anneth - Mungkin Hari Ini, Esok atau Nanti

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Pernah merasakan ketika dua orang yang kamu sayangi terjatuh secara bersamaan?

***

Setelah membaca pesan yang dikirim beberapa menit lalu, tanpa pikir panjang Devan segera bergegas untuk pergi ke tempat yang dimaksud. Tujuannya tetap sama, yaitu rumah sakit.

Kaki panjangnya terus menelusuri koridor rumah sakit yang terasa sangat sepi, beruntung rumah sakit yang dimaksud sama dengan rumah sakit tempat Shakira dirawat. Sehingga Devan tidak perlu memakan waktu lama.

"Gladys..." ucap Devan setelah sampai di ruang rawat Gladys.

Devan bisa melihat dengan jelas wajah pucat Gladys yang kini tengah memejamkan mata. Hatinya kembali merasa tercabik saat sadar jika kini sudah tidak ada sehelai pun rambut di kepala Gladys. Rambutnya benar-benar sudah habis.

"Gladys kenapa, Tante?" tanya Devan pada wanita paruh baya yang sedari tadi hanya menatap kosong ke arah Gladys.

"Gladys drop lagi," jawab Diana, mama Gladys.

Devan memejamkan matanya sejenak. Satu lagi, sumber kekuatannya, orang yang dia sayang, harus berjuang sendirian dan tidak ada yang harus Devan lakukan untuk menyelamatkan keduanya.

"Kenapa bisa, Tante?" tanya Devan dengan suara bergetar menahan tangis.

"Tante juga nggak tau, Devan. Tapi yang jelas, dari pagi dia cuma nyariin kamu," jelas Diana.

Devan seketika terdiam ketika mendengar penjelasan Diana. Hatinya tertohok, dia kembali merutuki dirinya sendiri karena lupa dengan keadaan Gladys. Devan bahkan melupakan janjinya untuk menemui gadis itu hari ini. Tapi Devan melupakan semuanya karena otaknya sudah penuh dengan Shakira.

"D-Devan..." Devan sedikit gugup untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Nggak papa, bukan salah kamu," sahut mama Gladys, seolah tahu dengan apa yang Devan pikirkan.

Devan menghembuskan napasnya lega, setidaknya dia tidak perlu mencari alasan untuk berbohong pada wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya itu.

"Tapi Gladys koma lagi, Devan..."

Deg. Kalimat yang baru saja keluar dari Diana mampu membuat jantung Devan berdebar lebih cepat. Satu kenyataan yang membuat Devan ingin mati saat ini juga.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now