Ch49 - Perasaan tidak rela

81 8 20
                                    

Now Playing
Tiara Andini - Maafkan aku

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Apa salah jika gue merasa bahagia saat melihat orang yang gue sayang itu menangis?

***

Shakira berjalan perlahan di sepanjang koridor sekolah. Dia bahkan tidak melihat jalanan di depannya, kepalanya sedari tadi terus menunduk guna menyembunyikan matanya yang terlihat bengkak. Kedua tangan Shakira memegang erat tali ransel yang terletak di kedua sisi tubuhnya. Rambutnya juga dia biarkan tergerai hingga helaian rambut Shakira terjuntai ke bawah menutupi wajah cantiknya.

Semalam setelah Shakira menerima kiriman bunga itu dia segera keluar dari kafe. Dia berlarian tak tentu arah untuk mencari seseorang yang dia yakini sebagai pengirim bunga itu. Tapi nyatanya nihil, dia sama sekali tidak menemukan apapun dan berakhir dia kembali ke rumah dengan keadaan kacau. Beruntung, saat dia sampai rumah keadaan rumahnya sedang kosong. Jadi dia tidak perlu bersusah payah untuk mencari alasan.

Saat Shakira tengah berjalan untuk menuju kantin Alexis, tiba-tiba sepasang kaki berdiri di hadapannya hingga ujung sepatu mereka bersentuhan. Shakira mendongak untuk melihat orang itu, dan seketika dia tersenyum sinis saat mengetahui siapa orang yang telah menghalangi jalannya.

"Minggir," ketus Shakira.

"Sha-"

"Minggir," ulang Shakira.

"Ada yang perlu gue-"

"GUE BILANG MINGGIR, DEVAN!" bentak Shakira membuat Devan sedikit terkejut.

"Nggak, gue nggak akan turutin omongan lo."

"Lo pikir lo siapa?" tanya Shakira sinis, dia benar-benar muak dengan lelaki yang kini di hadapannya.

"Kali ini aja, Sha. Tolong.." ucap Devan lirih sembari memegang kedua tangan Shakira.

Shakira enggan menatap Devan. Menatap mata jernih milik Devan membuat Shakira semakin sakit hati mengingat kejadian tadi malam. Bukannya berlebihan. Tapi sungguh, rasanya sangat menyakitkan.

"Dev, kasih gue waktu," pinta Shakira.

"Oke. Tapi jangan risih kalo gue akan ikutin kemana pun lo pergi."

Shakira menghembuskan napasnya lelah, "oke, sepuluh menit. Di taman."

Devan tersenyum senang, rasanya sangat lega saat Shakira memberinya kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Setidaknya, Devan sudah berusaha. Bagaimana pun juga, Devan harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan.

Simpangan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang