Ch45 - Ruang musik

88 9 21
                                    

Now Playing
Devano Danendra - Menyimpan rasa

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

***

Emang ya, sesuatu yang nggak sehat itu selalu bikin candu. Contohnya kaya sekarang, di deket lo kaya gini nggak sehat buat kesehatan jantung gue, tapi anehnya gue selalu pengen di deket lo.

***

"Sendirian aja, Neng."

Shakira tersentak, ia memelankan langkahnya saat sebuah suara berhasil mengejutkannya.

"Nggak bosen-bosen lo ganggu gue?" tanya Shakira pada orang itu.

"Nggak tuh. Makanya, lo harus suka sama gue, biar lo nggak ngerasa keganggu," ucap Devan berhasil membuat Shakira jengah.

"Bodo amat," balas Shakira mempercepat langkahnya.

Devan tetap mengikuti Shakira, bahkan ia tidak memperdulikan umpatan-umpatan yang Shakira lontarkan untuknya. Sungguh, membuat Shakira kesal seperti sekarang memang sudah menjadi hobi Devan.

Shakira kesal, tentu saja. Niat awal Shakira ingin ke perpustakaan hancur seketika karena kehadiran Devan. Shakira berani bertaruh jika Devan akan tetap mengikuti kemana pun dia pergi. Tidak ada pilihan lain, dia membatalkan niatnya daripada pengunjung perpustakaan merasa terganggu karena kehadirannya bersama Devan.

"Kayanya lebih enak kalo jalannya gini deh, Sha." Devan menarik tubuh Shakira agar lebih mendekat ke arahnya. Laki-laki itu lalu melingkarkan lengannya pada pundak Shakira hingga membuat kepala Shakira menempel pada pundak Devan.

"Dev, lepas.." Shakira berusaha melepaskan lengan Devan dari pundaknya. Tapi nihil, tenaga Devan jauh lebih besar darinya.

"Gamau, orang enakan gini kok. Biar semua orang tau kalo lo milik gue," ucap Devan enteng.

Shakira diam. Dia sudah tidak tahu bagaimana lagi cara menanggapi Devan. Shakira bahkan tidak ingat kapan dia berani melawan Devan. Dia ingin melawan, dia ingin menegaskan jika dia tidak suka dengan Devan. Tapi percuma, keberaniannya selalu hilang saat bertatap muka dengan Devan. Oh, semoga saja Shakira tidak salah mengartikan semua ini

Keduanya terus berjalan tanpa tujuan yang jelas, Devan masih setia mengikuti kemana Shakira pergi. Tapi, Shakira sendiri mendadak lupa denah SMA Alexis. Jantungnya sudah tidak sepadan dengan irama langkahnya yang semakin lama semakin melambat. Detak jantungnya terasa sangat cepat.

"Mau kemana, Sha?" tanya Devan saat Shakira tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Shakira menatap Devan kemudian meringis, "nggak tau."

Simpangan RasaOnde histórias criam vida. Descubra agora