Now Playing
Devano Danendra - Ini akuDi play ya lagunya, biar lebih ngefeel. Kalo males muter berkali-kali, nanti di play nya pas bagian kedua aja hehe.
Oh iya, chapter ini ada bagian flashbacknya, jadi jangan bingung ♥️
Selamat menikmati cerita ^_^
***
Sepertinya, saat ini aku sudah mulai bergantung kepadamu.
***
Syifa masih menundukkan kepalanya, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menatap lawan bicaranya. Rasanya, melihat semut di lantai lebih menarik daripada menatap lelaki yang kini masih setia menunggu jawabannya.
"Maaf, Kak.." cicitnya.
"Kenapa?"
"Aku enggak akan bisa."
Arkan tertawa singkat, sebelum akhirnya ia menggenggam salah satu tangan Syifa.
"Kasih Kakak kesempatan, ya?" tanya Arkan sembari mengangkat dagu Syifa agar menatapnya.
Syifa terdiam. Dia benar-benar enggan untuk menatap mata Arkan. Sepulang sekolah tadi, Arkan menjemputnya ke kelas hingga membuat Shakira heran. Pasalnya, Arkan bahkan tega meninggalkan Shakira hanya untuk pulang bersama Syifa untuk yang kedua kalinya.
"Kak, enggak semudah itu.." kata Syifa gelisah.
"Kamu udah punya pacar?" pertanyaan yang Arkan lontarkan berhasil membuat Syifa tersentak.
"Bukan, Kak. Bukan karena itu-"
"Terus karena apa? Kasih Kakak penjelasan, Syif," sahut Arkan memotong pembicaraan Syifa.
Syifa diam. Entah sudah berapa kali dia hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari Arkan. Sebelumnya, Syifa memang sudah menyiapkan hati untuk semua ini. Dia sudah menduga ini akan terjadi.
"Maaf, Kak.."
Hanya kata maaf yang bisa Syifa ucapkan. Tapi sungguh, bukan hanya Arkan yang merasa sakit karena semua ini, tapi dirinya pun merasakan luka yang sama.
"Huh, menyedihkan ya. Padahal Kakak udah suka sama kamu dari tiga tahun yang lalu," ucap Arkan sembari menyenderkan punggungnya pada kursi.
Syifa semakin menundukkan kepalanya. Rasa sesak, sedih, marah, kecewa sangat mendominasi dirinya. Kata-kata Arkan beberapa menit lalu masih menguasai pikirannya hingga dia tidak bisa berpikir jernih untuk saat ini.
Flashback on
"Syif, boleh Kakak bilang sesuatu sama kamu?" tanya Arkan membuat Syifa spontan menengok ke arahnya.
"A-apa?" balasnya gugup.
Syifa meremat kedua tangannya, perasaannya mulai tidak tenang. Padahal, sebelumnya dia sudah menduga hal ini akan terjadi. Tapi ternyata semuanya tidak semudah apa yang dia bayangkan.
"Kakak suka kamu."
Deg. Syifa merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Keringat dingin mulai membasahi kedua telapak tangannya, bahkan untuk mengucapkan satu kata saja terasa sangat susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpangan Rasa
Teen FictionEND "Ternyata gue emang nggak bisa menang dari si cowok kampung itu ya." "Bahkan kalo dibandingin dari segi apapun, dia seribu kali lebih baik daripada lo." "Udahlah Sha, gue tuh nggak butuh bantuan lo, mending lo pergi jauh-jauh dari gue, enek gue...