END
"Ternyata gue emang nggak bisa menang dari si cowok kampung itu ya."
"Bahkan kalo dibandingin dari segi apapun, dia seribu kali lebih baik daripada lo."
"Udahlah Sha, gue tuh nggak butuh bantuan lo, mending lo pergi jauh-jauh dari gue, enek gue...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Sekarang, sudah tidak ada gunanya lagi menutupi semuanya. Aku hanya tidak ingin, kesempatan yang kumiliki kembali hilang karena kesalahanku sendiri.
***
"Dev, ini nggak salah?"
Sebelum menjawab pertanyaan Shakira, Devan terlebih dulu melepaskan helm yang masih dikenakan oleh Shakira semenjak mereka berdua turun dari motor.
"No, gue nggak salah."
"Jangan bilang-"
Devan mengangguk membuat Shakira menutup mulutnya karena terkejut. Dia menatap mata Devan berusaha mencari kebohongan, tapi sayangnya yang Shakira temukan hanyalah luka dan kejujuran. Devan benar-benar berkata jujur.
"Gladys udah nggak ada."
Tepat setelah Devan mengatakan itu, air matanya kembali turun, tapi secepat kilat, Devan menghapusnya dengan kasar. Shakira melihatnya, Shakira melihat dengan jelas jika Devan menangis meskipun lelaki itu menghapus air matanya secepat mungkin.
"Devan..."
Devan menoleh, sebisa mungkin dia tersenyum untuk menunjukkan jika dia baik-baik saja. Sudah cukup hanya dirinya yang terluka dan terpuruk karena kepergian Gladys. Devan tidak mau Shakira merasakan betapa hancur dirinya karena kehilangan Gladys untuk selamanya.