Ch6 - Devan lemah atau Devan kuat?

184 30 14
                                    

Selamat menikmati cerita teman-teman :)

"Lo bisa diem nggak sih?! Gue bilang enggak ya enggak!" bentak Shakira kepada lelaki yang kini menarik tangannya.

"Yaampun Shakira, kita udah lima jam di sini. Lo mau bolos sampe kapan sih," Devan mengacak rambutnya frustasi.

"Kalo lo mau turun ya turun aja, gue juga nggak nyuruh lo di sini terus kan." Ucap Shakira dengan nada lebih pelan dari sebelumnya.

Devan mendelikkan mata saat ia mendengar kalimat dari gadis pujaan hatinya.

"Nggak bisa! Gue nggak akan biarin lo di sini sendirian. Gue nggak mau kalo saking frustasinya, lo sampe nekat buat loncat ke bawah." Ucap Devan dengan menggelengkan kepalanya.

Shakria spontan memukul pundak Devan dengan kedua tangannya.

"Gue nggak segila itu bodoh." Caci Shakira.

Sedari tadi Devan terus memaksa Shakira untuk turun dari rooftop dan mengikuti pelajaran di kelas. Saat ini, matahari semakin terik yang membuat kulitnya serasa terbakar. Bukannya Devan takut kulitnya hitam, tetapi ia memikirkan gadis yang kini di sampingnya. Shakira bahkan sama sekali tidak terganggu dengan panasnya matahari.

"Ayolah, Sha. Emang lo nggak takut dihukum apa?" bujuk Devan tanpa mengenal lelah.

Sebenarnya, ia akan dengan senang hati menemani di mana pun Shakira berada. Tetapi, kondisi perutnya saat ini memang tidak bisa diajak kerja sama. Sedari pagi, ia bahkan tidak menyuapkan nasi sedikit pun dan saat ini sudah waktunya untuk makan siang membuat badannya semakin terasa lemas. Devan memang memiliki riwayat maag, tetapi beberapa tahun belakangan ini ia tidak pernah kambuh dan sekarang maagnya kambuh di waktu yang sangat tidak tepat.

Devan semakin meremas perut bagian atasnya saat rasa sakit itu semakin membuat tubuhnya hilang kendali. Keringat dingin mulai membanjiri pelipisnya ditambah lagi efek dari sengatan matahari.

Shakira menolehkan kepalanya ke arah di mana Devan mengerang kesakitan tanpa suara. Dia seketika merasa panik saat melihat wajah pucat pasi dari seorang Devan yang terkenal dengan wajah cool nya.

"Eh eh, lo kenapa!" teriak Shakira menyiratkan kepanikan.

"Nggak papa, emang gue kenapa?" Devan bersikap seolah tidak terjadi apapun.

Devan merasa harga dirinya turun 180 derajat jika ia mengeluh kesakitan di depan gadis yang disukainya. Hilang sudah sikap gentle nya jika Shakira mengetahui kondisinya saat ini. Itu pikir Devan.

"Nggak papa gimana sih! Jelas-jelas lo pucet gitu." Shakira mendekatkan dirinya untuk mengecek suhu tubuh Devan.

Suhu tubuh Devan memang normal, Shakira paham itu. Tetapi, tatapan Shakira beralih ke arah kedua tangan Devan yang meremas perutnya. Ia pun sadar jika Devan tengah menahan sakit di bagian lambungnya.

"Lo punya maag?" tanya Shakira dengan tatapan menyelidik.

Devan tidak menjawab, ia hanya diam. Keterdiaman Devan membuat Shakira gemas hingga ia menarik telinga lelaki itu.

"Aduh, Sha, sakit tau!" Devan meringis kesakitan.

"Ya makanya kalo ada orang tanya tuh dijawab, kayak nggak punya mulut aja," ketusnya.

Devan menghembuskan napas pasrah.

"Gue belum makan dari pagi, tadinya gue pengen ke kelas lo buat ngajak sarapan. Gue sengaja berangkat lebih awal buat itu, tapi ekspetasi gue langsung hancur karena kejadian tadi pagi," terang Devan yang kini telah menetralkan rasa sakitnya.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now