Ch8 - Izin pacaran

144 30 15
                                    

Selamat menikmati cerita ^_^

Di perjalanan, Shakira hanya diam dan menatap lurus jalanan di depan. Devan yang tidak bisa dengan suasana canggung pun menghidupkan radio yang ada di mobil, tetapi Shakira masih betah dengan keterdiamannya.

"Sha," panggil Devan.

"Apaan," Shakira memutar kepalanya menghadap Devan.

"Jangan diem aja napa sih, gabut nih gue."

"Lo tuh lagi nyetir, gimana ceritanya lo bisa gabut," Shakira berkata dengan malas.

"Ya jangan diem aja dong," Devan masih berusaha membuat suasana di antara mereka tidak canggung. Berbeda dengan Shakira yang terlihat biasa saja.

"Lo mau gue teriak di mobil lo?" tanya Shakira.

"Ya udah iya," akhirnya Devan memilih untuk fokus dengan jalanan yang mulai senggang karena ini memang bukan waktunya pegawai kantor pulang kerja.

Devan melirik Shakira, gadis itu terlihat sedikit pucat. Bibir yang biasanya berwarna merah muda kini berubah menjadi pink pucat, seperti orang sakit.

Beberapa menit kemudian, Devan menghentikan kendaraan roda empatnya di sebuah cafe yang terlihat elegan dengan nuansa romantis ala remaja.

"Ini kita mau ngapain?" rupanya Shakira belum sadar tujuan Devan membawanya kemari.

"Ya mau makan, kan kita daritadi belum makan. Udah ayo turun, gue yang bayar," ucap Devan.

"Sombong banget sih," ketus Shakira.

Saat Shakira ingin membuka pintu mobil, Devan dengan cekatan menahan tangannya hingga membuat Shakira berdecak sebal.

"Aduh! Apalagi sih!" bentak Shakira. Untung saja Devan sudah terbiasa dengan sikap Shakira yang satu ini.

"Seatbelt lo belum dilepas," Devan segera merapatkan tubuhnya ke arah Shakira. Dengan tangan gemetar, Devan berusaha membuka kaitan seatbelt yang ada di sebelah tubuh Shakira. Jarak wajah mereka memang tidak dekat, tetapi hal itu berhasil membuat jantung Devan lari-lari di tempatnya.

"Udah kan?" tanya Shakira saat melihat Devan telah menyelesaikan kegiatannya, dan dengan segera ia membuka pintu yang ada di sebelah kirinya.

"Huft, untung sayang. Sabar Devan sabar, pasti lo bisa dapetin tuh cewek jutek," keluh Devan saat melihat kaki jenjang Shakira berjalan menuju cafe tanpa memperdulikan dirinya yang masih berada di dalam mobil.

Mereka memilih duduk di sudut cafe dekat jendela, bisa menikmati ramainya kota Jakarta dari dalam, dan bisa melihat bagaimana bintang saling memancarkan sinarnya masing-masing.

"Gue samain aja kayak lo, lagi males mikir," ucap Shakira saat melihat pelayan menghampiri keduanya dengan daftar menu yang berada di tangannya.

Devan memandang Shakira dengan aneh, memang iya memesan makanan perlu mikir? Atau otak Devan yang selama ini tidak digunakan sepenuhnya untuk berpikir. Gadis aneh, pikir Devan.

Akhirnya, dengan sedikit terpaksa, Devan menyebutkan menu makanan kesukaannya. Terserah Shakira suka atau tidak, yang penting dia kenyang. Maaf, Shakira, kali ini Devan mengabaikanmu karena perutnya memang sangat lapar.
                              
                                      ***

"Gue seneng deh, Sha," ucap Devan dengan wajah sumringah.

Shakira hanya mengernyitkan dahinya saat mendengar kalimat Devan. Devan yang sadar dengan kebingungan Shakira pun semakin memperlebar senyumannya.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now