Ch1 - Pertengkaran

1K 58 53
                                    

Happy reading ^_^
Jangan lupa ditambahin ke perpustakaan pribadi kalian yaa :)

Bugh! Bugh! Bugh!

Suara pukulan terdengar nyaring membuat semua orang yang melihatnya bergidik ngeri. Devan melayangkan pukulan pada wajah seseorang yang membuat seseorang tersebut seolah tak memiliki tenaga lagi untuk melawan. Bukan, bukannya orang itu kalah, melainkan orang itu sengaja mengalah karena dia berpikir melawan seorang Devan pun percuma baginya.

"Lo tuh nggak ada kapok-kapoknya ya. Berani banget lo celakain Gladys!" teriak Devan kepada seseorang yang nyaris pingsan jika saja orang itu tak sekuat tenaga menahan kelopak matanya agar tetap terbuka.

"Udah berapa kali gue bilang kalo gue nggak celakain dia," sambungnya "gue bahkan nggak kenal siapa dia."

"Gue nggak peduli, yang jelas lo harus dapetin hukuman yang setimpal," ujar Devan.

Ketika dia hendak melayangkan pukulannya yang kesekian kali, rintihan di belakangnya membuatnya urung. Devan membalikkan tubuhnya, dan seketika sadar bahwa dia telah melupakan keadaan seseorang yang selalu dia lindungi. Devan merasa tubuhnya kaku ketika dia melihat cairan berwarna merah segar mengalir dari dahi sang gadis.

"Tolong berhenti, dia nggak salah. Lagian ini juga salah aku yang nggak liat-liat jalan," rintih seorang gadis bermata coklat terang tersebut.

"Astaga Gladys! Dahi kamu berdarah, nggak-nggak ini nggak bisa dibiarin. Si kampung itu udah bikin kamu kayak gini. Gimana aku nggak marah coba!" teriak Devan frustasi.

"Aku nggak apa-apa, mendingan sekarang kamu minta maaf sama dia," ujar Gladys.

"Apa kamu bilang? Aku minta maaf sama cowok miskin kayak dia? Nggak, nggak akan pernah, Dys," ujar Devan menyahut "Aku bakal bikin perhitungan sama dia karena udah bikin kamu luka kayak gini."

Devan kembali menyerang lelaki yang sudah lemah tak berdaya tersebut dengan membabi buta. Ketika dia hendak melayangkan pukulan di pelipisnya, teriakan seseorang seketika membuat Devan menghentikan pergerakannya.

"Devan! Lo gila ya?! Lo mau bikin anak orang mati, hah?!" teriak seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda yang membuatnya terlihat imut.

"Sha, kenapa lo bisa ada di sini?" ujar Devan terlihat shock melihat kedatangan gadis tersebut.

"Nggak penting lo tau kenapa gue bisa ada disini, yang jelas lo bener-bener gila. Lo tuh sadar nggak sih lo ngelakuin apa hah?! Kenapa lo selalu aja nyerang seseorang yang lemah?! Lo ngerasa punya segalanya?! Iya?!" teriak gadis tersebut sembari menahan tangisnya.

"Shakira, please dengerin penjelasan gue dulu. Ini nggak kayak apa yang lo liat," ujar Devan.

"Lo selalu ngomong gitu, tapi nyatanya apa? Semua udah jelas, Dev, Agas udah sekarat kayak gitu dan lo masih nyerang dia!" ujar Shakira saat melihat lelaki yang sudah terbaring lemah.

Saat Devan dan Shakira berdebat, Gladys berjalan perlahan menghampiri mereka.

"Dev, ayo kita pulang aja. Aku udah nggak kuat," ujar Gladys yang terlihat menahan rasa sakitnya.

"Ck, tahan sebentar ya, Dys. Aku pasti obatin kamu, tapi tolong tunggu sebentar," Devan berkata sembari menggenggam tangan Gladys yang sudah dingin.

"Sha, maaf, tapi kali ini gue belum bisa jelasin yang sebenernya. Gue janji besok akan jelasin semuanya," sambungnya.

"Terserah, yang jelas gue muak sama lo," ujar Shakira lalu melangkahkan kakinya ke arah lelaki yang terlihat menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

"Gas, lo nggak apa-apa kan? Bagian mana yang sakit? Duh, kenapa bisa jadi kayak gini sih? Tunggu bentar ya, gue cari apotik deket sini dulu."

Saat Shakira hendak bangkit, suara Agas membuatnya urung.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now