Ch68 - Hilang

69 8 2
                                    

Now Playing
Acha Septriasa - Sampai menutup mata

Selamat menikmati cerita ^_^

Selamat menikmati cerita ^_^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Seharusnya aku sadar, aku tidak pantas untuk berharap pada sesuatu yang aku sendiri tidak tahu akhirnya seperti apa.

***

"Shakira..."

Semua yang ada di ruangan kompak menoleh ke arah Devan. Kecuali Arkan, yang memang sejak Devan berdiri di depan pintu, dia sudah sadar akan kehadirannya.

Marisa dan Feri, orang tua Shakira spontan menyingkir untuk memberi ruang bagi Devan.

"Sha, gue disini..." lirihnya sedikit terbata.

Air mata Devan langsung turun membasahi pipinya saat melihat keadaan Shakira. Tangannya dia gunakan untuk menggenggam tangan Shakira dan mengecupnya berulang kali.

"Tenang, Devan," ucap Marisa menenangkan.

Devan menolehkan kepalanya sekilas ke arah Marisa, lalu menggeleng pelan. Bagaimana dia bisa tenang ketika dia tahu jika keadaan Shakira semakin memburuk.

Harusnya, Devan tahu ini. Harusnya, Devan sadar akan hal ini. Karena sebelum dia meninggalkan Shakira, dia sudah menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri keadaan Shakira yang tiba-tiba down. Bodohnya, Devan malah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata karena dia juga mendengar kabar jika Gladys tengah kritis.

Setelah Arkan mengiriminya pesan tadi, rasanya jantung Devan seperti berhenti berdetak. Tidak ada hal lain yang ada di pikirannya selain Shakira. Saat itu Devan hanya ingin berlari dan menemui Shakira.

"Shakira kritis, kalo lo emang cinta sama dia, gue harap lo tau apa yang harus lo lakuin."

Devan ingat betul rentetan kata yang ditulis Arkan di pesannya tadi. Kalimatnya terkesan biasa, tapi Devan tahu jika ada peringatan tersembunyi di kalimat tersebut.

"Devan minta maaf..." ucap Devan menatap ke arah orang tua Shakira.

Marisa dan Feri yang sadar jika kalimat Devan tertuju untuk mereka berdua hanya tersenyum tipis untuk menanggapi.

"Bukan salah kamu, Devan," balas Marisa mencoba tenang meskipun jauh dalam lubuk hatinya terdapat ketakutan yang teramat dalam.

Sedangkan di sudut ruangan, Agas hanya menatap datar ke arah Devan. Tatapan matanya tidak terlihat tajam, tapi bagi Andre, yang memang sedari tadi melihat perubahan pada Agas pun sadar, jika tatapan Agas terlihat seperti tidak rela dan ada rasa takut di dalamnya.

Simpangan RasaWhere stories live. Discover now